Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Thursday, September 17, 2020

Bahaya Busur Las dan Pencegahannya Las SMAW

Dari busur las terpancar cahaya yang tampak dan cahaya tak tampak, yang membahayakan juru las.
Dari panjang gelombangnya, cahaya dibedakan sebagai berikut:
busur las terpancar cahaya yang tampak

Cahaya infra merah (cahaya panas):
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tersebut tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui dan tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan.
Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringan).
Cahaya tak nampak membakar jaringan kulit mata dan mengakibatkan kekaburan (rabun) mata yang berkepanjangan.

Cahaya tampak:
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur listrik manual mengeluarkan cahaya tampak. Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama
mungkin menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit pada mata sifatnya hanya sementara. Cahaya nampak yang terang dapat mengganggu mekanisasi pupil mata sehingga membutakan mata atau mengurangi daya lihat mata.

Cahaya ultra violet :
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh.
Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu, maka pada mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai 12 jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
Bersifat bagaikan kilatan petir, dapat mengakibatkan pembengkakan pada selaput mata dan kelopak mata, mata merah dan pedih. Disamping itu dapat membakar kulit yang tak terlindungi, mirip seperti kena sinar matahari.
Terhadap bahaya tersebut, yang paling utama harus kita lindungi adalah mata, yaitu dengan kaca filter yang sesuai atau menurut normalisasi yang ditentukan seperti contoh dibawah :
kaca filter / pelindung

Syarat – syarat kaca filter / pelindung:
x Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
x Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
x Harus mempunyai sifat – sifat yang tidak melelahkan mata.
x Harus tahan lama dan mempunyai sifat tidak mudah berubah.
x Harus memberikan rasa aman terhdap pemakai.

Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las :
ƒ Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok atau helm las.
ƒ Memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (pakaian pelindung) pakaian kerja , apron / jaket las, sarung tangan, sepatu keselamatan kerja.
ƒ Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak terganggu (menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang).

Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan disebelah luar dan dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan-percikan las.
Kedok las dan helm las
Adapun ukuran (tingkat kegelapan) kaca penyaring tersebut berbanding lurus dengan besarnya amper pengelasan.
Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper pengelasan pada proses las busur manual:
perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper

Rangkuman
1. Dari busur las terpancar cahaya yang tampak dan cahaya tak tampak.
2. Perlindungan terhadap cahaya busur las adalah dengan menggunakan pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu topeng atau helm las, selain itu juga menggunakan alat pelindung diri seperti pakaian kerja, apron atau jaket las, sarung tangan, dan sepatu keselamatan kerja.

Tes Formatif
1. Jelaskan macam-macam cahaya dan dampak yang dihasilkan oleh busur las!
2. Mengapa cahaya tak tampak jauh lebih berbahaya daripada cahaya tampak?
3. Jelaskan penunjukkan masing-masing angka dan huruf pada normalisasi kaca filter 12 A 1 DIN!
4. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipunyai oleh kaca pelindung (filter)!
5. Mengapa kaca penyaring (filter) harus dilapisi oleh kaca bening yang ditempatkan di sebelah luar dan dalam?

Wednesday, September 16, 2020

Tehnik Mengatasi Perubahan Bentuk Setelah Pengelasan Las SMAW

Untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan setelah dilakukan sangat sulit sekali dan kadang -kadang tidak mungkin.
Adalah hal yang sangat penting melakukan langkah menghindari perubahan bentuk sebelum dan selama pengelasan.
Sungguhpun demikian untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan dapat dilakukan dengan 2 cara berikut:
x Meluruskan dengan api
x Pemukulan logam waktu panas

a. Meluruskan dengan Api
 Meluruskan dengan Api
Gambar berikut ini menunjukan batang baja mengalami kebengkokan akibat pengelasan pada salah satu permukaannya. Konstruksi dari hasil pengelasan membengkokkan baja ke arah pengelasan. Kalau sisi yang berlawanan dari yang dilas dipanaskan dan didinginkan maka sisi tersebut akan menyusut, sehingga benda akan lurus kembali.

b. Pemukulan Logam Waktu Panas
Metode ini digunakan untuk menarik atau meregang hasil pengelasan dan bagian logam yang berdekatan dengan tempat pengelasan dengan cara memukul-mukulnya selagi masih panas. Peregangan ini akan mempengaruhi hasil pengelasan menjadi mengerut namun membantu
menghilangkan konstraksi. Perlu diperhatikan bahwa perlakuan yang berlebihan akan mengakibatkan bahan menjadi keras atau retak.

Rangkuman:
1. Langkah untuk mengontrol distorsi meliputi:
x Sebelum pengelasan
x Sewaktu pengelasan
x Sesudah pengelasan

2. Teknik mengontrol distorsi sebelum pengelasan meliputi:
x Perencanaan yang baik
x Pengelasan catat
x Alat bantu (Jig & Fixture)
x Pengaturan letak bahan (Pre-setting)

3. Teknik menghindari distorsi sewaktu pengelasan meliputi:
x Pengelasan selang-seling
x Pengelasan seimbang
x Pendingin buatan

4. Teknik mengatasi distorsi setelah pengelasan meliputi:
x Meluruskan dengan api
x Pemukulan logam waktu panas

Tes Formatif
1. Mengapa dengan perencanaan yang baik dapat mencegah terjadinya distorsi?
2. Apa yang dimaksud dengan las catat?
3. Jelaskan metode pencegahan distorsi dengan cara pendingin buatan!
4. Mengapa sangat penting melakukan langkah untuk menghindari distorsi adalah pada saat sebelum dan selama pengelasan?
5. Mengapa pada saat mengatasi distorsi, perlakuan yang diberikan tidak boleh berlebihan?

Tehnik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan Las SMAW

Tehnik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan
a. Pengelasan selang seling.
 Pengelasan selang seling Las SMAW
Apabila pengelasan secara terus menerus dari salah satu ujung ke ujung yang lain maka konstraksi akan terus bertambah selama proses pengelasan dan inilah salah satu penyebab perubahan bentuk. Ini dapat diatasi dengan tehnik pengelasan secara selang-seling dengan arah pengelasan yang berlawanan.

b. Pengelasan Seimbang
Pengelasan seimbang ini adalah suatu proses pengelasan untuk menyeimbangkan panas ke bidang pengelasan. Metode ini sering digunakan untuk memperbaiki kebulatan atau kelurusan poros dan setiap jalur pengelasan dilakukan berseberangan.
Ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kontraksi dan mengurangi perubahan bentuk.
Urutan pengelasan perhatikan gambar berikut:
  Pengelasan Seimbang 1
Prinsip yang sama juga dapat digunakan pada pengelasan kampuh V atau U ganda. Pengelasan dilakukan dengan sisi atau permukaan yang berlawanan. Konstraksi akan terjadi sama pada kedua belah permukaan.
Untuk langkah pengelasan dapat diperhatikan gambar berikut.
 Pengelasan seimbang

c. Pendingin Buatan
 Pendingin Buatan
Logam pendingin ditempelkan pada logam yang dilas supaya panas pengelasan dipindahkan ke logam pendingin, logam pendingin biasanya dari tembaga atau perunggu. Selama pengelasan logam pendingin akan menyerap panas dari benda kerja. Metode ini cocok untuk pengelasan pelat tipis karena akan mengalami perubahan bentuk yang besar atau akan mudah cair jika tidak didinginkan dengan bahan / logam pendingin.

Tehnik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan Las SMAW

Melakukan pencegahan distorsi.
Ada beberapa langkah untuk mengontrol pengaruh perubahan bentuk (distorsi) sewaktu proses pengelasan yang meliputi:
x Sebelum pengelasan
x Sewaktu pengelasan
x Sesudah pengelasan

Tehnik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan.
a. Perencanaan yang baik
 Perencanaan yang baik
Perencanaan kampuh yang baik adalah panjang jarak minimum yang tepat dari kampuh untuk menghindari terlalu banyaknya pengelasan.

b. Pengelasan Catat
 Pengelasan Catat
Las catat adalah pengelasan dengan jumlah sedikit merupakan titik-titik saja yang akan berfungsi seperti klem. Jumlah dan ukuran dari titik-titik pengelasan yang diperlukan untuk mempertahankan kelurusan adalah sangat tergantung pada jenis dan tebal bahan. Tehnik pengelasan catat yang benar akan mempertahankan bahan sewaktu pengelasan.
Langkah pengelasan catat dapat perhatikan pada gambar berikut, yakni berselang-seling.

c. Alat Bantu (Jig dan Fixture)
 Alat Bantu (Jig dan Fixture)
Alat bantu ini digunakan untuk mempertahankan kelurusan bahan sebelum dan selama pengelasan. Bentuk alat bantu ini sangat tergantung pada bentuk bahan yang dilas. Berikut ini adalah beberapa gambar alat bantu untuk pengelasan:

d. Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
 Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
Pengaturan letak bahan yang akan dilas dapat dilakukan dengan cara mengganjal (menahan) untuk mengatasi konstraksi pada waktu pengelasan. Walaupun demikian cara meletakkan ganjal (penahan) sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan operator untuk menempatkannya secara tepat.

Sunday, July 5, 2020

Jenis-jenis Distorsi akibat pengelasan Las SMAW

Ada tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan :
x Perubahan bentuk arah melintang
x Perubahan bentuk arah memanjang
x Perubahan bentuk menyudut

a. Perubahan Bentuk arah Melintang
Apabila mulai mengelas pada salah satu ujung, maka sisi dari ujung lain akan bertambah panjang akibat pemuaian. Pada saat pendinginan, maka sisi-sisi logam akan saling menarik dan berkontraksi satu sama lain. Pergerakan ini disebut perubahan bentuk arah melintang.
 Perubahan Bentuk arah Melintang

b. Perubahan Bentuk arah Memanjang
Perubahan bentuk arah memanjang adalah apabila hasil pengelasan berkontraksi dan memendek pada sepanjang garis pengelasan setelah dingin.
Perubahan bentuk ini akan sangat tergantung pada keterampilan pekerjaan pengelasan.
 Perubahan Bentuk arah Memanjang

c. Perubahan Bentuk Menyudut
Perubahan bentuk menyudut adalah apabila sudut dari benda yang dilas berubah akibat kontraksi. Kontraksi lebih besar pada permukaan pengelasan karena jumlah hasil pengelasan lebih banyak.
 Perubahan Bentuk Menyudut

Rangkuman
1. Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan.
2. Koefisien muai panjang adalah jumlah pertambahan panjang dari suatu logam akibat perubahan temperatur setiap 1qC.
3. Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi (pengelasan) adalah:
x Tegangan sisa
x Pengelasan
x Pemotongan dengan panas/api
4. Tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan:
x Perubahan bentuk arah melintang
x Perubahan bentuk arah memanjang
x Perubahan bentuk menyudut

Saturday, July 4, 2020

Penyebab terjadinya distorsi Las SMAW pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan )

Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan ) adalah :
x Tegangan sisa
x Pengelasan
x Pemotongan dengan panas/api
 Penyebab terjadinya distorsi Las SMAW pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan )

a. Tegangan Sisa
Seluruh bahan logam yang digunakan dalam industri misalnya batangan, lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses ini meninggalkan atau menahan tegangan di dalam bahan yang disebut tegangan sisa.  
Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan tapi apabila bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi). Sebagai contoh profil I berikut yang dipotong dengan api.

b. Pengelasan/ Pemotongan dengan Panas.
Sewaktu mengelas atau memotong dengan menggunakan api (panas), sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusutan secara tidak merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).

Pemanasan dan Pendinginan Benda Las Listrik

a. Pemanasan dan Pendinginan benda bebas (Tidak tertahan)
Apabila benda logam dipanaskan secara merata dan dalam keadaan bebas atau tidak tertahan maka akan menyusut kembali ke posisi semula kalau didinginkan. Sebagai contoh perubahannya dapat
diperhatikan diagram berikut :
 Pemanasan dan Pendinginan benda bebas (Tidak tertahan)

b. Pemanasan dan pendinginan benda tertahan.
Apabila benda ditahan atau dijepit pada ragum dan dipanaskan, maka benda tidak akan dapat memuai atau bertambah panjang ( mengembang ) secara teratur ke seluruh arah, sehingga pertambahan
ke arah ragum akan tertahan, dimana dengan pertambahan temperatur akan menambah kekenyalan, bahan menjadi lunak dan mudah dibentuk.
Apabila kondisi tersebut tetap tertahan sampai benda dingin kembali, maka logam berubah bentuk dan bertambah panjang / mengembang ke arah yang tidak ada tahanan dan perubahan bentuk ini bersifat permanen.
 Pemanasan dan pendinginan benda tertahan


Friday, July 3, 2020

Distorsi "Untuk memahami tentang distorsi, maka perlu dipahami hal-hal sebagai berikut"

Semua logam akan mengembang / memuai apabila mendapat panas dan menyusut bila mengalami pendinginan, kejadian tersebut merupakan sifat dari logam itu sendiri. Seorang operator las harus memiliki kemampuan bagaimana suatu proses pengelasan dapat menghasilkan bentuk sambungan sesuai rencana yang dikehendaki dengan melakukan pengendalian terhadap pemuaian dan penyusutan yang berlebihan.
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat melengkungnya atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar pengelasan, misalnya pada saat proses las busur manual. 
Untuk memahami tentang distorsi, maka perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:
1. Koefisien Muai Panjang
Koefisien muai panjang adalah : jumlah pertambahan panjang dari suatu logam akibat perubahan temperatur setiap 1qC.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan panjang adalah :
x Jenis logam yang dipanaskan
x Jumlah perubahan temperatur
x Perubahan panjang akan ke segala arah.
Koofisien muai panjang akan berbeda-beda dari setiap jenis logam karena perbedaan sifat masing-masing logam tersebut.
Koofisien muai panjang dari beberapa logam adalah sbb :
 Koofisien muai panjang

Sebagai contoh baja akan bertambah panjang 0,000012 mm setiap perubahan temperatur 1qC.
Contoh Perhitungan Koefisien Muai Panjang.
Sebatang baja panjang 300 mm dipanaskan sampai 1000qC, terjadi pertambahan panjang 3,6 mm ini didapat berdasarkan perhitungan sbb.
 Contoh Perhitungan Koefisien Muai Panjang

Perbandingan Koefisien muai panjang dari berbagai jenis logam Walaupun dipanaskan pada temperatur yang sama, maka pertambahan panjang dari masing-masing logam tersebut tidak akan sama dan tergantung dari jenis logam tersebut

Wednesday, July 1, 2020

Rekondisi Elektroda Las SMAW

Kondisi yang kurang baik dari elektroda akan berdampak terhadap proses dan hasil las, misalnya kadar air pada elektroda terlalu tinggi ( lembab ).
 Rekondisi Elektroda Las SMAW
Hal ini akan menyebabkan keropos ( porosity ) dan/ atau keretakan pada hasil las, disamping menimbulkan masalah-masalah pada saat pengelasan, antara lain :
ƒ busur las tidak stabil
ƒ banyak percikan dan asap las
ƒ terak sulit dibersihkan
Untuk menghindari timbulnya hal-hal tersebut di atas, maka elektroda perlu selalu dijaga kondisinya sesuai dengan ketentuan masing-masing jenis elektroda.
Jika elektroda terlalu lembab, dapat dilakukan rekondisi dan dikering ulang dengan menggunakan alat pengering ( oven ) yang dapat diatur temperaturnya; dengan catatan, untuk jenis elektroda tertentu membutuhkan sedikit kelembaban agar salutannya tidak rusak.
Berikut ini adalah ketentuan umum dalam merekondisi elektroda ( biasanya rekondisi elektroda direkomendasikan oleh fabrik pembuatnya ) :
1. Elektroda Rutile :
Elektroda rutile membutuhkan sedikit kelembaban untuk menghasilkan pengelasan yang baik. Ini dilakukan pada saat proses produksi.
Pengeringan ulang untuk elektroda jenis rutile dilakukan pada temperature antara 700C sampai dengan 1700C selama r 30 menit.
2. Elektroda Cellulose :
Elektroda ini membutuhkan sedikit lebih banyak kelembaban untuk menghasilan pengelasan yang baik. Jika terlalu kering akan mempengaruhi busur las dan karakteristik pemakaian.
Oleh karena itu, maka elektroda jenis cellulose tidak disarankan untuk dikeringkan dengan oven, tapi cukup pada udara terbuka.
3. Elektroda Low Hydrogen :
Elektroda low hydrogen harus digunakan dalam keadaan kering, sehingga jika lembab maka harus dikering ulang pada temperature antara 3000C s.d. 3500C selama satu jam dan tidak boleh melebihi temperature maksimal, di mana hal ini akan mengakibatkan berubahnya sifat kimia dan akan bersifat
tetap.
4. Elektroda Serbuk Besi :
Elektroda serbuk besi harus digunakan dalam keadaan yang temperat kering, sehingga jika lembab maka harus dikering ulang pada temperature sekitar 1500C selama satu jam.

Rangkuman
1. Bagian-bagian elektroda, yaitu inti dan salutan elektroda, mempunyai fungsi masing-masing.
2. Ukuran diameter elektroda secara umum berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm, panjang antara 250 – 450 mm, serta tebal salutan antara 10% - 50% dari diameter elektroda.
3. Tipe salutan elektroda ada empat, yaitu rutile, cellulose, serbuk besi, dan low hydrogen.
4. Penetapan penggunaan elektroda pada suatu pengelasan didasarkan pada jenis pekerjaan, tipe mesin las, dan karakteristik pengelasan.
5. Elektroda perlu disimpan secara baik dan benar, agar dapat bertahan lama.
6. Elektroda yang terlalu lembab, dapat dilakukan rekondisi dan dikering ulang dengan menggunakan alat pengering (oven) yang dapat diatur temperaturnya.

Penyimpanan Elektroda Las SMAW

Agar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda perlu disimpan secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatikan hal-hal berikut dalam menyimpan elektroda :
1. Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih tertutup rapi ( kemasan tidak rusak ).
2. Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari lantai
3. Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan (rak).
4. Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya kelembaban.
5. Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 150C di atas temperatur rata-rata udara luar.
6. Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat penyimpanan tersebut.
 Penyimpanan Elektroda Las SMAW