Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Saturday, September 19, 2020

Cara Menyimpan dan Mengamankan Tabung Gas Acetylene Yang Tepat!!!

Gas acetylene merupakan bahan bakar pada las oxyacetylene. Gas tersebut biasanya dimasukkan pada sebuah tabung berwarna merah. Karena mudah terbakar, penyimpanan dan pengamanan tabung acetylene harus diperhatikan. 

Cara Menyimpan dan Mengamankan Tabung Gas Acetylene Yang Tepat

Berikut beberapa cara menyimpan dan mengamankan tabung gas acetylene:

(1) Lindungi tabung dari sinar dan panas matahari langsung.

(2) Simpan tabung di tempat yang sejuk dan kering.

(3) Ikat tabung supaya tidak jatuh.

(4) Jauhkan benda-benda lain yang bisa jatuh menimpa tabung.

(5) Buka/lepas regulatornya bila sudah tidak digunakan, kosong, atau ingin dipindahkan.

(6) Jangan mencabut, menukar, atau merubah tanda-tanda yang tertera pada tabung.

(7) Posisikan tabung gas supaya selalu tegak, baik ketika masih berisi maupun sudah kosong.

(8) Sterilkan lokasi penyimpanan tabung dari benda-benda bergerak atau mesin.

Friday, September 18, 2020

Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW

Alat Perlindungan Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan. Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Alat Perlindungan Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hatihati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.

Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Perlindungan Diri adalah:
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

Alat Perlindungan Diri dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. APD bagian kepala meliputi:
x Alat Pelindung Kepala Bagian Atas: topi pelindung/pengaman (safety helmet).
Alat Pelindung Kepala Bagian Atas
x Alat Pelindung Muka dan Mata: safety glasses, face shields, goggles, topeng dan helm las.
Alat Pelindung Muka dan Mata
x Alat Pelindung Telinga: tutup telinga (ear muff), sumbat telinga (ear plugs)
Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW
x Alat Pelindung Pernafasan: masker, respirator.
Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW

2. APD bagian badan meliputi:
x Alat Pelindung Seluruh Badan: jas laboratorium.
Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW
x Alat Pelindung Badan Bagian Muka: apron.
Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW

3. APD bagian anggota badan meliputi:
x Alat Pelindung Tangan: sarung tangan (safety gloves).
Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW
x Alat Pelindung Kaki: safety shoes.
Alat Perlindungan Diri (APD) las SMAW

Kekurangan dan kelebihan Alat Perlindungan Diri.
1. Kekurangan Alat Perlindungan Diri meliputi:
o Kemampuan perlindungan yang tak sempurna, karena memakai alat pelindung diri yang kurang tepat.
o Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk mengurangi akibat dari kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya.
o Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan.
o Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah.
o Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar.
o Alat Pelindung Diri yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu.
o Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter, dan penyerap (cartridge).
o Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.

2. Kelebihan Alat Perlindungan Diri meliputi:
o Mengurangi resiko akibat kecelakaan.
o Melindungi seluruh/sebagian tubuh dari kecelakaan.
o Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak berfungsi dengan baik.
o Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

Cara memilih dan merawat Alat Perlindungan Diri.
1. Cara memilih Alat Perlindungan Diri:
o Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
o Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di areal pekerjaan tersebut dilaksanakan.
o Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
o Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

2. Cara merawat Alat Perlindungan Diri:
o Meletakkan Alat Pelindung Diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.
o Melakukan pembersihan secara berkala.
o Memeriksa Alat Pelindung Diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan atau tidak layak pakai.
o Memastikan Alat Pelindung Diri yang digunakan aman untuk keselamatan, jika tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
o Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan, serta kondisinya.
o Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan, maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

Fungsi dari beberapa Alat Perlindungan Diri.
ƒ Alat Pelindung Kepala: Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet), melindungi kepala dari benda keras, pukulan, dan benturan.
ƒ Alat Pelindung Muka dan Mata melindungi dari:
1. Lemparan benda-benda kecil.
2. Lemparan benda-benda panas
3. Pengaruh cahaya
ƒ Alat Pelindung Pernafasan melindungi dari:
1. Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap, dan uap logam).
2. Pencemaran oleh gas atau uap.
ƒ Alat Pelindung Kaki:
1. Untuk mencegah tusukan.
2. Untuk mencegah tergelincir.
3. Tahan terhadap bahaya listrik.
ƒ Alat Pelindung Badan digunakan untuk melindungi tubuh dari benda berbahaya, misal api, asap, bakteri, zat-zat kimia, cahaya, dan sebagainya.
ƒ Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja di tempat dengan kebisingan melebihi 85 dB.

Rangkuman
1. Alat Perlindungan Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahayabahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan.
2. Alat Perlindungan Diri dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: APD bagian kepala,
APD bagian badan, dan APD bagian anggota badan.
3. Alat Perlindungan Diri mempunyai kekurangan dan kelebihan.
4. Alat Perlindungan Diri harus dirawat sebaik mungkin.

Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan Alat Perlindungan Diri (APD)?
2. Sebutkan syarat-syarat Alat Perlindungan Diri!
3. Sebutkan Alat Perlindungan Diri bagian kepala!
4. Sebutkan Alat Perlindungan Diri bagian badan!
5. Sebutkan Alat Perlindungan Diri bagian anggota badan!
6. Jelaskan cara merawat Alat Perlindungan Diri!
7. Sebutkan fungsi alat pelindung muka dan mata!
8. Sebutkan fungsi alat pelindung kaki!

Thursday, September 17, 2020

Bahaya Busur Las, Asap / Gas dan Pencegahannya Las SMAW

Perlindungan terhadap pencemaran udara adalah dengan cara membuat sirkulasi udara segar yang cukup pada tempat kerja.
Dianjurkan pula untuk memakai masker pelindung pernafasan yang memenuhi syarat antara lain :
x Mempunyai daya saring yang tinggi.
x Sesuai dengan bentuk muka.
x Tidak mengganggu pernafasan.
x Tidak mengganggu pekerjaan.
x Kuat, ringan dan mudah dirawat.
pencemaran udara Las SMAW

Sifat fisik dan akibat debu dan asap terhadap paru-paru
Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 um sampai dengan 3 um, jenis debu ialah eternit dan hidrogen rendah. Butir debu atau asap dengan ukuran 0,5 um dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu hidung dan bulu pipa pernapasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam dan ke luar kembali.
Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara di paru-paru akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain sebagainya. Karena itu debu dan asap las perlu mendapat perhatian khusus.

Pencegahan kecelakaan karena debu dan asap las :
1. Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator las yang bersangkutan.
2. Menggunakan kedok / helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah (dagu), sehingga mengurangi asap / debu ringan melewati wajah.
3. Menggunakan baju las (Apron) terbuat kulit atau asbes.
4. Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada udara )
Penempatan Alat Pengisap Asap Las / Debu

Rangkuman
1. Perlindungan terhadap pencemaran udara adalah dengan cara membuat sirkulasi udara segar yang cukup pada tempat kerja.
2. Dianjurkan pula untuk memakai masker pelindung pernafasan.
3. Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara di paruparu akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain sebagainya.

Tes Formatif
1. Sebutkan macam-macam pencemaran udara yang dihasilkan oleh proses las!
2. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipunyai oleh masker sebagai pelindung pernafasan!
3. Berapa besar debu dan asap las yang dihasilkan oleh pengelasan SMAW?
4. Apa jenis debu dan asap las yang dihasilkan oleh pengelasan SMAW?
5. Jelaskan pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh debu dan asap las!

Bahaya Busur Las dan Pencegahannya Las SMAW

Dari busur las terpancar cahaya yang tampak dan cahaya tak tampak, yang membahayakan juru las.
Dari panjang gelombangnya, cahaya dibedakan sebagai berikut:
busur las terpancar cahaya yang tampak

Cahaya infra merah (cahaya panas):
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tersebut tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui dan tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan.
Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringan).
Cahaya tak nampak membakar jaringan kulit mata dan mengakibatkan kekaburan (rabun) mata yang berkepanjangan.

Cahaya tampak:
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur listrik manual mengeluarkan cahaya tampak. Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama
mungkin menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit pada mata sifatnya hanya sementara. Cahaya nampak yang terang dapat mengganggu mekanisasi pupil mata sehingga membutakan mata atau mengurangi daya lihat mata.

Cahaya ultra violet :
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh.
Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu, maka pada mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai 12 jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
Bersifat bagaikan kilatan petir, dapat mengakibatkan pembengkakan pada selaput mata dan kelopak mata, mata merah dan pedih. Disamping itu dapat membakar kulit yang tak terlindungi, mirip seperti kena sinar matahari.
Terhadap bahaya tersebut, yang paling utama harus kita lindungi adalah mata, yaitu dengan kaca filter yang sesuai atau menurut normalisasi yang ditentukan seperti contoh dibawah :
kaca filter / pelindung

Syarat – syarat kaca filter / pelindung:
x Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
x Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
x Harus mempunyai sifat – sifat yang tidak melelahkan mata.
x Harus tahan lama dan mempunyai sifat tidak mudah berubah.
x Harus memberikan rasa aman terhdap pemakai.

Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las :
ƒ Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok atau helm las.
ƒ Memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (pakaian pelindung) pakaian kerja , apron / jaket las, sarung tangan, sepatu keselamatan kerja.
ƒ Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak terganggu (menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang).

Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan disebelah luar dan dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan-percikan las.
Kedok las dan helm las
Adapun ukuran (tingkat kegelapan) kaca penyaring tersebut berbanding lurus dengan besarnya amper pengelasan.
Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper pengelasan pada proses las busur manual:
perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper

Rangkuman
1. Dari busur las terpancar cahaya yang tampak dan cahaya tak tampak.
2. Perlindungan terhadap cahaya busur las adalah dengan menggunakan pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu topeng atau helm las, selain itu juga menggunakan alat pelindung diri seperti pakaian kerja, apron atau jaket las, sarung tangan, dan sepatu keselamatan kerja.

Tes Formatif
1. Jelaskan macam-macam cahaya dan dampak yang dihasilkan oleh busur las!
2. Mengapa cahaya tak tampak jauh lebih berbahaya daripada cahaya tampak?
3. Jelaskan penunjukkan masing-masing angka dan huruf pada normalisasi kaca filter 12 A 1 DIN!
4. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipunyai oleh kaca pelindung (filter)!
5. Mengapa kaca penyaring (filter) harus dilapisi oleh kaca bening yang ditempatkan di sebelah luar dan dalam?

Wednesday, September 16, 2020

Tehnik Mengatasi Perubahan Bentuk Setelah Pengelasan Las SMAW

Untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan setelah dilakukan sangat sulit sekali dan kadang -kadang tidak mungkin.
Adalah hal yang sangat penting melakukan langkah menghindari perubahan bentuk sebelum dan selama pengelasan.
Sungguhpun demikian untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan dapat dilakukan dengan 2 cara berikut:
x Meluruskan dengan api
x Pemukulan logam waktu panas

a. Meluruskan dengan Api
 Meluruskan dengan Api
Gambar berikut ini menunjukan batang baja mengalami kebengkokan akibat pengelasan pada salah satu permukaannya. Konstruksi dari hasil pengelasan membengkokkan baja ke arah pengelasan. Kalau sisi yang berlawanan dari yang dilas dipanaskan dan didinginkan maka sisi tersebut akan menyusut, sehingga benda akan lurus kembali.

b. Pemukulan Logam Waktu Panas
Metode ini digunakan untuk menarik atau meregang hasil pengelasan dan bagian logam yang berdekatan dengan tempat pengelasan dengan cara memukul-mukulnya selagi masih panas. Peregangan ini akan mempengaruhi hasil pengelasan menjadi mengerut namun membantu
menghilangkan konstraksi. Perlu diperhatikan bahwa perlakuan yang berlebihan akan mengakibatkan bahan menjadi keras atau retak.

Rangkuman:
1. Langkah untuk mengontrol distorsi meliputi:
x Sebelum pengelasan
x Sewaktu pengelasan
x Sesudah pengelasan

2. Teknik mengontrol distorsi sebelum pengelasan meliputi:
x Perencanaan yang baik
x Pengelasan catat
x Alat bantu (Jig & Fixture)
x Pengaturan letak bahan (Pre-setting)

3. Teknik menghindari distorsi sewaktu pengelasan meliputi:
x Pengelasan selang-seling
x Pengelasan seimbang
x Pendingin buatan

4. Teknik mengatasi distorsi setelah pengelasan meliputi:
x Meluruskan dengan api
x Pemukulan logam waktu panas

Tes Formatif
1. Mengapa dengan perencanaan yang baik dapat mencegah terjadinya distorsi?
2. Apa yang dimaksud dengan las catat?
3. Jelaskan metode pencegahan distorsi dengan cara pendingin buatan!
4. Mengapa sangat penting melakukan langkah untuk menghindari distorsi adalah pada saat sebelum dan selama pengelasan?
5. Mengapa pada saat mengatasi distorsi, perlakuan yang diberikan tidak boleh berlebihan?

Tehnik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan Las SMAW

Tehnik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan
a. Pengelasan selang seling.
 Pengelasan selang seling Las SMAW
Apabila pengelasan secara terus menerus dari salah satu ujung ke ujung yang lain maka konstraksi akan terus bertambah selama proses pengelasan dan inilah salah satu penyebab perubahan bentuk. Ini dapat diatasi dengan tehnik pengelasan secara selang-seling dengan arah pengelasan yang berlawanan.

b. Pengelasan Seimbang
Pengelasan seimbang ini adalah suatu proses pengelasan untuk menyeimbangkan panas ke bidang pengelasan. Metode ini sering digunakan untuk memperbaiki kebulatan atau kelurusan poros dan setiap jalur pengelasan dilakukan berseberangan.
Ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kontraksi dan mengurangi perubahan bentuk.
Urutan pengelasan perhatikan gambar berikut:
  Pengelasan Seimbang 1
Prinsip yang sama juga dapat digunakan pada pengelasan kampuh V atau U ganda. Pengelasan dilakukan dengan sisi atau permukaan yang berlawanan. Konstraksi akan terjadi sama pada kedua belah permukaan.
Untuk langkah pengelasan dapat diperhatikan gambar berikut.
 Pengelasan seimbang

c. Pendingin Buatan
 Pendingin Buatan
Logam pendingin ditempelkan pada logam yang dilas supaya panas pengelasan dipindahkan ke logam pendingin, logam pendingin biasanya dari tembaga atau perunggu. Selama pengelasan logam pendingin akan menyerap panas dari benda kerja. Metode ini cocok untuk pengelasan pelat tipis karena akan mengalami perubahan bentuk yang besar atau akan mudah cair jika tidak didinginkan dengan bahan / logam pendingin.

Tehnik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan Las SMAW

Melakukan pencegahan distorsi.
Ada beberapa langkah untuk mengontrol pengaruh perubahan bentuk (distorsi) sewaktu proses pengelasan yang meliputi:
x Sebelum pengelasan
x Sewaktu pengelasan
x Sesudah pengelasan

Tehnik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan.
a. Perencanaan yang baik
 Perencanaan yang baik
Perencanaan kampuh yang baik adalah panjang jarak minimum yang tepat dari kampuh untuk menghindari terlalu banyaknya pengelasan.

b. Pengelasan Catat
 Pengelasan Catat
Las catat adalah pengelasan dengan jumlah sedikit merupakan titik-titik saja yang akan berfungsi seperti klem. Jumlah dan ukuran dari titik-titik pengelasan yang diperlukan untuk mempertahankan kelurusan adalah sangat tergantung pada jenis dan tebal bahan. Tehnik pengelasan catat yang benar akan mempertahankan bahan sewaktu pengelasan.
Langkah pengelasan catat dapat perhatikan pada gambar berikut, yakni berselang-seling.

c. Alat Bantu (Jig dan Fixture)
 Alat Bantu (Jig dan Fixture)
Alat bantu ini digunakan untuk mempertahankan kelurusan bahan sebelum dan selama pengelasan. Bentuk alat bantu ini sangat tergantung pada bentuk bahan yang dilas. Berikut ini adalah beberapa gambar alat bantu untuk pengelasan:

d. Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
 Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
Pengaturan letak bahan yang akan dilas dapat dilakukan dengan cara mengganjal (menahan) untuk mengatasi konstraksi pada waktu pengelasan. Walaupun demikian cara meletakkan ganjal (penahan) sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan operator untuk menempatkannya secara tepat.

Sunday, July 5, 2020

Jenis-jenis Distorsi akibat pengelasan Las SMAW

Ada tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan :
x Perubahan bentuk arah melintang
x Perubahan bentuk arah memanjang
x Perubahan bentuk menyudut

a. Perubahan Bentuk arah Melintang
Apabila mulai mengelas pada salah satu ujung, maka sisi dari ujung lain akan bertambah panjang akibat pemuaian. Pada saat pendinginan, maka sisi-sisi logam akan saling menarik dan berkontraksi satu sama lain. Pergerakan ini disebut perubahan bentuk arah melintang.
 Perubahan Bentuk arah Melintang

b. Perubahan Bentuk arah Memanjang
Perubahan bentuk arah memanjang adalah apabila hasil pengelasan berkontraksi dan memendek pada sepanjang garis pengelasan setelah dingin.
Perubahan bentuk ini akan sangat tergantung pada keterampilan pekerjaan pengelasan.
 Perubahan Bentuk arah Memanjang

c. Perubahan Bentuk Menyudut
Perubahan bentuk menyudut adalah apabila sudut dari benda yang dilas berubah akibat kontraksi. Kontraksi lebih besar pada permukaan pengelasan karena jumlah hasil pengelasan lebih banyak.
 Perubahan Bentuk Menyudut

Rangkuman
1. Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan.
2. Koefisien muai panjang adalah jumlah pertambahan panjang dari suatu logam akibat perubahan temperatur setiap 1qC.
3. Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi (pengelasan) adalah:
x Tegangan sisa
x Pengelasan
x Pemotongan dengan panas/api
4. Tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan:
x Perubahan bentuk arah melintang
x Perubahan bentuk arah memanjang
x Perubahan bentuk menyudut

Saturday, July 4, 2020

Penyebab terjadinya distorsi Las SMAW pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan )

Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan ) adalah :
x Tegangan sisa
x Pengelasan
x Pemotongan dengan panas/api
 Penyebab terjadinya distorsi Las SMAW pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan )

a. Tegangan Sisa
Seluruh bahan logam yang digunakan dalam industri misalnya batangan, lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses ini meninggalkan atau menahan tegangan di dalam bahan yang disebut tegangan sisa.  
Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan tapi apabila bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi). Sebagai contoh profil I berikut yang dipotong dengan api.

b. Pengelasan/ Pemotongan dengan Panas.
Sewaktu mengelas atau memotong dengan menggunakan api (panas), sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusutan secara tidak merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).

Pemanasan dan Pendinginan Benda Las Listrik

a. Pemanasan dan Pendinginan benda bebas (Tidak tertahan)
Apabila benda logam dipanaskan secara merata dan dalam keadaan bebas atau tidak tertahan maka akan menyusut kembali ke posisi semula kalau didinginkan. Sebagai contoh perubahannya dapat
diperhatikan diagram berikut :
 Pemanasan dan Pendinginan benda bebas (Tidak tertahan)

b. Pemanasan dan pendinginan benda tertahan.
Apabila benda ditahan atau dijepit pada ragum dan dipanaskan, maka benda tidak akan dapat memuai atau bertambah panjang ( mengembang ) secara teratur ke seluruh arah, sehingga pertambahan
ke arah ragum akan tertahan, dimana dengan pertambahan temperatur akan menambah kekenyalan, bahan menjadi lunak dan mudah dibentuk.
Apabila kondisi tersebut tetap tertahan sampai benda dingin kembali, maka logam berubah bentuk dan bertambah panjang / mengembang ke arah yang tidak ada tahanan dan perubahan bentuk ini bersifat permanen.
 Pemanasan dan pendinginan benda tertahan