Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Sunday, April 26, 2020

Jenis-jenis gas pelindung untuk las MIG ( metal inert gas)

Gas-gas pelindung untuk MIG ( metal inert gas) adalah pelindung untuk mempertahankan atau menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las. Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las tersebut. Sedangkan menurut “ sri widharto “ fungsi utama dari gas lindung adalah mengusir mengusir udara di sekitar busur dan kolam las agar tidak bersinggungan dengan cairan metal untuk mencegah terjadinya proses oksidasi metal tersebut oleh oksigen dalam udara. 

Jenis jenis gas pelindung 
Jenis gas pelindung yang digunakan untuk mengelas baja karbon dan baja paduan adalah sebagai berikut : 

a. Gas argon

Argon adalah jenis gas pelindung yang digunakan secara sendiri atau dicampur dengan gas lainnya untuk mencapai karakteristik busur yang diinginkan pada pross pengelasan logam fero maupun non-fero.
Hampir semua proses pengelasan GMAW dapat menggunakan gas argon atau campuran gas argon untuk mendapatkan mampu las, properti mekanik, karakteristik busur dan produktifitas yang baik. Gas argon digunakan secara sendiri tanpa campuran untuk proses pengelasan logam non-fero, seperti alumunium, paduan nikel, paduan tembaga, dan lainnya. Gas argon dapat menghasilkan stabilitas busur yang baik pada pengelasan busur spray, dan menghasilkan penetrasi serta bentuk bead 
weld yang baik. Ketika menggunakan logam fero, gas argon biasanya dicampur dengan gas lainnya sperti oksigen, dan helium. Potensi ionisasi yang rendah dari gas argon, menghasilkan kestabilan busur yang superior “riswan dwi jatmiko “. 

b. Gas helium
Helium adalah gas peliundung yang digunakan untuk aplikasi pengelasan yang membutuhkan masukan panas (heat input) yang lebih besar untuk meningkatkan bead wetting, penetrasi yang lebih dalam dan kecepatan pngelasan yang lebih cepat. 

c. Karbondioksida
Gas karbon dioksida umumnya digunakan untuk proses pengelasan untuk logam fero. Kelebihan dari gas pelindung karbon dioksida adalah kecepatan pengelasan yang cepat dan penetrasi yang lebih dalam. Gas karbon dioksida juga dapat dicampur dengan gas pelindung lainnya untuk menambah karakteristik kimia gas tersebut. 

Friday, April 24, 2020

Keselamatan dan Kesehatan Kerja MIG ( Metal Inert Gas )

Pekerjaan MIG ( Metal Inert Gas ) adalah salah satu jenis pekerjaan yang cukup berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atau malah dapat menyebabkan kecelakaankerja. Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni dari operator atau teknisi las itu sendiri, mesin dan alat-alat las, atau lingkungan kerja. Namun secara umum ada beberapa resiko kalau bekerja dengan proses MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu kejutan listrik ( electric shock ), sinar las, debu dan asap las dan luka bakar serta kebakaran. 
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja MIG ( Metal Inert Gas )

1. Kejutan listrik ( electric shock ) 
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada saat pemasangan peralatan, penyetelan atau pada saat pengelasan. Resiko yang akan terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal dunia. Jika terjadi kecelakaan akibat kejutan listrik, maka dapat 
dilakukan langkah-langkah berikut : 
a) Tarik penderita dengan benda kering (karet, plastik, kayu, dan sejenisnya) pada bagian-bagian pakaian yang kering. 
b) Penolong berdiri pada bahan yang tidak bersifat konduktor ( papan, sepatu karet) 
c) Doronglah penderita dengan alat yang sudah disediakan. 
d) Bawalah kerumah sakit dengan segera. 

Berikut upaya bagaimana mencegah kecelakaan pada mesin MIG/GMAW: 
1. Kabel primer harus terjamin dengan baik,mempunyai isolasi yang baik. 
2. Kabel primer usahakan sependek mungkin 
3. Hindarkan kabel-kabel las dari gooresan, loncatan bunga api dan benda panas 
4. Periksalah sambungan - sambunggan kabel, apakah sudah ketat, sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas yang tinggi serta dapat menggangu kestabilan arus las 
5. Jangan meletakkan las pada meja las atau pada benda kerja 
6. Perbaikilah segera kabel-kabel yang rusak 
7. Pemeliharaan dan perbaiikan mesin as sebaiknya ditangani oleh orang yang ahli dibidangnya 
8. Jangan menggangu komponen-komponen dari mesin las. 

2. Sinar las 
Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator las dan pekerja lain didaerah pengelasan. Sinar yang membahayakan tersebut adalah : 
a. Cahaya tampak 
 Benda kerja dan kawat elektroda yang mencair pada MIG ( metal inert gas ) mengeluarkan cahaya tampak Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diterusksn oleh lensa dan kornea mata ke 
retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat, maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit, walaupun rasa lelah dan sakit pada mata tersebut sifatnya hanya sementara. 

b. Sinar infra merah 
 Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui, tidak terlihat. Akibat dari sinar infra 
merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan. Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga 
dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringan). 

c. Sinar ultraviolet 
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. Bila sinar ultra violet yang 
terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu , maka pada mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai 12 jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam. 
Supaya pada waktu proses mengelas bahaya sinar tidak mengenai mata kita, berikut merupakan salah satu usaha pencegahan atau upaya karena kecelakaan akibat sinar las, antara lain : 
1. Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok dan helm las 
2. Memakai keselamatan dan kesehatan kerja yaitu pakaian pelindung atau pakaian kerja,apron atau jaket las, arung tangan , dan sepatu keselamatan kerja. 
3. Buatlah batas pelindung daerah pengelasan

3. Debu dan Asap
upaya yang harus dilakukan;
a. Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator las yang bersangkutan. 
b. Menggunakan kedok/ helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah ( dagu ), sehingga mengurangi asap/ debu ringan melewati wajah. 
c. Menggunakan baju las (Apron) terbuat dart kulit atau asbes. 
d. Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada ). 

4.  Luka bakar 
Luka bakar dapat terjadi karena logam panas, busur cahaya, dan loncatan bunga api. Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya pencairan benda kerja antara 1550° C. Luka bakar yang diakibatkan oleh loncatan bunga api adalah loncatan butiran logam cair yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun bunga api itu kecil, tapi dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, lobang kancing yang lepas atau pakaian kerja yang longgar. Supaya luka bakar tidak mengenai kita, pada saat mengopersikan mesin MIG ( metal inert gas ) operator las harus memakai baju kerja yang lengkap meliputi: Baju kerja (overall) dari bahan katun, Apron / jaket kulit, Sarung tangan kulit, Topi kulit ( terutama untuk pengelasan posisi di atas kepala ), Sepatu kerja, Helm / kedok las dan 
Kaca mata bening, terutama pada saat membuang terak.

Soal – soal latihan 
1.  Jelaskan cara penyetelan dari wire feeder? 
2.  Sebutkan jenis logam yang dapat di las menggunakan las mig? 
3.  Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi jenis pemilihan elektroda las mig? 
4.  Jelaskan dan gambarkan penamaan penomoran untuk elektroda las mig? 
5.  Sebutkan langkah-langkah atau upaya untuk mencegah kecelakaan pada las mig? 

Elektroda alumunium Las MIG

 Elemen dasar yang digunakan dalam elektroda alumunium adalah magnesium, mangan, seng, silikon dan tembaga. Alasan utama menambahkan elemen tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan
dan logam alumunium murni. Selain itu ketahanan korosi dan weldability juga merupakan alasan penambahan elemen tersebut.
 Elektroda alumunium Las MIG

Elektroda yang paling sering digunakan adalah elektroda yang mengandung magnesium 5356 dan mengandung silikon 4043. elektroda alumunium menggunakan standar penomoran menurut AWS A5.3. contoh bentuk elektroda alumunium dapat di lihat pada gambar 22. Adapun komposisi kimia untuk elektroda alumunium dapat kita lihat pada tabel 4.
 Elektroda alumunium Las MIG

Elektroda stainless steel Las MIG

Elektroda stainless steel menggunakan penomoran dengan standar AWS A5.9. Dalam memilih elektroda yang cocok untuk proses pengelasan stainless steel, ada beberapa faktor yang mmpengaruhinya :
1) Gas pelindung argon-O2 1 % untuk jenis pengelasan menggunakan transfer logam spray dan A-1025 untuk proses pengelasan menggunakan transfer logam arus pendek
2) Elektroda yang dipilih harus memiliki kandungan kimia yang hampir sama dengan logam dasar/benda kerja
3) Batas deoksidasi tidak terlalu penting
 Elektroda stainless steel Las MIG
Jenis – jenis elektroda stainless steel diantaranya :
1) ER308L
Jenis elektroda ini dapat digunakan untuk mengelas stainless steel 304. Kandungan krom dan nikel hampir sama. Kandungan karbon yang rendah akan mengurangi kemungkinan korosi pada batas butir. Kandungan karbon kurang dari 0,04 %.

2) ER308L Si
Digunakan untuk mengelas stainless steel 304. perbedaannya dengan ER 308L adalah kandungan silikon yang lebih tinggi, yang akan meningkatkan karakteristik wetting dan logam las (weld metal).
Biasanya menggunakan gas pelindung Ar-O2 1 %.

3) ER309l
Digunakan untuk mengelas jenis stainless steel 309

4) ER316L
Digunakan untuk mengelas stainless steel 316. tambahan molybdenum menjadikan elektroda ini dapat digunakan untuk proses pengelasan yang membutuhkan ketahanan crep. Kandungan karbon
kurang dari 0,04 %.Komposisi kimia untuk jenis stainless steel, dapat di lihat dalam tabel 3 berikut ini.
Gambar untuk jenis elektroda stainlees steel dapat di lihat pada gambar 21 berikut ini.

 Elektroda stainless steel Las MIG

Jenis- jenis elektroda pengelasan MIG ( metal inert gas )

Pada dasarnya terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis elektroda pasaproses pengelasan MIG ( metal inert gas ), yaitu : 
a) Komposisi kimia benda kerja 
b) Properti mekanik benda kerja 
c) Jenis gas pelindung 
d) Jenis servis/layanan atau aplikasi yang dibutuhkan 
e) Jenis penyambungan las 
 Jenis- jenis elektroda pengelasan MIG ( metal inert gas )

Setelah kita ketahui faktor-faktor utama yang mempengarungi pemilihan sebuah elektroda, berikut adalah macam-macam kandungan jenis elektroda sesuai dengan kegunaannya : 

a. Elektroda ferro 
 Pada umumnya yang digunakan untuk proses pengelasan logam ferro adalah las MAG ( metal active gas). Terdapat persamaan yang mendasar pada elektroda ferro MAG ( metal active gas), setiap 
elektroda memiliki unsur paduan. Untuk mengelas besi karbon menggunakan proses pengelasan MAG ( metal active gas), fungsi utama penambahan unsur paduan pada elektrodanya adalah untuk 
mengatur deoksidasi genangan las (weld puddle) dan untuk membantu menentukan properti mekaniknya. Deoksidasi adalah kombinasi elemen dengan oksigen dari genangan las menghasilkan slagatau formasi kaca (glass formation) pada permukaan. 

b. Paduan silikon ( Si ) 
Silikon adalah elemen deoksidasi yang paling sering digunakan untuk paduan elektroda las MAG ( metal active gas). Umumnya, elektroda mengandung 0,40 % hingga 1,00 % silikon. Dalam jangkauan persentase, silikon menunjukan kemampuan doksidasi yang baik. Memperbesar banyaknya silikon akan menaikan kekuatan las dengan sedikit penurunan ketangguhan. Tetapi jika diatas 1 hingga 1,2 % silikon, logam las akan sangat sensitif terhadap retak (crack). 

c. Paduan mangan 
Mangan juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan deoksidasi logam las. Elektroda mild-steelmengandung 1,00 hingga 2,00 % mangan. Dengan menaikan banyaknya mangan akan 
meningkatkan kekuatan dan akan mengurangi sensitifitas keretakan karena panas dari logam las. 

d. Paduan alumunium ( Al ), Titanium ( Ti ), Zirconium ( Zr ) 
Ketiga elemen ini merupakan elemen deoksidasi yang sangat kuat. Dengan penambahan yang sedikit dari ketiga elemen ini akan sedikit meningkatkan kekuatan. Komposisi jumlah keseluruhan dari 
ketiga elemen ini tidak lebih dari 0,2 %. 

e. Paduan karbon dan lainnya 
Karbon mempengaruhi struktur dan properti mekanik logam las lebih besar dibandingkan dengan elemen paduan lainnya. Untuk kegunaan pengelasan baja karbon, elektroda mengandung 0,05 hingga 
0,12 % karbon. Persentase ini cukup untuk menghasilkan kekuatan logam las yang diinginkan tanpa mempengaruhi ketangguhan dan porositi. Nikel, krom dan molybdenum terkadang ditambahkan untuk meningkatkan properti mekanik dan ketahanan korosi. Dalam jumlah kecil, mereka dapat digunakan dalam elektroda baja karbon untuk meningkatkan kekuatan dan ketangguhan dari logam deposit. 

Tuesday, April 21, 2020

Penyetelan perlengkapan las MIG ( metal inert gas) Dan Pembenahan las MIG

Penyetelan perlengkapan atau peralatan las MIG ( metal inert gas) mungkin kedengaranya mudah. Tetapi apabila dalam pemasangannya teledor dapat mengakibatkan kerusakan dalam mesin las. Dalam penyetelan perlengkapan atau peralatan las MIG ( metal inert gas) harus sesuai dengan prosedur aman yang telah ditentukan. Adapun prosedur penyetelan perlengkapan las MIG ( metal inert gas) adalah sebagai berikut:
a. Hubungkan kabel mesin las ke sumber tenaga, lalu hidupkan mesin.
b. Setel pengontrol penggerak kawat pada posisi nol, supaya kawat tidak jalan dulu sebelum waktunya.
c. Buka katup-katup pada tabung gas dan tabung air pendingin.
d. Tarik pelatuk pistol las,buka kran air aliran gas pada pengaturnya, kemudian setel aliran gas menurut ketentuan.
e. Sekarang setel kecepan geerak kawat.
f.  Setel besar tegangan yang sesuai dengan ketentuan.
g. Setel stick out ( lihat gambar stick out di bawah ini)
 Penyetelan perlengkapan las MIG ( metal inert gas) Dan Pembenahan las MIG
 Penyetelan perlengkapan las MIG ( metal inert gas) Dan Pembenahan las MIG
 Penyetelan perlengkapan las MIG ( metal inert gas) Dan Pembenahan las MIG

h. Setel besarnya tegangan, sebaiknya ambil rata – rata tegangan jangan terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
i.  Setelah semua selesai dengan baik; pengelasan dapat di mulai. sentuhkan ujung elektroda ke benda kerja sehingga timbul busur listrik, dan pelatuk segera di tarik. Jikamengalami kesulitan dalam mengawali pengelasan, dapat di gunakan balok sebagai pembantu untuk lonjatan busur api.
j.  Demi keselamatan, sebelum mempraktekkan proses las MIG sebaiknya pelajari dulu cara penyesuaian mengelas dan membenahi perlengkapannya.

Pembenahan las MIG 
a. Lepas pelatuk pistol las; bila pengelasan sudah selesai lawat dan gas berhenti mengalir. Jauhkan pistol las dari benda kerja sehingga busur listrik terputus dan mati.
b. Tutup katup gas pelindung
c. Setel kecepatan kawat pada posisi nol
d. Tutup katup gas yang terdapat pada regulator
e. Matikan mesin penggerak kawat
f.  Matikan mesin las
g. Bereskan alat-alat yang telah dipakai

Keselamatan kerja dalam pemasangan perlengkapan las MIG ( Metal Inert Gas )

Prosedur Pengoperasian mesin las mig 
Dalam pemasangan perlengkapan las MIG ( metal inert gas) harus di perhatikan aturan-aturan keselamatan kerja. Keselamatan kerja dalam perlengkapan las MIG ( metal inert gas) sebelum melakukan suatu pengelasan sangatlah tinggi nilainya. Adapun yang harus diperhatikan pada waktu pemasangan perlengkapan ataupun peralatan las MIG ( metal inert gas) adalah : 
a.  Tabung-tabung gas, regulator dan selang-selang gas harus diperhatikan dan diperlakukan dengan hati-hati. 
b.  Mesin las dan wire feeder( elektroda kawat ) harus dihubungkan dengan hati-hati dan benar ke sumber tenaga.
c.  Kabel las harus dijauhkan dari jangkauan api, dan dilindungi dari panas maupun percikan api dari pengelasan. 
d.  Perhatikan urutan pemasangannya. 
e.  Ikuti petunjuk-petunjuk khusus dari pabrik pembuat perlengkapan las tersebut. 
 Keselamatan kerja dalam pemasangan perlengkapan las MIG ( Metal   Inert Gas )

Keselamatan kerja dalam prosedur pemasangan dalam mesin las MIG ( metal inert gas) harus kita perhatikan dan kita jalankan dengan baik. Mengetahui pentingnya keselamatan kerja memang sangatlah penting dalam segala proses pekerjaan, dengan mendahulukan keselamatan dan 
kesehatan kerja,maka suatu prose pekerjaan akan berjalan dengan aman dan dapat berhasil dengan baik.oleh karena itu pengaturan posisi dalam suatu pekerjaan tak kalah pentingnnya juga. Adapun pengaturan posisi pengelasan dalam las MIG ( metal inert gas) yang aman adalah sebagai berikut : 
a. Tabung gas dan air pendingin disatukan, letaknya dekat dengan mesin penggerak kawat, agar mudah dihubungkan. 
b. Mesin las harus dekat dengan sumber tenaga dan sedekat mungkin dengan mesin penggerak kawat agar hubungan dekat. 
c. Bila masing-masing alat sudah benar posisinya, barukah siap untuk digunakan. 

Saturday, April 18, 2020

Standar penomeran elektroda feero dan macam-macam jenis elektroda menurut tipenya Las MIG (metal inert gas )

Sesuai dengan klasifikasi elektroda carbon steel menurut AWS
A5.18-93, elektroda carbon steeldiberi penomoran sebagai berikut :
 Standar penomeran elektroda feero dan macam-macam jenis  elektroda menurut tipenya Las MIG (metal inert gas )

Elektroda untuk pengelasan MIG (metal inert gas ) mempunyai berbagai jenis atau model elektroda ( kawat elektroda ). Hal ini disebabkan pengelasan menggunakan las MIG (metal inert gas ) banyak sekali dibutuhkan tidak hanya untuk pengelasan baja karbon saja melainkan juga di gunakan untuk pengelasan stainless steelmaupun alumunium.Adapun jenis – jenis elektroda untuk las MIG (metal inert gas ) adalah sebagai berikut : 

a. Elektroda besi karbon, diantaranya : 
1) ER70S-3 
Eektroda dengan klasifikasi ini paling banyak dipakai. Elektroda ini dapat menggunakan gas pelindung campuran argon-oksigen atau CO2. Kekuatan tarik pada pengelasan single-pass pada baja karbon rendah dan medium akan melebihi dari logam dasarnya (benda kerja). Pada pengelasan multi-passkekuatan tarik antara 65.000 hingga 85.000 psi tergantung dilusi logam dasar dan jenis gas 
pelindung. 

2) ER70S-4 
Elektroda ini mengandung lebih banyak mangan (1,50 %) dan silikon (0,85 %) dibandingkan elektroda sebelumnya. Gas pelindung yang dapat digunakan adalah Ar-O2; Ar-CO2 dan CO2. elektroda ini biasanya digunakan pasa proses pengelasan dengan transfer logam spray atau arus pendek. 

3) ER70S-5 
Elektroda ini mengandung tambahan mangan dan silikon, selain itu juga mengandung alumunium (0,5 % hingga 0,9%) yang berfungsi sebagai elemen deoksidasi. Elektroda ini dapat digunakan untuk 
pengelasan untuk permukan yang telah berkarat. Gas plindung yang dapat digunakan adalah CO2. jenis pengelasan ini terbatas hanya pada posisi datar (flat). 

4) ER70S-6 
Elektroda pada kelas ini memiliki kandungan silikon terbesar (1,15 %) dan mangan yang besar (1,85 %) sebagai elemen doksidasi. Pada umumnya untuk baja karbon rendah menggunakan gas pelindung 
CO2 dan arus listrik yang tinggi. 

5) ER70S-7 
Elektroda ini multi fungsi dan memiliki performa yang tinggi, digunakan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Elektroda ini mengandung sekitar 2 % atau lebih mangan. Dapat menggunakan 
berbagai jenis gas pelindung. 

6) ER80S-D2 
Elektroda ini mengandung silikon dan mangan sebagai doksidasi dan molybdnum (0,4 hingga 0,6 %) untuk meningkatkan kekuatan. Dapat digunakan untuk berbagai jenis posisi pengelasan, menggunakan gas pelindung Ar-CO2 dan CO2. dapat menghasilkan logam las yang memiliki kekuatan tarisk hingga lebih dari 80.000 psi (552 MPa). 

7) ER70S-1 
Memiliki persentase silikon terkecildiantara elektroda baja padat. Biasanya digunakan dengan gas pelindung argon dan terkadang dengan tambahan sedikit oksigen. 

8) ER70S-2 
Elektroda ini mengandung elemen deoksidasi yang sangat berat, mengandung kombinasi zirconium, titanium dan alumunium deoksidasi dengan jumlah total 0,2% dan karbon 0,07 % berat. 
Elektroda ini cocok untuk jenis pengelasan dengan transfer logam arus pendek. Elektroda ini dirancang untuk proses pengelasan dengan gas pelindung campuran argon dan oksigen 1 hingga 5 % 
atau dengan gas pelindung CO2. 

 Setiap jenis elektroda mempunyai komposisi kimia, adapun komposisi kimia untuk besi karbon dapat dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut: 
 Standar penomeran elektroda feero dan macam-macam jenis  elektroda menurut tipenya Las MIG (metal inert gas )
Tabel 1. Komposisi kimia untuk elektroda karbon steel
Sifat mekanik untuk elektroda besi karbon dapat di lihat dalam tabel 2 berikut di bawah ini.
 Standar penomeran elektroda feero dan macam-macam jenis  elektroda menurut tipenya Las MIG (metal inert gas )
Gambar untuk jenis elektroda karbon steel dapat dilihat dalam gambar 20 di bawah ini.
 Standar penomeran elektroda feero dan macam-macam jenis  elektroda menurut tipenya Las MIG (metal inert gas )


Kawat elektroda MIG ( metal inert gas )

MIG ( metal inert gas ) adalah salah satu jenis proses las cair (fusion welding) yang banyak digunakan pada pengerjaan konstruksi ringan sampai berat. Hasil maksimal akan dapat dicapai apabila jenis kawat elektroda yang digunakan sama dengan jenis logam yang di las. 

Jenis logam yang dapat di las menggunakan MIG ( metal inert gas ) ada beberapa macam antara lain :
a) Baja tegangan tinggi dan menengah 
b) Baja paduan rendah 
c) Baja tahan karat 
d) Aluminium 
e) Tembaga 
f) Tembaga paduan, dll 
Bentuk kawat elektroda yang digunakan pada MIG ( metal inert gas ) secara umum adalah solid wiredan flux cored wire , di mana penggunaan kedua tipe tersebut sangat tergantung pada jenis pekerjaan. 
 Kawat elektroda  MIG ( metal inert gas )

Solid wire digunakan secara luas untuk mengelas konstruksi ringan sampai sedang dan dioperasikan pada ruangan yang relatif tertutup, sehingga gas pelindungnya tidak tertiup oleh angin. Sedang flux cored wire  lebih banyak dipakai untuk pengelasan konstruksi sedang sampai berat dan 
tempat pengelasannya memungkinkan lebih terbuka ( ada sedikit tiupan angin ). Untuk menjaga agar kawat elektroda tidak rusak atau berkarat, terutama dalam penyimpanan, maka perlu dikemas. Kemasan/ pengepakan yang banyak dijumpai dalam perdagangan adalah berupa gulungan ( rol ) 
di mana berat gulungan kawat yang banyak digunakan adalah 15 kg, 17 kg dan 30 kg. 

Thursday, April 16, 2020

Penyetelan peralatan MIG ( metal inert gas )

Sebelum dilakukan pengelasan, perlu dilakukan penyetelanpenyetelan pada peralatan las. Hal ini dilakukan agar peralatan atau mesin las disiapkan sesuai dengan jenis dan tuntutan pekerjaan. Penyetelan penyetelan tersebut dilakukan, baik pada mesin las maupun pada alat-alat pendukung 
lainnya, seperti: wire feeder dan pada tang las serta nozzle. 

1.  Penyetelan mesin las 
 Pada mesin las tidak banyak diperlukan penyetelan,kecuali hanya penyetelan penggunaan jenis aruspengelasan, yaitu DCRP atau DCSP atau disesuaikan dengan jenis/tuntutan pekerjaan. Namun, khusus untuk penggunaan kawat elektroda solid (solid wire) selalu menggunakan pengkutuban DCRP ( welding gundihubungkan dengan kutup positif ).

2.  Penyetelan wire feeder
Penyetelan pada wire feeder merupakan hal yang penting dalam pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ), di mana pada wire feeder terdapat roda (rol) yang berjumlah 2 atau 4 buah yang berfungsi untuk memutar atau mendorong kawat elektroda pada saat proses pengelasan terjadi. Adapun penyetelan wire feederadalah sebagai berikut :
a.  Menyesuaikan ukuran alur roda dengan ukuran kawat elektroda. 
Beberapa tipe roda hanya cukup dengan membalik posisi roda supaya sesuai dengan ukuran kawat elektroda, tapi pada pada tipe yang yang lain kadang kala harus mengganti ukuran roda yang sesuai. 
b.  Mengatur/ menyetel tekanan roda terhadap kawat elektroda agar 
kawat dapat terputar secara lancar. Untuk lebih jelasnya penyetelan wire feederdapat dilihat dalam gambar 
 Penyetelan peralatan MIG ( metal inert gas )

3.  Penyetelan pada welding gun
Ada dua hal utama yang perlu dilakukan pada welding gun, yaitu menyesuaikan ukuran contact tip dengan diameter kawat elektroda dan menyesuaikan tipe nozzle dengan kebutuhan pekerjaan.