Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Showing posts with label MAG. Show all posts
Showing posts with label MAG. Show all posts

Monday, April 4, 2022

Tanda Pengerjaan Pada Gambar Kerja

TANDA PENGERJAAN
Tujuan

Setelah mempelajari bahan dalam bab ini, seharusnya Anda dapat:
1. Menyebutkan fungsi dari tanda pengerjaan.
2. Merencanakan berbagai tanda pengerjaan pada gambar kerja.
3. Mempergunakan tanda pengerjaan pada gambar kerja.

1. Fungsi Tanda Pengerjaan
Permukaan benda kerja memegang peran yang penting dalam perencanaan mesin, terutama untuk memperhitungkan gesekan, pelumasan, keausan, dan sebagainya. Untuk itu teknisi harus memenuhi syarat permukaan yang dikehendaki oleh perencana atau pemesan. Agar teknisi dapat memenuhi permukaan yang sesuai, maka karateristik permukaan harus tercantum dalam gambar teknik mesin, sehingga teknisi bisa mengerti permukaan apa yang diinginkan.
Untuk menghasilkan permukaan yang sesuai, maka pada gambar kerja perlu adanya tanda-tanda pengerjaan yang dinormalisasi yang diletakkan pada bagian-bagian dikehendaki permukaannya. Pelaksanaan penempatan tanda pengerjaan ini juga mengharuskan perpanjangan pada sebelah kanan sebagaimana gambar  dibaca.  Simbol  dasar dari tanda pengerjaan ini terdiri dari dua garis
dengan ketinggian yang tidak sama dengan perbandingan 1 : 2 yang membentuk sudut 60o satu sama lain (lihat Gambar 37).
Gambar 37. Lambang pengerjaan bebas dan tidak dikerjakan

Tidak semua permukaan benda dikerjakan dengan mesin. Ada kalanya karena sesuatu hal permukaan tersebut tidak dikerjakan, atau dibiarkan saja dan juga bisa permukaan tersebut tidak boleh dibuang, karena ukurannya sudah sangat pas. Konfigurasi permukaan yang bebas dikerjakan dengan mesin apapun dan permukaan yang tidak diijinkan untuk dikerjakan adalah seperti terlihat pada Gambar 37.
Gambar 37. Simbol dasar tanda pengerjaan
 
2.  Penulisan Tanda Pengerjaan
Pengerjaan permukaan yang mendapat pengerjaan mesin harus dicantumkan dengan keterangan pada simbol dasar yang berbentuk segi tiga. Adapun pengembangan spesifikasi dari penulisan simbol yang telah diberi keterangan adalah seperti terlihat pada Gambar 38 di bawah ini.

Gambar 38.  Simbol tanda pengerjaan dan keterangannya

Arah pengerjaan permukaan benda kerja sangat tergantung pada selera dan kehalusan (kekasaran) yang diinginkan. Harga kekasaran dan kelas kekasaran untuk beberapa nilai adalah seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah ini.

 Tabel 5. Harga dan kelas kekasaran
Berkaitan dengan arah pengerjaan mesin, dibedakan menjadi enam bentuk arah. Adapun simbol simbol (lambang) arahnya adalah seperti terlihat pada Tabel 6 di bawah ini. Untuk nilai kelas kekasaran dari beberapa cara pengerjaan mesin adalah seperti terlihat pada Tabel 7.
 

Tabel 6. Lambang arah pengerjaan permukaan

Tabel 7. Kategori kekasaran berdasarkan pengerjaan mesin


Thursday, March 17, 2022

Jenis-Jenis Logam Dalam Dunia Teknik atau Industri

1.3   JENIS-JENIS LOGAM
Pada garis besarnya logam digolongkan menjadi dua, yaitu logam besi (ferro)  dan  logam  non ferro.  Logam  besi  terdiri  dari  baja,  baja  tuang,  paduan besi. Untuk logam non ferro dikelompokkan menjadi dua, yaitu logam berat dan logam ringan. Logam berat murni terdiri dari tembaga, timah putih, seng, timah hitam,  nikel,  wolfram,  dan  lain-lain.  Sedangkan  contoh  logam  berat  paduan adalah  kuningan,  perunggu  dan  patri.  Logam  ringan  murni  terdiri  dari aluminium,  perunggu,  berylium.


Contoh  logam  ringan  paduan  adalah  anti corodal, aluman dan avional.
Dari semua golongan logam dapat dibedakan menjadi lima bagian yaitu:
(a).   Logam berat adalah apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3
Misalnya : nikel, kromium, tembaga, timah, seng, dan besi.
(b).   Logam ringan adalah apabila berat jenisnya kurang dari 5 kg/dm3
Misalnya : aluminium, magnesium, natrium, titanium, danlain- lain. 
(c).   Logam mulia adalah logam mempunyai sifat-sifat khusus seperti:Tahan terhadap bahan kimia, tahan terhadap korosi, dll.Contoh: Emas (Au), Platina (Pt), Perak (Ag).. mIsalnya:  emas, perak dan platina.
(d).  Logam refraktori yaitu logam tahan api. Misalnya : wolfram, molebdenum, dan titanium.
(e).   Logam radioaktif . misalnya : uranium dan radium.

1.3.1   LOGAM FERRO
Logam ferro yang dimaksud disini adalah logam besi. Logam besi dalam pemakaiannya  terlampau  lunak,  sehingga  dipadukan  dengan  zat  arang  untuk mendapatkan  sifat  kekerasan.  Adapun  menurut  pembagiannya  logam  ferro dibagi menjadi:

a.  Besi Tuang
Komposisi: Campuran besi dan karbon, kadar karbon sekitar 4% 
Sifat:  Rapuh,  tidak  dapat  ditempa,  baik  untuk  dituang,  kuat  dalam pemadatan, lemah dalam tegangan Penggunaan: Alas mesin, meja datar, badan ragum, bagian-bagian mesin 
bubut, blok silinder, cincin torak. 

b.  Besi Tempa
Komposisi: 99% besi murni dengan sidikit kotoran.
Sifat:  Dapat  ditempa,  liat,  tidak  dapat  dituang,  tetap  seperti  adonan  bila 
dipanasi.Penggunaan: Rantai jangkar, kait keran, landasan kerja plat.

c.  Baja Lunak
Komposisi: Campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,1% - 0,3%.
Sifat: Dapat ditempa, liat.
Penggunaan:  Mur,  baut,  sekrup,  pipa,  keperluan  umum  dalam pembangunan.

d.  Baja Karbon Sedang
Komposisi: Campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,4% - 0,6%.
Sifat: Lebih kenyal daripada keras
Penggunaan: Benda kerja tempa berat, poros, rel baja

e.  Baja Karbon Tinggi
Komposisi: Campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,7% - 1,5%.
Sifat: Dapat ditempa, dapat disepuh keras dan dimudakan, mudah ditempa.
Penggunaan: Kikir,  pahat, gergaji, tap, stempel, alat-alat mesin bubut dan sebagainya.

f.  Baja Cepat Tinggi
Komposisi:  Baja  karbon  tinggi  ditambah  nikel  atau  kobal,  chrom  atau tungsten.
Sifat: Rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kerasnya, dapat disepuh keras dan dimudakan.
Penggunaan: Mesin bubut, alat-alat mesin, mesin bor dan sebagainya.

Dari semua jenis logam dapat digolongkan menjadi logam murni dan logam paduan. Logam paduan artinya logam yang dicampur dengan logam lainatau bahkan dicampur dengan bukan logam.

Dalam penggunaan dan pemakaian pada umumnya, logam tidak merupakan logam murni melainkan logam paduan. Logam murni dalam pengertian ini adalah logam yang tidak dicampur dengan unsur lainnya atau pengertianlain yaitu yang diperoleh dari alam (hasil tambang) dalam keadaan murni dengan kadar kemurnian 99,99 %.

Dengan memadukan dua logam atau lebih dapat diperoleh sifat-sifat yang lebih baik dari pada logam aslinya. Memadukan dua logam yang lemah dapat diperoleh logam paduan yang kuat dan keras. Misalnya tembaga dan timah, keduanya adalah logam yang lunak, bila dipadukan menjadi logam yang keras dan kuat dengan nama perunggu. Besi murni adalah bahan yang lunak sedangkan zat arang (bukan logam) adalah bahan yang rapuh, paduan besi dengan zat arang menjadi baja yang keras dan liat.


1.3.2   LOGAM NON FERRO
Logam  Non  Ferro  disebut  juga  dengan  logam  bukan  besi, karena  tidak mempunyai  kandungan  besi  (Fe).  


Dari logam non ferro berat yang penting dalam paduan disebut tembaga, timah dan timbal. Dalam paduan ini dapat digunakan logam-logam berat sebagai unsure  paduan  seperti  seng,  antimon,  perak,  emas  dan  cadmium.  Logam  non ferro  berat  nikel,  molibden  dan  wolfram  merupakan  elemen  penting  sebagai elemen paduan dalam baja.

Logam  non  ferro  ringan  yang  penting  dalam  paduannya  disebut aluminium dan maknesium. 

Sifat  mekanik  logam  non  ferro  pada  umumnya  tidak  baik,  tetapi  hal  ini dapat  diperbaiki  dengan  paduan.  Sedangkan  pada  umumnya  logam  non  ferro tahan terhadap korosi, hal ini disebabkan kulit korosi yang kuat. Beberapa logam non  ferro  seperti  tembaga  dan  aluminium  mempunyai  daya  penghantar  panas dan  daya  penghantar  listrik  yang  baik.  Yang  termasuk  jenis  logam  non  ferro antara lain:

a.  Tembaga 
Warna: Coklat kemerah-merahan.
Sifat: Dapat ditempa, liat, penghantar panas dan listrik yang baik, kukuh.
Penggunaan:  Suku  bagian  listrik,  pemipaan,  alat-alat  dekorasi  dan sebagainya.

b.  Aluminium
Warna: Biru Putih
Sifat: Dapat ditempa, liat, bobot ringan, penghantar yang baik, baik untuk dituang.
Penggunaan:  Alat-alat  masak,  reflector,  industri  mobil,  industri  pesawat terbang.

c.  Timbel
Warna: Biru kelabu. 
Sifat: Dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi air dan asam, bobot sangat berat.
Penggunaan: Kabel, baterai, bubungan atap.

d.  Timah
Warna: Bening keperak-perakan.
Sifat: Dapat ditempa, liat tahan korosi.
Penggunaan:  Melapisi  lembaran  baja  lunak  (pelat  timah),  industri pengawetan.

1.3.3  CAMPURAN NON FERRO
Campuran  non  ferro  ini  merupakan  campuran  antara  logam  non  ferro berat maupun logam non ferro ringan. Yang termasuk campuran non ferro antara lain:

a.  Loyang
Komposisi: Tembaga 65%, seng 35%.
Sifat: Empuk, lunak.
Penggunaan: Batang, kawat, sekrup, paku keeling, tuangan.

b.  Perunggu Fospor
Komposisi: Tembaga 90%, timah 9%, fosfor 1%.
Sifat: Kenyal, tahan korosi dengan baik.
Penggunaan: Bantalan mesin, pompa air.

c.  Duralumin
Komposisi: Aluminium 95%, tembaga 4%, mangan 1%.
Sifat: Dapat ditempa, liat, dapat dipukul dengan palu, direntangBobot: Ringan, kukuh.
Penggunaan: Pesawat terbang, suku bagian kendaraan, paku keling, mur, baut.

d.  Pelat Timah
Lembaran  tipis  baja  lunak  dilapis  timah  pada  kedua  belah  sisi  dan  pada semua tepinya. Harus berhati-hati benar dalam menangani dan menyimpan pelat  timah.  Lembaran  pelat  timah  harus  disimpan  dengan  kertas  atau bahan  lain  yang  sesuai  di  antara  setiap  pelat  untuk  mencegah  lepasnya lapis timah karena sesuatu hal. Bila lapis timah hilang akan timbul karatan. 

Pelat  timah  harus  diberi  tanda  dengan  pensil  tajam  dan  dipotong  tepat menurut  garis  itu.  Tepi  potongan  harus  dilapis  dengan  pateri,  juga  untuk mencegah terjadinya karatan. Bila tepi potongan berada pada sambungan, maka pematerian tepi dilakukan pada waktu memateri sambungan.Pelat  timah  sama  sekali  tidak  boleh  dipukul  dengan  martil.  Harus dipergunakan  kayu  keras  atau  martil  kayu.  Landasan  pande  timah  atau potongan-potongan kayu keras yang sesuai bentuknya dapat dipergunakan sebagai sarana pembentuk.


Monday, November 23, 2020

Prisip-Prinsip Pengelasan " Las Oksi Asetilen, Las Busur Tungsten Gas Mulia Dan Las Busur Logam Gas"

 D. Las Oksi Asetilen (Oxyacetilene Welding)
Pada las oxycetilene, panas dihasilkan dari rekasi pembakaran anatara gas acettylene dengan oksigen. Nyala yang dihasilkan terdiri dari dari 2 daerah/zona, yaitu:
Daerah pembakaran primer (primary combution)
Menghasilkan panas sekitar 1/3 dari total panas pembakaran sempurna.
C2H2 + O2(Silinder) = 2CO +H2
Daerah pembakaran sekunder yang terjadi setelah pembakaran primer berlangsung
2CO + O2 (atmosfir) = 2CO
H2 + 1/2 O2(atmosfir) = H2O

Sifat-sifat nyala:
1. Netral
Jika jumlah gas C2H; dan O2 sesuai dengan perbandingan stoichiometry

2. Reduksi
Jika terjadi kelebihan C2H2 sehingga terjadi pembakaran tak sempurna. Nyala api ini biasanya digunakan untuk pengelasan aluminium, magnesium dan untuk mencegah lepasnya karbon (decarburization) pada baja karbon tinggi.
Gambar 1.4 Jenis-jenis nyala api (www.alibaba.com/weldingconsumable.htm)

3. Oksidasi
Jika terlalu banyak oksigen terjadi pembakaran tak sempurna. Nyala ini biasanya digunakan unsur-unsur yang mudah menguap waktu pengelasan seperti zinc atau kuningan (paduan Cu-Zn) melalui pembentukan lapisan oksida.

Kelebihan
Peralatan lebih sederhana, murah dan mudah dipindah (portable) sehingga banyak digunakan untuk tujuan pemeliharaan (maintenance) dan reparasi (repair).

Kelemahan
Karena masukan panas (heat input) dan kecepatan pengelasan rendah sedangkan harga ( q/v ) tinggi maka daerah terpengaruh panas atau heat affected zone (HAZ) menjadi lebar dan terjadi perubahan dimensi (distorsi).

Las oxiacetylin selain berfungsi untuk pengelasan juga sangat banyak dignakan untuk melakukan pemotongan bahan. Kedua proses ini hampir sama tetapi berbeda dalam pengaturan nyala api atau kebutuhan karbidnya. Holder atau pemegang las juga berbeda namun secara prinsip dalaha sama.

Beberapa produk hail pemotongan banyak dipakai untuk tujuan praktis mauapun parsial atau bagian per bagian. Untuk tujuan parsial biasanya produk hasil pemotongan masih dirangkai lagi untuk tujuan tertentu dan biasanya disambung dengan mengunakan las atau menggunakan penyambungan model yang lain misalnya mur dan baut. Untuk tujuan praktis biasanya produk hasil pemotongan biasanya dapat langsuang dipakai dengan melakukan finishing sederhana.

E. Las Busur Tungsten Gas Mulia (Gas Tungsten Arc Welding/GTAW)
Proses pengelasan di mana sumber panas berasal dari loncatan busur listrik antara elektroda terbuat dari wolfram/tungsten dan logam yang dilas. Pada pengelasan ini logam induk (logam asal yang akan disambung dengan metode pengelasan biasanya disebut dengan istilah logam induk) tidak ikut terumpan (non consumable electrode). Untuk melindungi electroda dan daerah las digunakan gas mulia (argon atau helium).

Sumber arus yang digunakan bisa AC (arus bolak-balik) maupun DC (arus searah). Untuk sumber arus searah ada jenis 2 jenis polaritas yaitu :
Schema of gas tungsten arc-welding

Gambar 1.1 Schema of gas tungsten arc-welding (www.weldingengineer.com)

1. Polaritas lurus atau direct current straight polarity (DCSP)
Jika logam induk dihubungkan dengan kutub positif (+) dari sumber tenaga (power supply)

2. Polaritas balik atau direct current reverse (DCRP)
Jika benda kerja disambung dengan kutub negatif (-) sumber tenaga.

Polaritas Lurus
Elektron dari elektroda tungsten mengalir ke benda kerja dengan kecepatan tinggi dan menghasilkan panas yang tinggi pada benda kerja. Ini menyebabkan terbentuknya kolam logam cair (weld pool) yang sempit dan dalam.

Polaritas Terbalik
Panas terjadi pada elektroda tungsten sehingga diperlukan elektroda yang besar dengan pendinginan air yang baik, Polaritas balik menghasilkan kolam logam cair yang lebar tetapi dangkal. Metoda ini biasanya digunakan pada pengelasan untuk bahan yang cenderung mudah teroksidasi seperti Al atau Mg.
Arus bolak-balik (AC).
Arus bolak-balik banyak digunakan pada sumber tenaga (power supply) yang modern yang mempunyai kemampuan untuk membentuk square-wave AC (arus bolak-balik gelombang persegi) dan wave balancing.

Keuntungan arus bolak-balik gelombang persegi adalah untuk menghindari terjadinya arus nol pada daerah transisi (+) ke (-) sehingga busur akan lebih stabil. Pergeseran kurva sinusoidal baik pada daerah (+) maupun ( - ) dimaksudkan untuk tujuan khusus, misalnya untuk penetrasi digunakan polaritas lurus sedangkan untuk pembersihan digunakan polaritas terbalik.

F. Las Busur Logam Gas (Gas Metal Arc Welding)
Proses pengelasan di mana sumber panas berasal dari busur listrik antara elektroda yang sekaligus berfungsi sebagai logam yang terumpan (filler) dan logam yang dilas. Las ini disebut juga metal inert gas (MIG) welding karena menggunakan gas mulia seperti argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam cair.

Keuntungan:
Perpindahan logam cair dari elektroda terumpan (consumable electrode) dapat diatur melalui kombinasi yang sesuai antara komposisi gas, jenis sumber tenaga, elektroda, arus, tegangan dan kecepatan kawat pengumpan (filler).
Skema las GMAW

Gambarr 1.2 Skema llas GMAW ((www..welldiing..com)
Keterangan gambar 1.2 :
1. Kecepatan pengelasan 5. Kolam las (weld pool)
2. Pengumpan filler/elektroda 6. Logam las (weld metal)
3. Filler/elektroda 7. Logam induk (based metal)
4. Inert gas

Berbeda dengan pengelasan GTAW, pada pengelasan GMAW lebib banyak menggunakan polaritas balik (DCRP) karena akan menghasilkan busur listrik yang stabil, perpindahan logam cair yang kontinyu dan penetrasi yang baik.

Sunday, November 22, 2020

Prisip-Prinsip Pengelasan "Deskripsi Umum Las, Klasifikasi Cara Pengelasan Dan Las Busur Listrik"

Pengelasan merupakan salah satu jenis penyambungan diantara penyambungan yang lain seperti baut dan keling. Berbeda antara keduanya bahwa pengelasan membutuhkan perhatian yang khusus diantaranya adalah jenis pengelasan, klasifikasi pengelasan, dan karakteristiknya. Bab ini bertujuan membahas permasalahan pengelasan yang paling mendasar yaitu deskripsi umum tentang las, sejarahnya, klasifikasi las, serta beberapa hal yang terkait dengan cara pengoperasian dan perlengkapan las.

Prisip-Prinsip Pengelasan "Deskripsi Umum Las, Klasifikasi Cara Pengelasan Dan Las Busur Listrik"

A. Deskripsi Umum Las

Menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadan cair.dari definisi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa las adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis yang sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan.

B. Klasifikasi Cara Pengelasan

Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut bekerja dan bentuk pemanasannya (Wiryosumarto, dkk, 2000). Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja dapat dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu :

1. Pengelasan cair.

Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.

2. Pengelasan tekan.

Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

3. Pematrian.

Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair.

C. Las Busur Listrik

Las busur listrik adalah cara pengelasan dengan mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Klasifikasi las busur listrik yang digunakan hingga saat ini dalam proses pengelasan adalah las elektroda terbungkus.

Prinsip pengelasan las busur listrik adalah sebagai berikut : arus listrik yang cukup padat dan tegangan rendah bila dialirkan pada dua buah logam yang konduktif akan menghasilkan loncatan elekroda yang dapat menimbulkan panas yang sangat tinggi mencapai suhu 5000 0C sehingga dapat mudah mencair kedua logam tersebut.

Proses pemindahan logam cair seperti dijelaskan diatas sangat mempengaruhi safat maupun las dari logam, dapat dikatakan bahwa butiran logam cair yang halus mempunyai sifat mampu las yang baik. Sedangkan proses pemindahan cairan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Selama proses pengelasan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda sebagai zat pelindung yang sewaktu pengelasan ikut mencair. Tetapi karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan logam yang dicairkan, maka cairan fluks tersebut mengapung diatas cairan logam dam membentuk terak sebagai penghalang oksidasi. Dalam beberapa fluks bahan tidak terbakar, tetapi berubah menjadi gas pelindung dari logam cair terhadap oksidasi

Pengelasan adalah suatu proses di mana bahan dengan jenis yang sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dan pemakaian panas dan tekanan. Salah satu proses yang paling banyak digunakan pada sambungan struktur adalah las cair (fusion welding). Las cair ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber panas yang digunakan menjadi 3 kelompok yaitu las gas (gas welding), las busur (arc welding) dan las sinar energi tinggi (high energy beam welding).
1. Las gas Las gas oksi asetilen (oxyacetilene gas welding/OAW)
2. Las Busur Las busur tungsten gas (gas tunsten arc welding/GTAW)
Las busur logam gas (gas metal arc welding/GMAW)
Las busur elektroda terbungkus (shielded metal arc welding/SMAW)
Las busur rendarn (submerged arc welding/SAW)
Las terak listrik (electrosiag welding/ESW)
Las busur plasma (plasma arc welding/PAW)
3. Las sinar Las sinar elektron (Electron beam welding/EBW)
Energi tinggi Las sinar laser (Laser beam welding)

Sunday, September 27, 2020

Pemahaman Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak

Mengelas merupakan salah satu hal yang biasa dilakukan orang untuk menyatukan atau menyambungkan benda dengan bahan dasar dari logam, untuk menjadi satu bagian padu dan kembali utuh. Mengelas memerlukan sebuah alat las serta juga peralatan pelengkap lainnya untuk digunakan menyambungkannya.

Namun pada pembahasan kali ini tidak akan membahas mengenai cara mengelas menggunakan mesin las interver lakoni, melainkan membahas mengenai cara memperbaiki mesin las listrik atau inveter lakoni yang mengalami kerusakan. Kita semua pastinya dituntut untuk dapat memperbaikinya tidak hanya bisa menggunakan alatnya saja. Oleh karena itu kenali dan pahami masalah apa terjadi terlebih dahulu.

Kerusakan merupakan kejadian yang pastinya tidak di inginkan oleh siapapun, namun namanya juga alat pastinya memiliki umur atau waktu tertentu. Seperti akan kami bahas kali ini mengenai alat las merk lakoni yang mengalami beberapa masalah atau kerusakan dan cara memperbaikinya. Pastinya ada saja sebuah masalah akan terjadi ketika sedang menggunakan suatu alat.

Namun sebelum mulai memperbaiki mesin las interver lakoni, mesti pahami terlebih dahulu masalah apa yang terjadi pada mesin las. Selain itu juga pahami rangkaian-rangkaian dari mesin las lakoni yang akan anda perbaiki tersebut supaya dapat mempercepat proses memperbaikinya. Dengan begitu siapkan alat seperti Avo meter, solder, timah, solder sucker dan peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan perbaikan atau memperbaiki.

Nah sebelum lanjut apa saja masalah atau kerusakan yang terjadi pada mesin las lakoni serta bagaimana cara untuk memperbaikinya agar dapat digunakan kembali. Mari simak dan kenali kerusakan yang terjadi juga cara untuk memperbaiki mesin las Inverter Lakoni rusak.

1. Mesin Las Mati Keseluruhan
Untuk memperbaiki masalah berikut anda dapat melakukannya dengan beberapa cara:
Cara pertama, cek power cord kabel pada mesin las, apakah mengalami kerusakan atau baik-baik saja.
Cara kedua, yaitu periksa kabel input power kepada mesin las apakah masih berfungsi atau baik-baik saja.
Pemahaman  Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak



Ketiga, periksa saklar on/off nya.
keempat, periksa tegangan kebagian power dari PCB apakah terdapat tegangan buat triger relay sebesar (12VDC / 24VDC) atau tidak.

2. Mesin Las Hidup Tapi Tak Mau Mengelas (Welding)
Pemahaman  Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak

Hampir sama seperti kerusakan diawal, hanya saja perbedaan kebanyakan mesin las interver lakoni hanya menyala pada lampu indicatornya saja maupun kipas mau berputar namun tidak dapat digunakan untuk melakukan pengelasan. Untuk cara memperbaiknya sendiri anda dapat mengecek rangkaian auxilary atau switching, jika masih tidak dapat berfungsi juga dapat cek drivernya.

3. Mesin las Protek Pada Waktu Mengelas
Pemahaman  Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak

Masalah seperti ini biasanya terjadi dikarenakan waktu pengelasan ketika electroda maupun kawat las kelamaan bersentuhan dengan media yang akan di lakukan pengelasan tersebut (metal). Hal itu akan mengakibatkan lampu indicator protect akan menyala Oven Circuit (OC), sehingga mesin las tidak mampu untuk mengeluarkan busur api kepada electroda. Jika terjadi konsisi seperti ini sebaiknya janganlah anda meneruskan proses pengelasan, karena jika lampu OC menyala berarti terdapat oven circuit terhadap rangkaian mesin las tersebut. Solusi atau cara memperbaikinya yaitu dengan mengecek bidang control board dan jangan teruskan proses pengelasannya.

4. Mesin Las Protek Pada Saat Mesin Di Hidupkan
Pemahaman  Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak

Biasanya mesin terjadi rusak seperti ini ketika baru saja dihidupkan atau anda baru menyalakan tombol power atau on / off nya. Kerusakan seperti ini diakibatkan karena mesin las dapat dengan cepat Oven Circuit (OC), hal ini ditandai menyalanya lampu indicator LED. Untuk mengatasi masalah seperti ini anda dapat memperbaikinya dengan mengecek driver, thermostat, bidang block output (Dual Rectifier). Jika semua komponen diatas sudah dicek dan tidak terjadi masalah maupun kerusakan, solusi tepatnya yaitu dengan cara menggantinya menggunakan yang baru. Las lakoni sendiri banyak sekali tipe dan jenisnya sehingga anda tidak usah khawatir asalkan siapkan uang saja untuk membelinya, harga mesin Las Lakoni 900 Watt sendiri terbilang cukup terjangkau kisaran harga 1 sampai 2 jutaan.

5. Busur Api Tidak Bisa Di Kontrol
Pemahaman  Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak

Masalah seperti ini biasanya terjadi ketika posisi weld pengaturan ampere kepada mesin las inventer lakoni tidak berfungsi secara baik. Cara untuk memperbaiki kerusakan seperti ini yaitu anda dapat mengecek VR pada umumnya memakai potensi 1K Ohm 1 1/2W. Kemudian periksa sektor protect dan curren given.

6. On Welding Trip
Pemahaman  Cara Memperbaiki Mesin Las Inverter Rusak

Masalah seperti ini biasanya terjadi pada saat menyalakan mesin las, ketika menggunakan tenaga atau sumber listrik (PLN) sehingga MCB kepada meter bakal segera trip / turun walaupun menggunakan daya listrik dengan ampere MCB yang cukup besar. Cara memperbaiki yaitu langsung mengecek rangkaian penyearahnya (power supply) apakah masih berfungsi atau tidak, jika tidak maka dapat anda mulai lakukan perbaikan. Nah itulah beberapa masalah yang terjadi kepada mesin las lakoni, dan juga cara untuk memperbaikinya.

Sumber: https://www.rumahdiesel.com/

Friday, September 25, 2020

Kesalahan Yang Diabaikan Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Bagi kita yang bekerja di bidang pengelasan, tentunya tidak ingin membuat sebuah kesalahan dalam pengelasan yang nantinya bisa mendatangkan bencana. Atau bisa juga membuat para klien kita kabur karena ga suka dengan hasil pekerjaan kita yang kurang bagus. Dan anda ga tau kenapa klien kalian kabur, karena kalian ga tau kesalahan kalian pada saat pengelasan yang sebenarnya itu salah.

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG


Nah dengan adanya artikel kami ini, kami berharap kalian bisa memahami apa yang menjadi kesalahan kalian dalam melakukan pengelasan dengan mesin las MIG ini. Dan dengan mengetahui ini, tentunya kami berharap kalian langsung memperbaiki apa yang menjadi kesalahan kalian ya guys. Karena tentunya hasil lasan yang baik itu membuat kepercayaan orang terhadap anda meningkat dan akhirnya omongan ke omongan menjadi terfokus pada usaha anda.

Setelah kalian tau maksud dan tujuan kami yakni kita semua kepingin hasil pengelasannya dapat dinikmati dengan baik sehingga pengerjaannya tidak menyita waktu dan sangat memuaskan semua pihak, maka langsung aja ya kita masuk pada pembahasan kita kali ini yaitu  kesalahan yang diabaikan  saat mengelas menggunakan mesin las MIG. Apa aja kesalahan tersebut?? berikut adalah beberapa poin dan penjelasan dari masing-masing kesalahan saat mengelas menggunakan mesin las MIG ini :

1. TIDAK MEMBERSIHKAN OBJEK LAS DARI DEBU, KARAT DAN KOTORAN LAINNYA
Kenapa membersihkan objek las sebelum memulai pengelasan merupakan salah satu dari beberapa kesalahan saat mengelas menggunakan mesin las MIG? jawabannya adalah spatter.

Apa itu spatter?? spatter adalah butiran-butiran yang menempel pada objek las akibat dari cipratan-cipratan api las saat kalian mengelas menggunakan mesin las MIG. Berikut adalah contoh dari spatter :

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Bisa kalian liat disebelah-sebelah hasil lasan tersebut, terdapat bintik-bintik seperti jerawat. Nah itulah yang disebut dengan spatter pada pengelasan MIG. Dan bisa kalian lihat juga besi yang dilas tersebut terlihat kotor dan berkarat. Nah hal tersebut lah yang menjadi faktor banyaknya muncul spatter saat mengelas menggunakan mesin las MIG.

Untuk itu bersihkan terlebih dahulu objek las kalian sebelum melakukan pengelasan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari spatter yang berlebihan yang bisa merusak permukaan objek las yang kalian las.

2. SETTINGAN VOLTASE YANG TIDAK PAS
Salah satu dari beberapa Kesalahan Saat Mengelas Menggunakan Mesin Las MIG yang kedua yaitu settingan voltase yang kurang pas.

Jadi antara terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk settingan voltasenya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas atau hasil pengelasan kalian ya.

Settingan voltase normal untuk melakukan pengelasan yang baik adalah dapat kalian lihat pada buku manual mesin las MIG yang kalian beli. Karena memang setiap mesin las memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Contoh settingan mesin las MIG mengenai ukuran kawat las, ampere dan juga voltase yaitu sebagai berikut :

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Gambar diatas adalah contoh untuk settingan mesin las MIG terkait ukuran kawat las, ampere dan voltasenya. Bisa kalian lihat ya guys, semakin besar voltase maka ukuran kawat las dan ampere juga harus semakin besar. Dan jangan lupa juga, ketebalan objek las juga akan semakin tebal juga kalo kalian settingan voltasenya semakin tinggi.

Dan jika kalian ingin mengetahui hasil lasan yang salah karena settingan voltase yang tidak sesuai, kalian bisa lihat pada gambar dibawah ini ya guys.. Jadi kalo kalian dapati hasil lasan kalian hampir mirip kaya gitu, berarti settingan mesin las kalian ada yang salah.

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Bagian paling atas adalah hasil lasan untuk settingan voltase yang terlalu tinggi, dan 2 dibawah adalah settingan voltase yang terlalu rendah.

3. WIRE SPEED YANG TIDAK SESUAI
Salah satu dari beberapa Kesalahan Saat Mengelas Menggunakan Mesin Las MIG yang ketiga yaitu kecepatan wire ( wire speed ) yang terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Hal ini akan mempengaruhi hasil lasan kalian dan berakhir tidak mendapat penetrasi yang baik.

Jadi sambungan lasan kalian nantinya tidak akan kuat sehingga mudah terlepas, dan tentunya akan menurunkan keprofesionalan kalian pada para customer kalian. 

Dan jika kalian melihat hasil lasan voltase yang terlalu tinggi dan terlalu rendah tadi, nah hasil lasan kalian nantinya kurang lebih akan seperti 2 hasil lasan yang dibawah tersebut. Coba kita tampilkan lagi gambarnya agar kalian ga capek scroll keatas.

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Nah 2 hasil lasan yang dibawah itu juga merupakan contoh jika kalian mengelas dengan tidak memperhatikan wire speed atau kecepatan wire kalian. Dan untuk penyesuaian wire speed tersebut juga bisa kalian lihat pada manual book mesin las yang kalian beli ya. Karena sekali lagi, tiap mesin las memiliki karakteristiknya sendiri. Berikut adalah contoh settingan wire speed dengan voltase yang sesuai dengan mesin las pada gambar yang kami contohkan ini.

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Gambar diatas adalah contoh settingan wire speed ya. Jadi jangan dijadikan patokan, karena seperti yang kami bilang sebelumnya, tiap mesin las memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

4. WIRE YANG KELUAR DARI OBOR LAS TERLALU PENDEK ATAU PANJANG
Nah untuk poin yang satu ini, ternyata hal ini juga menjadi salah satu dari kesalahan Saat Mengelas Menggunakan Mesin Las MIG. Karena ternyata ukuran wire yang keluar pada corong atau obor las kalian juga mempengaruhi hasil lasan kalian.

Ukuran standard wire yang keluar dari corongnya atau obor lasnya kurang lebih 1/2 inch, jangan terlalu pendek dan terlalu panjang ya guys. Apa sih masalahnya jika wire yang keluar dari corongnya itu terlalu pendek atau terlalu panjang?? berikut adalah contoh hasil lasan yang salah dan benar karena ukuran keluaran wire :

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Bisa kalian lihat sendiri ya guys hasil lasan yang benar itu seperti apa. Kalo kalian lihat itu kecembungannya sempurna, tidak terlalu menonjol dan juga tidak cekung kedalam.

5. TEKANAN GAS TIDAK SESUAI
Lanjut untuk salah satu dari beberapa Kesalahan Saat Mengelas Menggunakan Mesin Las MIG yang keempat yaitu settingan tekanan gas. Untuk settingan tekanan gas yang standard untuk mesin las MIG yaitu 20 – 25 kubik per Jam.

Terus apa yang terjadi jika misal settingan tekanan gas kalian terlalu rendah atau terlalu tinggi?? Jawabannya adalah pada hasil lasannya juga ya guys. Tapi ini hanya berlaku untuk settingan tekanan gas yang terlalu rendah. Karena jika tekanan gas kalian terlalu tinggi juga tidak terlalu mempengaruhi hasil lasan. Hanya lebih pemborosan terhadap gas yang kalian miliki saja, dan ada pengaruh lain untuk mesin las tertentu tetapi tidak pasti. Yang pasti itu lebih boros gas pokoknya.

Dan jika settingan gas kalian terlalu rendah maka hasil lasan kalian akan berpori. Atau banyak berlubang dibagian dalamnya. Mungkin sekilas tidak terlihat dari luar, tetapi saat kalian gerinda maka kalian akan banyak melihat lubang pori pada hasil lasan kalian.

6. GERAKAN MENGELAS YANG TERLALU CEPAT / LAMBAT
Kesalahan yang keenam yaitu gerakan mengelas kalian. Kita udah pernah bahas ya tentang berbagai jenis gerakan saat mengelas pada artikel sebelumnya yaitu >> tutorial mengelas MIG untuk pemula <<. Nah gerakan ini kecepatan pindah dari sisi ke sisi harus kalian atur. Jangan terlalu cepat ataupun jangan terlalu lambat, karena hasl tersebut juga akan mempengaruhi penetrasi pada hasil lasan kalian.

Berikut ini adalah contoh dari hasil lasan yang jika anda menggerakkan obor las terlalu cepat, terlalu lambat dan yang benar yang seperti apa.

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Kecepatan-Mengelas

Bisa kalian lihat pada gambar diatas ya guys.. Jika terlalu lambat maka hasil lasan kalian akan luber kemana-mana atau terlalu melebar, sedangkan jika terlalu cepat maka hanya akan menonjol disatu titik dan penetrasi yang kalian dapat juga tidak terlalu dalam.

Berikut adalah contoh gambar hasil lasan yang benar dan sebelah kirinya yang salah.

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Hasil-Kecepatan-Mengelas

Bagian atas, kalian bisa lihat sebelah kiri itu speed normal tetapi semakin kekanan speed mengelas kalian dipercepat sehingga terlihat lebih tipis dan terlalu renggang karena anda menarik obor terlalu cepat. Sedangkan sebaliknya hasil lasan bagian bawah adalah hasil lasan dengan speed yang terlalu lambat. Bisa kalian lihat disebelah kiri speed lasan masih normal dan semakin kekanan speed semakin lambat dan akhirnya hasil lasan terlihat luber.

7. POSISI SUDUT OBOR LAS TIDAK PRESISI
Salah satu dari beberapa  Kesalahan Saat Mengelas Menggunakan Mesin Las MIG yang terakhir yaitu posisi sudut obor kalian saat melakukan pengelasan. Jangan memposisikan obor lasan kalian terlalu rendah dan jangan terlalu tegak. Berikut sudut sekitar 10 – 15° untuk posisi pengelasan besi datar.

Dan untuk besi sambung “T” dan posisi lainnya, kalian bisa sesuaikan sendiri sesuai dengan kenyamanan kalian masing-masing. Apa akibatnya jika kalian salah memposisikan posisi sudut lasan kalian?? jawabannya ya tidak jauh dari hasil lasan lagi. Hal tersebut akan mempengaruhi penetrasi dari hasil lasan kalian.

Contoh posisi pengelasan pada bidang datar yang benar adalah seperti gambar dibawah ini :

Kesalahan Yang Diabaikan  Berpengaruh Besar Hasil Las Menggunakan Las MIG/MAG

Sudut-Pengelasan

Sudut yang terlihat diatas adalah sudut untuk pengelasan datar ya guys.. Untuk bentuk pengelasan lainnya bisa kalian sesuaikan sendiri sesuai kenyamanan kalian asal tidak terlalu datar dan juga tidak terlalu tegak.

Naahh.. Jadi itu tadi ya beberapa Kesalahan Saat Mengelas Menggunakan Mesin Las MIG yang perlu kalian ketahui. Jika kalian bisa menghindari beberapa kesalahan tersebut, maka tidak diragukan lagi hasil lasan kalian akan maksimal. Dan yang paling penting, para customer atau klien kalian tidak akan kecewa dengan hasil pekerjaan kalian. Sehingga usaha anda akan menjadi semakin lancar dengan testimoni-testimoni baik dari para customer atau klien kalian.

Semoga artikel ini bermanfaat dan barokah.....



Wednesday, September 23, 2020

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Perkembangan teknologi pengelasan mulai dari sistem yang manual, semiotomatis, otomatis dan robotic ini sangat membantu para pelaku industri konstruksi, perkapalan maupun dunia otomotif. 

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Mulai dari jenis pengelasan yang menggunakan jenis pelindung flux dan menggunakan gas atau mixing keduanya. Salah satu yang umum digunakan di dunia Industri khususnya material tahan karat adalah pengelasan MIG. 

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Las MIG merupakan pengelasan Metal Inert Gas atau proses pengelasan yang menggunakan gas inert atau mulia (Argon dan Helium) sebagai gas pelindungnya. Pengelasan ini sama dengan proses pengelasan GMAW, namun istilah MIG ini lebih umum digunakan untuk wilayah Eropa. Sedangkan GMAW lebih ke wilayah Amerika.

Pengelasan GMAW (Gas Metal Arc Welding) MIG MAG Adalah salah satu jenis proses Pengelasan atau penyambungan bahan logam yang menggunakan sumber panas dari energi listrik yang dirubah atau dikonversi menjadi energi panas, pada proses Las GMAW ini menggunakan kawat las yang digulung dalam suatu roll dan menggunakan gas sebagai pelindung logam las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung.

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Proses pengelasan GMAW ini terjadi karena adanya perpindahan ion anoda dan katoda pada base metal dan logam pengisi sehingga menyebabkan timbulnya energi panas yang menyebabkan logam induk dan filler metal mencair.

Peralatan Las MIG
Untuk perlengkapan las Metal Inert Gas juga sama dengan GMAW, antara lain:
Mesin Las.
Mesin utama yang digunakan untuk proses pengelasan GMAW, terdapat banyak komponen listrik yang berguna untuk mengkonfersi energi listrik menjadi panas serta banyak lagi fungsi lainnya atau peralatan yang digunakan untuk mengkonversi energi listrik menjadi energi panas.

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Earth Clamp.
Kabel yang menghubungkan antara mesin las ke benda kerja, kabel ini juga sering disebut dengan kabel massa.

Gas Tube.
Selang yang menghubungkan dan mengalirkan gas dari tabung ke welding gun yang nantinya akan keluar saat proses pengelasan berlangsung sebagai gas pelindung dari logam las yang mencair.

Torch Handle atau Welding Gun.
Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Dipegang oleh welder dan digunakan untuk mengelas, dari welding gun ini dapat digunakan untuk on/off untuk keluarnya kawat dan on/off saat melakukan proses pengelasan.
Alat keluarnya gas dan kawat las untuk mengelas, jika ditekan dan didekatkan pada benda kerja maka busur las akan menyala.

Gulungan kawat las.
Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Tempat kawat las digulung, biasanya gulungan ini dimasukkan kedalam alat yang bernama wire feeder. Untuk diameter kawat las GMAW antara o,6 sampai 1,6 mm. Yang umum digunakan biasanya 1,2 mm.
Peralatan untuk wire roll seperti Catalisator, Hose Clamp, dan Spin Roll Wire

Tabung Gas.
Berfungsi sebagai tempat penampung dari gas pelindung (CO2, Ar, He) yang nantinya akan disalurkan melalui selang ke welding gun.

Regulator.
Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Digunakan sebagai pengatur aliran gas yang keluar untuk proses pengelasan.

Wire Feeder.
Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Wire feeder terdapat pengatur motor penarik, ampere dan voltase yang berfungsi untuk mengatur kecepatan keluarnya kawat las.

Alat yang digunakan untuk tempat roller kawat las, selain itu di wire feeder ini terdapat juga pengatur arus atau kecepatan kawat yang keluar dari welding gun dan voltase. Untuk saat ini, mesin las Metal Inert Gas ada yang wire feedernya terpisah dan ada juga yang jadi satu dengan mesin.

Gas Pelindung Las MIG :
Karena jenis pengelasan yang menggunakan gas mulia, maka jenis gas pelindungnya adalah
Argon (Ar).
Helium (He).
Campuran Argon dan Helium.

Jenis & Fungsi Gas Pelindung pada Las GMAW:
Gas CO2.
Untuk penggunaan gas pelindung ini biasanya untuk aplikasi pengelasan logam atau baja karbon rendah. Gas pelindung CO2 ini tidak dapat digunakan untuk metal transfer jenis spray, pada penggunaannya harus dilakukan pencampuran dengan gas pelindung yang lain seperti Argon dan Helium.

Gas Inert (Helium dan Argon).
Untuk pengelasan GMAW dengan gas argon dan helium biasanya untuk pengelasan bahan non logam seperti stainless steel dan alumunium. Pada penggunaan gas ini dapat menghasilkan las lasan dengan sifat mekanik yang baik dan penetrasi yang lebih dalam jika dibandingkan dengan shielding gas CO2.

Jenis Metal Transfer Pada Pengelasan GMAW :
Pada pengelasan GMAW terdapat empat macam yaitu :

Spray.
– Untuk Arus Pengelasan lebih dari 220 A.
– Voltase Lebih dari 26 V.
– Deposit pengelasan tinggi, Material Tebal, Pengelasan Datar dan tidak Menggunakan CO2.

Globular.
– Untuk Proses Las MAG.
– Menggunakan Gas CO2, kedalaman penetrasi antara Spray dan Dip (Short Circuit).

Short Circuit (Dip).
– Arus las kurang dari 200 A.
– Voltase pengelasan kurang dari 24 V.
– Untuk Pengelasan yang tipis.

Pulsed.
– Rentang frekuensi sekitar 50-300 pulse/detik.
– Digunakan untuk Root atau akar las

Untuk lebih jelasnya Anda dapat melihat gambar yang lebih detail dibawah ini, pada gambar tersebut dapat terlihat perbedaan perpindahan metal pada GMAW. Untuk merubahnya Anda dapat menyetting pada mesin las.

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Kawat Las GMAW :
Untuk kawat las GMAW diklasifikasikan dengan kode ER XXS-X yang mempunyai pengertian sebagai berikut.
Kode ER : Electrode atau Welding Rod.
Kode XX : Kekuatan tarik dari kawat las x 1000 psi, misalnya jika diisi 70 berarti 70×1000 psi.
Kode S : Solid Wire, artinya bentuk dari kawat las GMAW adalah Solid atau tidak berongga.
Kode X : kode dari komposisi kimia kawat las.

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Jenis filler metal pengelasan MIG :
Filler metal yang digunakan harus sesuai dengan material yang akan dilakukan pengelasan, berikut beberapa filler metalnya.
ER308L dan ER308LSi.
Untuk pengelasan material tipe 301, 302, 304, 305, dan 308.

ER309L.
Untuk mengelas stainless steel tipe 309.

ER4043
Mengelas Alummunium grade 2014, 3003, 3004, 4043, 5052, 6061, 6062 and 6063.

ER5356
Untuk mengelas Alumunium grade 5050, 5052, 5056, 5083, 5086, 5154, 5356, 5454, 5456.

Parameter Las Metal Inert Gas :
Wire Feed Speed.

Kecepatan keluarnya filler metal, kita harus menyesuaikan kecepatan ini dengan travel speed pengelasan yang dilakukan.

Voltase.
Berpengaruh terhadap profil pengelasan, mulai dari lebar lasan dan tebal lasan.

Arus.
Arus pada las MIG berbanding lurus dengan kecepatan pada wire feeder.
Metal transfer
Shielding Gas.
Terdapat dua jenis gas pelindung yaitu Argon, Helium dan Campuran keduanya.

Parameter pengelasan GMAW :
Yang dapat mempengaruhi hasil lasan saat mengelas proses Gas Shielded Arc Welding adalah.
Voltase.
Ampere.
Kecepatan Las.
Mode Transfer.
Kecepatan Kawat Las.

Pada Las GMAW terdapat dua jenis pembagian berdasarkan jenis gas pelindung yaitu Proses Pengelasan MAG dan Proses Las MIG berikut ini penjelasannya.

Proses Pengelasan MAG (Metal Active Gas):
Proses Las MAG adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas pelindung CO2 saat proses pengelasan berlangsung. Namun kelemahan gas ini tidak dapat digunakan untuk jenis pengelasan GMAW spray transfer, jika ingin menggunakan jenis spray transfer maka harus dilakukan pencampuran gas CO2 dengan gas Helium atau gas Argon.

Proses Pengelasan Metal Inert Gas:
Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

MIG Welding adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas pelindung Argon dan Helium, karena penggunaan gas inert atau mulia ini maka disebut dengan pengelasan MIG (Metal Inert Gas). Untuk jenis pengelasan ini biasanya digunakan untuk material non logam seperti Alumunium, stainless steel, paduan nikel tinggi dan beberapa material lainnya.

Perbedaan Las MIG dan MAG :
MIG singkatan dari Metal Inert Gas 
Sedangkan MAG adalah Metal Active Gas.
MIG gas pelindungnya Ar, He dan campuran Ar dan He
Sedangkan MAG gas pelindungnya gas CO2 campuran dengan Ar.
MIG lebih sering digunakan untuk pengelasan material tahan karat seperti stainless steel, aluminium dan lainnya. 
Sedangkan untuk las MAG lebih sering digunakan untuk pengelasan baja kabon.

Keunggulan Las MIG :
-Tidak menghasilkan kerak karena tidak menggunakan flux sebagai pelindung.
-Tidak memerlukan pembersihan yang berlebih setelah proses pengelasan.
-Proses pengelasan lebih efisien dan cepat dibanding SMAW karena tidak perlu sering mengganti elektroda atau filler metal.
-Dapat digunakan untuk semua jenis material dan posisi pengelasan.

Kekurangan las MIG :
-Persiapan dan set up parameter pengelasan lebih rumit dibanding smaw atau Set up pengelasan yang harus lebih detail agar hasil las lasan maksimal.
-Harga mesin las MIG lebih mahal dibandingkan SMAW.
-Proses pengelasan mahal dibandingkan Las MAG karena jenis pelindungnya gas mulia.
-Kadang terjadi burn back saat mengawali pengelasan.
-Jika gas pelindung tidak keluar sempurna maka dapat terjadi cacat porosity.
-Busur tidak stabil.

Teknik Pengelasan MIG :
Dalam melakukan pengelasan dengan menggunakan mesin las metal inert gas sama dengan proses gmaw, untuk material aluminium dan stainless steel ini untuk pembersihannya menggunakan wire brush khusus atau cairan pembersih, untuk tekniknya berikut ini dapat Anda coba.

Memegang Welding Gun.
Untuk memegang welding Gun ibu jari memegang bagian punggung, jari telunjuk memegang tombol on/off. jari tengah, jari manis dan kelingking mengikuti di belakangnya.

Mengelas Posisi datar Butt Joint dan Rigi Rigi.
Sudut welding Gun yang searah dengan pengelasan sebesar 70-80 derajat, sedangkan sisi lainnya 90 derajat. 

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Mengelas Fillet Weld.
Untuk mengelas sambungan Tee Joint atau fillet weld, sudut kemiringan dari welding gun adalah 45 derajat dan yang searah dengan pengelasan sudutnya 70-80 derajat, hal ini bertujuan agar busur tetap berada di depan filler metal.

Penjelasan Ringkas Pengelasan MIG, Kelebihan dan Kekurannya Serta Perbandingan Dengan Las MAG

Semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan Anda.