Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Thursday, April 9, 2020

Dasar Dan Sejarah dan Perkembangan Las MIG ( Metal Inert Gas)

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan 
las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian bagian bangunan atau mesin yang dirancang. Untuk mengetahui lebih jauh tentang teknik pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ) 
 Dasar Dan Sejarah dan Perkembangan Las MIG ( Metal Inert Gas)
Pengertian Pengelasan 
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sepele dan sederhana, namun sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yag harus diatasi di mana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu dalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek. 
Secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa dalam perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara pengelasan, cara pemeriksaan,bahan las dan jenis las yang akan dipergunakan berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin 
yang dirancang. Definisi las berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas. 

Pengelasan secara umum adalahsuatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.  Menurut “Welding Handbook” pengelasan adalah 
proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan dengan memanasinya dengan suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas las, 
dengan atau tanpa pengaruh tekanan, dan dengan  atau  tanpa  logam  pengisi ( Howard,1981). 

Sejarah dan Perkembangan Las MIG ( Metal Inert Gas) 
  Las MIG ( metal inert gas) merupakan sebuah pengembangan dari pengelasan GMAW ( gas metal arc welding ). Las GMAW mempunyai dua tipe gas pelindung yaitu inert gas dan actif gas yang kemudian sering dikenal dengan sebutan las MIG ( metal inert gas ) dan las MAG ( metal actif gas ). 
GMAW (gas metal arc welding) atau sering di sebut dengan las MIG ( Metal Inert Gas) mulai dikenalkan di dunia industri pada tahun 1940-an. Di awal tahun 1950 yang diprakarsai oleh Lyubavshkii and Novoshilov, melakukan pengembangan GMAW dengan menggunakan diameter elektroda yang lebih besar dan gas pelindung yang digunakan adalah karbon dioksida CO2. Pengembangan ini menghasilkan percikan elektroda yang tinggi, dan panas pada benda kerja yang sedang. Di akhir tahun1950 terjadi perkembangan dibidang teknologi power source, dan perkembangan diameter elektroda yang digunakan semakin kecil 0.035" - 0.062" (0.9 - 1.6 mm). 

 Proses las MIG sukses dikembangkan oleh Battele Memorial Institute pada tahun 1948 dengan sponsor Air Reduction Company. Las MIG ( metal inert gas ) pertama kali dipatenkan pada tahun 1949 di Amerika Serikat untuk pengelasan alumunium. Keunggulannya adalah penggunaan elektroda yang berdiameter lebih kecil dan sumber daya tegangan konstan (constant-voltage 
power source) yang telah dipatenkan sebelumnya oleh H.E. Kennedy. Pada tahun 1953, Lyubavskii dan Novoshilovmengumumkan penggunaan proses las MIG menggunakan gas CO2 sebagai gas pelindung. Mereka juga menggunakan gas CO2 untuk mengelas besi karbon. Gas CO2 dicampur 
dengan Gas Argon yang dikenal sebagai Metal Active Gas (MAG), yang kemudian berkembang menjadi proses las MAG. Perkembangannya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan kemajuan teknologi saat ini GMAW dapat diaplikasikan pada ProsesPengelasan dengan Sistem Otomasi (robot). 

Monday, April 6, 2020

Membuat jalur las dengan bahan tambah pada pelat baja lunak posisi di bawah tangan Las OAW

Membuat jalur las dengan bahan tambah pada pelat baja lunak posisi di bawah tangan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Lebar jalur 7 mm
b. Tinggi jalur 1 mm
c. Bentuk jalur cembung
d. Sambungan jalur rata
e. Beda permukaan jalur maksimum 1,0 mm
f. Penyimpangan kelurusan maksimum 50
g. Perubahan bentuk maksimum 50
h. Scale pada permukaan 0

Alat dan bahan
Alat
a) Satu unit peralatan las oksi asetilena (pelengkap dan terpasang, kecuali tip/mulut pembakar)
b) Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja
c) Satu set alat bantu pengelasan.

Bahan
a) Pelat/baja lunak ukuran 200 x 800 x 2 mm, jumlah1 buah
b) Kawat las, jenis baja lunak, diameter 2,0 mm
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan benar.
2) Atur tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan
3) Jangan mengarahkan api las pada orang da/atau benda yang mudah terbakar.
4) Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat./lokasi pengelasan dan sekitarnya.
5) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6) Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.

Gambar Kerja
 Membuat jalur las dengan bahan tambah pada pelat baja lunak posisi di bawah tangan Las OAW
Langkah Kerja
1) Kriteria kerja yang akan Anda buat.
Jalur las lurus, lebar jalur 3 x t, tinggi jalur ½ x t, perbedaan permukaan jalur maksimum 1,5 mm dan penembusan 0.
2) Mempersiapkan peralatan, baik alat keselamatan kerja maupun alat bantu.
3) Mempersiapkan bahan :
a) plat baja lunak 150 x 60 x 2 mm
b) bahan pengisi, baja lunak 02,0 mm

4) Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan bahan pengisi.
5) Memiliki ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada pembakar.
6) Mengatur besarnya tekanan kerja.
7) Meletakkan bahan pada posisi di bawah tangan.
8) Menyalakan tip dan mengaturnya hingga netral.
9) Untuk pekerjaan ini gerakan pengelasan arah maju/kiri.
Arahkan inti nyala pada tepi sebelah kanan, jarak permukaan dengan ujung inti nyala 2 –3 mm sudut pembakar 600 – 700, sudut samping pembakar 90 derajat.
10) Apabila titik lasan sudah mencair dan mencapai lebar 2 ½ x t, masukkan bahan tambah ke dalam cairan dan segera angkat lagi. Setalah perpaduan antara cairan bahan pengisi dan bahan dasar mencapai lebar 3 x t, doronglah pembakar dan bahan pengisi menuju tepi sebelah kiri dengan kondisi sebagai berikut :
a) 600 – 700 sudut samping elektroda 900 dan sudut bahan pengisi antara 300 – 300.
b) Sudut pembakar 600 – 700
c) Sudut samping pembakar 900
d) Sudut bahan pengisi 300 – 400
e) Gerakan pembakar lurus
f) Gerakan bahan pengisi naik turun dalam cairan dan searah dengan garis lasan
g) Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2-3 mm, lebar kawah las 3 x t.
11) Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi ujung kiri, sudut pembakar atau gerakan bahan pengisi lebih dipercepat. Hal ini untuk menghindari terjadinya pemakanan tepi.
12) Setelah selesai satu jalur, bersihkan dan diskusikan hasilnya dengan pembimbing anda.
13) Ulangi latihan mengelas sambungan tumpul kampuh 1 hingga memperoleh skor minimal 80 % dari keseluruhan kriteria yang diharapkan.
14) Bersihkan benda kerja yang sudah selesai dilas dengan peralatan dan prosedur yang benar, kemudian serahkan kepada pembimbing.

Mengelas sambungan pinggir tanpa bahan pengisi pada pelat baja lunak posisi di bawah tangan Las OAW

Mengelas sambungan pinggir tanpa bahan pengisi pada pelat baja lunak posisi di bawah tangan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut : 
a. Perpaduan 100%
b. Sambungan jalur rata
c. Beda permukaan jalur maksimum 1 mm
d. Panjang Overlap maksimum 10 %
e. Perubahan bentuk maksimum 50
f. Scale pada permukaan 0

Cara pembuatan sambungan pinggir tanpa bahan tambah posisi di bawah tangan dan selanjutnya buat laporannya.
Alat dan Bahan
1) Alat
a) Satu unit peralatan las oksi asetilena (lengkap dan terpasang, kecuali tip/mulut pembakar)
b) Satu alat keselamatan dan kesehatan kerja
c) Satu set alat bantu pengelasan.

Bahan.
a) Pelat baja ukuran 200 x 2 mm
b) 4 buah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan benar.
2) Aturlah tekanan kerja dan nyala api seuai dengan kebutuhan.
3) Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah terbakar.
4) Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.
5) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6) Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar. 

Gambar Kerja
 Mengelas sambungan pinggir tanpa bahan pengisi pada pelat baja lunak posisi di bawah tangan  Las OAW
Langkah Kerja
1) Benda kerja yang dibuat harus memenuhi kriteria : lebar jalur 2 x 1, perbedaan permukaan jalur maksimum 1 mm, benda kerja tetap siku.
2) Mempersiapkan peralatan, baik alat keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat bantu.
3) Mempersiapkan bahan plat baja lunak 200 x 40 x 2 mm sebanyak 4 potong, 2 potong bahan dilipat sehingga berbentuk U, bagian yang dilipat ? 6 mm.
4) Membersihkan permukaan yang akan dilas
5) Memilih ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada pembakar.
6) Mengatur tekanan kerja
7) Mengatur posisi benda kerja untuk dilas, misalnya dirangkai dengan C klem.
8) Nyalakan tip dan atur sehingga memperoleh nyala netral.
9) Buatlah las catat pada 3 (tiga) tempat pada setiap jalur.
10) Letakkan benda kerja pada meja untuk pembuatan jalur pada sambungan pinggir posisi di bawah tangan.
11) Untuk pekerjaan ini gunakan pengelasan arah maju/kiri. Arahkan inti nyala pada tepi sebelah kanan. Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja antara 2 – 3 mm. Sudut pembakar 600 – 700 dan sudut samping pembakar 900.
12) Apabila titik lasan sudah mencair, doronglah pembakar menuju tepi sebelah kiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan ini adalah:
a) Apabila cairan lasan terlalu dalam, turunkan sudut pembakar atau didorong lebih cepat.
b) Apabila cairan lasan sudah normal, kembalikan ke sudut pembakar atau kecepatan seperti semula. Kurang lebih 15 mm sebelum akhir jalur, turunkan perlahan sudut pembakar agar tidak terjadi pemakanan pada ujungnya.
13) Setelah jalur pertama selesai, kerjakan jalur kedua yaitu jalur yang berlawanan dangan jalur pertama, kemudian jalur ke 3 dan terakhir jalur ke 4. Sebelum mengerjakan jalur berikutnya, bersihkan terlebih dahulu benda kerja.
14) Apabila semua jalur telah selesai, konsultasikan hasilnya dengan pembimbing Anda. Apabila belum mencapai skor minimal, ulangi pekerjaan itu hingga mencapai skor minimum
15) Bersihkan benda kerja dengan peralatan dan prosedur yang sudah dijelaskan. Kemudian serahkan kepada pembimbing.

Thursday, April 2, 2020

Membuat jalur tanpa bahan tambah posisi di bawah tangan Las Oksi Asetelin / OAW Yang Baik...

Membuat jalur tanpa bahan tambah posisi di bawah tangan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Lebar jalur 6 mm
b. Penyimpangan kelurusan jalur maksimum 500
c. Bentuk jalur rata
d. Tidak terdapat lubang
e. Perubahan bentuk maksimum 500
f. Scale pada permukaan 0

Alat dan Bahan
1) Alat
a) Satu unit peralatan las oksi asetilena (lengkap dan terpasang, kecuali tip/mulut pembakar)
b) Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja
c) Satu set alat bantu pengelasan

2) Bahan
a) Pelat/baja lunak ukuran 200 x 80 x 2 mm
b) Jumlah 1 buah.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan benar
2) Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan
3) Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah terbakar
4) Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.
5) Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar. 

Gambar kerja
 Membuat jalur tanpa bahan tambah posisi di bawah tangan Las Oksi Asetelin / OAW  Yang Baik...
Langkah Kerja
1) Perhatikan kriteria benda kerja yang akan dibuat; jalur las, tidak berlubang, lebar jalur rata, dengan ukuran 3 x tebal bahan.
2) Mempersiapkan peralatan las oksi asetilena, baik alat keselamatan kerja maupun alat-alat bantu.
3) Membersihkan permukaan yang akan dilas (baca uraian tentang persiapan bahan ).
4) Memilih ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada pembakar (kapasitas ukuran dan cara pemasangan tip, baca halaman sebelumnya).
5) Mengatur tekanan kerja (besarnya tekanan kerja dan proses pengaturannya; baca halaman sebelumnya).
6) Meletakkan benda kerja pada meja untuk pengelasan posisi di bawah tangan.
7) Menyalakan tip dan mengaturnya hingga nyala netral.
8) Bila anda biasa menggunakan tangan kanan, arahkan inti nyala pada tepi sebelah kanan sebagai pusat sasaran. Jarak antara ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 – 3 mm; sudut pembakar 600–700 dan sudut samping pembakar adalah 900. Panaskan terus titik lasan hingga mencair atau terjadi kawah las. Apabila lebar kawah sudah mencapai 1? x tebal bahan (t) doronglah pembakar menuju tepi sebelah kiri. Pada proses mendorong pembakar perhatikan kondisi peralatan sebagai berikut :
a) Gerakkan pembakar lurus dengan sudut 600 –700
b) Sudut samping pembakar 600 –700
c) Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 – 3 mm
d) Lebar kawah las 1?
e) Jalur sejajar dengan tepi x t
9) Kira-kira  15  mm  sebelum  mencapai  tepi  kiri,  turunkan  secara
berangsur-angsur sudut pembakar. Ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemakanan tepi sebelah kiri.
10) Setelah satu jalur selesai, konsultasikan/diskusikan hasilnya dengan tutor/pembimbing anda.
11) Ulangi latihan membuat jalur las hingga mencapai minimal 90 % dari keseluruhan kriteria yang diharapkan.
12) Bersihkan benda kerja dengan peralatan dan prosedur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian serahkan kepada pembimbing.



Tehnik Mengatasi Perubahan Bentuk Setelah Pengelasan Pada Las Oksi Asetelina / OAW Dan Review Materi Lengkap

Untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan setelah dilakukan sangat sulit sekali dan kadang -kadang tidak mungkin. Adalah hal yang sangat penting melakukan langkah menghindari perubahan bentuk sebelum dan selama pengelasan.
Sungguhpun demikian untuk memperbaiki perubahan bentuk akibat pengelasan dapat dilakukan dengan 2 cara berikut:
1). Meluruskan dengan Api
Gambar berikut ini menunjukan batang baja mengalami kebengkokan akibat pengelasan pada salah satu  permukaannya.
 ehnik Mengatasi Perubahan Bentuk Setelah Pengelasan Pada Las Oksi Asetelina / OAW Dan Review Materi Lengkap
Konstruksi dari hasil pengelasan membengkokkan baja kearah pengelasan. Kalau sisi yang berlawanan dari yang dilas dipanaskan dan didinginkan maka sisi tersebut akan menyusut, sehingga benda akan lurus kembali.
2). Pemukulan Logam Waktu Panas
Metode ini ini digunakan untuk menarik atau meregang hasil pengelasan dan bagian logam yang berdekatan dengan tempat pengelasan dengan cara memukul-mukulnya selagi masih panas. Peregangan ini akan mempengaruhi hasil pengelasan menjadi mengerut namun membantu menghilangkan konstraksi. Perlu diperhatikan bahwa perlakuan ini yang berlabihan akan mengakibatkan bahan menjadi keras atau retak.

Review
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan distorsi
2. Jelaskan sifat-sifat logam yang terpengaruh oleh cuaca
3. Sebutkan dan jelaskan penyebab utama terjadinya distorsi
4. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat pengelasan
5. Sebutkan dan jelaskan teknik memperkecil perubahan bentuk
6. Teknik mengatasi perubahan bentuk setelah pengelasan.

Lembar Jawaban
1. Distorsi adalah perfubahan bentuk akibat pemanasan dan pendinginan pada pengelasan.
2. Sifat logam adalah memuai pada saat menerima panas dan menyusut saat mengalami pendinginan
3. Penyebab utama distrsi adalah tidak meratanya bahan/material menerima beban panas sehingga terjadi perubahan bentuk.
4. Perubahan bentuk akibat pengelasan : perubahan bentuk arah melintang, perubahan bentuk arah memanjang dan perubahan bentuk menyudut.
5. Teknik memperkecil perubahan bentuk adalah: perencanaan kampuh yang baik, las catat tidak terlalu banyak, menggunakan alat bantu (Jig & Ficture) dan pengaturan letak bahan.
6. Tehnik mengatasi perubahan bentuk setelah pengelasan dapat dilakukan dengan 2 cara berikut:
a. meluruskan dengan api dan
b. pemukulan Logam Panas





Teknik Pengontrolan Distorsi SEbelum, Sewaktu Pengelasan Pada Las Oksi Asetelina / OAW

Teknik Pengontrolan Distorsi
Ada beberapa langkah untuk mengontrol pengaruh perubahan bentuk (distorsi) sewaktu proses pengelasan yang meliputi:

Teknik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan.
1). Perencanaan yang baik
Perencanaan kampuh yang baik adalah panjang jarak minimum yang tepat dari kampuh untuk menghindari terlalu banyaknya pengelasan.
 Perencanaan kampuh
2). Pengelasan Catat
Las catat adalah pengelasan dengan jumlah sedikit merupakan titik-titik saja yang akan berfungsi seperti klem. Jumlah dan ukuran dari titik-titik pengelasan yang diperlukan untuk mempertahankan kalurusan adalah sangat tergantung pada jenis dan tebal bahan. Tehnik pengelasan catat yang benar akan mempertahankan bahan sewaktu pengelasan.
Langkah pengelasan catat dapat perhatikan pada gambar berikut, yakni berselang-seling.
 Las catat
3). Alat Bantu (Jig dan Fixture)
Alat bantu ini digunakan untuk mempertahankan kelurusan bahan sebelum dan selama pengelasan. Bentuk alat bantu ini sangat tergantung pada bentuk bahan yang dilas. Berikut ini adalah beberapa gambar alat bantu untuk pengelasan :
 Alat Bantu (Jig dan Fixture)

4). Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
Pengatur letak bahan yang akan dilas dapat dilakukan dengan cara mengganjal untuk mengatasi konstraksi pada waktu pengelasan. Sungguhpun demikian cara meletakkan ganjal sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan untuk menempatkannya secara tepat.
 Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
Teknik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan
1). Pengelasan selang seling.
Apabila pengelasan secara terus menerus dari salah satu ujung ke ujung yang lain maka konstraksi akan terus bertambah selama proses pengelasan dan inilah penyebab perubahan bentuk. Ini dapat diatasi dengan tehnik pengelasan secara selang-seling dengan arah pengelasan yang berlawanan.
 Pengelasan selang seling.
2). Pengelasan Seimbang
Pengelasan seimbang ini adalah seatu proses pengelasan untuk menyeimbangkan panas ke bidang pengelasan. Metode ini sering
digunakan untuk memperbaiki kebulatan poros dan setiap jalur pengelasan dilakukan berseberangan. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kontraksi dan mengurangi perubahan bentuk.
Contoh urutan pengelasan seimbang tersebut adalah seperti gambar berikut :
 Pengelasan Seimbang
Prinsip yang sama juga dapat digunakan pada pengelasan kampuh V atau U ganda. Pengelasan dilakukan dengan sisi atau permukaan yang berlawanan. Konstraksi akan terjadi sama pada kedua belah permukaan. Untuk langkah pengelasan dapat diperhatikan gambar berikut.
 Pengelasan seimbang pada dua pelat

3). Pendingin Buatan
Logam pendingin ditempelkan pada logam yang dilas supaya panas pengelasan dipindahkan ke logam pendingin, logam pendingin biasanya dari tembaga atau perunggu. Selama pengelasan logam pendingin akan menyerap panas dari benda kerja. Metode ini cocok untuk pengelasan pelat tipis karena akan mengalami perubahan bentuk yang besar atau akan mudah cair jika tidak didinginkan dengan bahan / logam pendingin..
 Pendingin Buatan


Wednesday, April 1, 2020

Distorsi: Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi Pada Las Oksi Asetelina / OAW

Distorsi
Semua logam akan mengembang / memuai apabila mendapat panas dan menyusut bila mengalami pendinginan, kejadian tersebut merupakan sifat dari logam itu sendiri. Seorang operator las harus memiliki kemampuan bagaimana suatu proses pengelasan dapat menghasilkan bentuk sambungan sesuai rencana yang dikehendaki dengan melakukan pengendalian terhadap pemuaian dan penyusutan yang berlebihan.
 Distorsi: Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi Pada Las Oksi Asetelina / OAW
Distorsi adalah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat melengkungnya atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar pengelasan, misalnya pada saat proses las oksi asetilin.

Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi
a. Penyebab terjadinya distorsi
Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada
konstruksi logam dan industri pengelasan adalah :

1) Tegangan Sisa
Seluruh bahan metal yang digunakan dalam industri misalnya batangan, lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses ini meninggalkan atau menahan tegangan didalam bahan yang disebut tegangan sisa.

Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan tapi apabila bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi). Sebagai contoh profil I.

2) Pengelasan/ Pemotongan dengan Panas.
Sewaktu mengelas atau memotong dengan menggunakan api (panas), sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusustan secara tidak merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).

b. Jenis-jenis Distorsi
Ada tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan :
1). Perubahan Bentuk arah Melintang
Apabila mulai mengelas pada salah satu ujung, maka sisi dari ujung lain akan bertambah panjang akibat pemuaian. Pada saat pendinginan, maka sisi-sisi logam akan saling menarik dan berkontraksi satu sama lain. Pergerakan ini disebut perubahan bentuk arah melintang.
 Perubahan Bentuk arah Melintang
2). Perubahan Bentuk arah  Memanjang
Perubahan bentuk arah memanjang adalah apabila hasil pengelasan berkontraksi dan memendek pada sepanjang garis pengelasan setelah dingin. Perubahan bentuk ini akan sangat tergantung pada keterampilan pekerjaan pengelasan.
 Perubahan Bentuk arah  Memanjang
3). Perubahan Bentuk Menyudut
Perubahan bentuk menyudut adalah apabila sudut dari benda yang dilas berubah akibat kontraksi. Kontraksi lebih besar pada permukaan pengelasan karena jumlah hasil pengelasan lebih banyak.
 Perubahan Bentuk Menyudut




Menyambung Pelat Pada Alur Las Busur Listrik / SMAW, Rangkuman, Soal Formatif Dan Jawabannya!! Yang Tepat...

Bila elektroda harus diganti sebelum pengelasan selesai, maka untuk menyambung pengelasan , busur perlu dinyalakan lagi, menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 25 
mm di muka las berhenti (lihat gambar). Elektroda digerakkan kebawah las dan diisi hingga sama besar dengan alur sebelumnya.
 Menyambung Pelat Pada Alur Las Busur Listrik / SMAW

Rangkuman:
Menyalakanatau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan mesin las yang digunakan.
Memutuskan dan mematikanlengkung listrik las dari benda kerja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
-  elektroda diangkat dan diturunkan se dikit kemudian di tarik keluar.
-  elektroda diangkat sedikit dan diturun kan kembali sam-bil dilepas dengan cara mengayunkan kekiri atas.
Menyalakan busur untuk menyambung pengelasan, dilakukan pada tempat kurang lebih 25 mm di muka las berhenti.

Tes Formatif:
1.   Sebutkan dan jelaskan tiga gerakan elektroda pada waktu proses pengelasan?
2.   Jelaskan dengan singkat cara menyalakan busur listrik?
3.   Jelaskan dengan singkat cara memastikan nyala busur listrik? 

Kunci Jawaban Tes Formatif:
1.  a.  Gerakan turun sepanjang sumbu elektroda, gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak elektroda dan benda kerja agar nyala busur listrik tetap.
b.  Gerakan ayunan elektroda, gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar alur las yang dikehendaki. 
c.  Gerakan ayunan ke atas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan ke bawah menghasilkan alur las yang lebar. 
Penembusan las pada ayunan ke atas lebih dangkal dari pada ayunan ke bawah. 
2.   Menyalakan Busur Listrik.
a.   Dengan Cara Menggoreskan.
Elektroda dipegang secara menyudut dan ujung elektroda digoreskan pada permukaan benda kerja, (bisa dilakukan mesin las AC)
b.   Dengan Cara Mengetuk Atau Menyentuhkan. 
Elektroda dipegang secara tegak lurus. Elektroda diketukkan/disentuhkan naikturun hingga terjadi busur listrik (bisa digunakan pada mesin las DC).
3.   Cara Mematikan Busur Listrik.
a.   Elektroda diangkat dan diturunkan sedikit dan diturunkan sedikit kemudian ditarik keluar.
b.   Elektroda diangkat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepas dengan cara mengayunkan kekiri atas.

Menyalakan Dan Mematikan Elektroda Las Busur Listrik / SMAW Yang Benar!!!

Menyalakan Busur Listrik
Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan mesin las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan adalah mesin las AC,  maka menyalakan dengan menggoreskan elektroda 
yang sudah terjepit pada penjepit elektroda, pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel massa. Arah penggoresan elektroda membentuk busur atau seperti cara menggoreskan korek api, seperti terlihat pada gambar (A), adapun cara menyalakan las DC dengan cara menggoreskan 
dengan arah naik turun, seperti terlihat pada gambar (B), elektroda digerakkan lurus kebawah sampai menyentuh benda kerja kemudian diangkat diameter elektroda.
 Menyalakan Dan Mematikan Elektroda Las Busur Listrik / SMAW Yang Benar!!!

Setelah nyala busur listrik  terjadi, maka posisi elektroda harus tetap dijaga pada jarak tertentu dari benda kerja agar nyala busur listrik yang terjadi dapat menyala secara kontinyu. Selama elektroda menyala, maka elektroda akan berkurang sehingga jarak ujung elektroda (panjang busur nyala) dengan benda kerja akan semakin renggang. Untuk menjaga agar panjang busur nyala tetap sama, maka pemegang elektroda harus diturunkan secara perlahan - lahan.
 Menyalakan Dan Mematikan Elektroda Las Busur Listrik / SMAW Yang Benar!!!

Mematikan Busur Listrik
Setelah satu bagian pengelasan selesai maka nyala busur listrik harus dimatikan. Cara mematikan nyala busur harus hati - hati, karena mematikan busur nyala berarti mengakhiri proses pengelasan yang berada pada ujung rigi las. 
Agar ujung akhir pengelasan tidak keropos dan terlalu tinggi atau rendah, maka cara mematikan nyala busur harus benar. Untuk memutuskan dan mematikan lengkung listrik las dari benda kerja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Cara pertama: 
-  elektroda diangkat dan diturunkan sedikit kemudian di tarik keluar. (perhatikan gambar)
 Menyalakan Dan Mematikan Elektroda Las Busur Listrik / SMAW Yang Benar!!!

Cara kedua:
-  elektroda diangkat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepas dengan cara mengayunkan 
kekiri atas. (lihat gambar)
 Menyalakan Dan Mematikan Elektroda Las Busur Listrik / SMAW Yang Benar!!!

Penting Banget: Cara Menentukan besarnya arus listrik, Pengaruh arus listrik, kecepatan elektroda pada hasil las Listrik / SMAW

Menentukan besarnya arus listrik
Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan harus diatur sesuai kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar tegangan listrik pada mesin las yang digunakan.
Hal ini  berhubungan dengan keselamatan kerja operator las tubuh manusia tidak akan mampu menahan arus listrik dengan tegangan yang tinggi.
Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung terminal) berkisar 55 volt sampai 85 volt. Tegangan ini  disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt. Tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya diameter el ektroda. Semakin besar arus yang terjadi. Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya besar arusnya saja.

Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar tombol pengatur arus. Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang ditunjukkan oleh amperemeter (alat untuk mengukur besar arus listrik) yang terletak pada mesin las. Pada masing-masing las, arus minimum dan arus maksimum yang dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100 ampere sampai 600  ampere. Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain: diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan, polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan.Tetapi dalam prakteknya dipilih atau ditentukan ampere pertengahan, misalnya: untuk elektroda EGOIO, ampere minimum dan maksimumnya adalah 80-120 ampere. Maka ampere pertengahan yang dipilih 100 ampere. Hal ini dapat dilihat pada tebel berikut ini.
 Penting Banget: Cara Menentukan besarnya arus listrik, Pengaruh arus listrik, kecepatan elektroda pada hasil las Listrik / SMAW

Pengaruh arus listrik pada hasil las
Bila arus terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan: 
a.   penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil,
b.   terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak
mampu melebihkan elektroda dan bahan bakar dengan baik,
c.   penembusaun kurang baik,
d.   pinggiran -pinggiran dingin
 Bila arus terlalu rendah (kecil) las listrik
Bila arus terlalu tinggi (besar), maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan: (lihat gambar)
-  permukaan las yang lebih lebar dan datar,
-  perembasan t erlalu dalam,
-  terjadi undercut sepanjang alur las.
 Bila arus terlalu tinggi (besar) las listrik

Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las 
Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Apabila elektroda di gerakkan: 
a.   tepat dan stabil, meng hasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan perembesan luasnya baik.( lihat gambar )
 hasil gerakan tepat dan stabil

b.   terlalu cepat, menghasil kan perembesan las yang dangkal karena peman asan bahan bakar dasar (perhatikan gambar) 
 hasil gerakan terlalu cepat

c.   terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.
 hasil gerakan terlalu lambat

Rangkuman:
Besar arus dan tegangan listrikyang digunakan dalam pengelasan harus diatur sesuai kebutuhan.
Bila arus terlalu rendah(kecil), akan menyebabkan: 
a.   busur listrik tidak stabil.   b.  terlalu banyak tumpukan logam.
c.  penembusaun kurang baik.   d.  pinggiran -pinggiran dingin.
Bila arus terlalu tinggi(besar), maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan: 
-  permukaan las yang lebih lebar dan datar,
-  perembasan terlalu dalam,
-  terjadi undercut sepanjang alur las.
Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil  untuk menghasilkan las yang rata dan halus,.

Tes Formatif:
1.   Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan besarnya arus las? 
2.   Sebutkan pengaruh arus las yang terlalu besar dan kecil pada hasil las!
3.   Jelaskan pengaruh kecepatan elektrdayang terlalu cepat, tepat dan stabil pada hasil las?

Kunci Jawaban Tes Formatif:
1.  Diameter elektroda yang digunakan 
Tebal benda kerja
Jenis elektroda yang digunakan 
Polaritas kutub-kutubnya 
Posisi pengelasan
2.   Arus terlalu kecil:
Penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil.
Rembusan kurang baik. 
Terlalu banyak tumpukan las karena panas yang terjadi tidak 
mampu melelehkan elektroda dan bahan dasar dengan baik.
Arus terlalu besar
Permukaan las lebih lebar dan dasar. 
Penembusan terlalu dalam.
Terjadi UNDERCUT sepanjang alur las.
3.  a.  Terlalu cepat :   Perembesan las dangkal karena pemanasan bahan dasar kurang dan cairan
elektroda kurang menembus bahan dasar.
b.  Tepat dan stabil :   Menghasilkan daerah perpaduan dengan perembesan lasnya baik.