Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Monday, October 26, 2020

Bahan Yang Bisa Habis Terpakai "Bahan Consumable" Pada Saat Proses Las GTAW

Bahan Consumable Las GTAW merupakan bahan yang bisa habis terpakai pada saat proses pengelasan GTAW. 
Bahan Consumable Las GTAW terdiri dari, yaitu:
1. Gas pelindung untuk pengelasan (shielding gas).
2. Bahan tambah las (rod)

Untuk mempelajari jenis dan karakteristik bahan consumable ini, maka kegiatan peserta didik dalam belajar melalui pendekatan saintifik dengan metode diskusi, demonstrasi, tanya jawab maupun praktek.
Capaian kompetensi dasar ini menuntut peserta didik mempelajarinya sebanyak 2 (dua) kegiatan belajar. 

Gas Pelindung Las GTAW
Setelah kegiatan belajar ini peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan jenis dan karakteristik gas-gas pengelasan GTAW.
2. Memilih gas pengelasan GTAW
3. Menggunakan gas pelindung dalam proses pengelasan GTAW

Fungsi Gas Pelindung
Diudara bebas terdapat gas Nitrogen dan Oksigen. Pada temperatur tinggi satu sama lain gas tersebut bereaksi dengan kebanyakan logam dan menimbulkan logam oksida dan gas-gas oksida yang membahayakan kesehatan.
Disamping itu pengaruh terhadap hasil lasan sangat negatif. Terhadap pengaruh negatif tersebut maka dengan gas yang sesuai, udara harus dijauhkan dari kawah las dan elektroda Tungsten.
Untuk itu diperlukan gas yang tidak menimbulkan reaksi kimia terhadap logam maupun pada temperatur tinggi. Sifat-sifat netral tersebut ternyata hanya dimiliki oleh gas-gas mulia yaitu Argon dan Helium. Yang selanjutnya gas-gas tersebut disebut gas “inert” yang berarti netral, tak bereaksi.

Macam-Macam Gas Pelindung
Pada las GTAW yang paling umum / sering digunakan sebagai gas pelindungnya adalah gas Argon (Ar). Gas Argon dikenal karena kemurnian kimianya, pada suhu yang tinggi. Argon, baik murni maupun mengandung sedikit karbon dioksida, oksigen, hidrogen dan helium, banyak dipergunakan sebagai gas pelindung dalam aplikasi pengelasan terhadap baja karbon dan stainless, aluminium, magnesium, dan sebagainya.
Karakteristik gas Argon

Tabel 7.1 Karakteristik gas Argon

Selain Argon, untuk pengelasan khusus bisa juga menggunakan Helium (He) atau campuran Argon-Helium.
Gas Pelindung untuk Las GTAW

Tabe 7.2 Gas Pelindung untuk Las GTAW

Kebutuhan Gas Pelindung
Kebutuhan gas pelindung yang memerlukan penyetelan jumlah aliran gas pelindung dipengaruhi oleh tebal benda kerja dan bahan dasar benda kerja.
Grafik hubungan antara kebutuhan gas pelindung dengan tebal benda kerja ditunjukkan seperti grafik dibawah ini:
Grafik hubungan antara kebutuhan gas pelindung dengan tebal benda kerja

Gambar 7.1 Grafik hubungan antara kebutuhan gas pelindung dengan tebal benda kerja

Disamping itu, kebutuhan gas juga tergantung dari :
Macam gas, jarak nosel dari benda kerja, posisi las, luas kawah las, luas daerah panas, kecepatan pengelasan dan gerakkan pembakar las.

Tugas
Lakukan pemilihan gas pelindung las GTAW dibengkel las kalian.. Asahlah elektroda sesuai petunjuk. Gunakan elektroda tersebut untuk pengelasan dengan, arus yang benar sehingga ujung elektroda mengindikasikan arusnya tepat. Buatlah varasi setelan debit gas pelindung. Amati apa yang terjadi pada ujung elektroda jika ;debit gas pelindung terlalu sedikit, debit gas pelindung tepat, dan jika debit gas pelindung terlalu besar. Catat dan laporkan hasil pengamatan kalian pada guru maupun teman sejawat. Kegiatan ini bisa kalian kerjakan secara induvidu ataupun kelompok !.

Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini pada lembar jawaban yang sudah tersedia !
1. Sebutkan jenis gas pelindung las GTAW !
2. Mengapa diperlukan gas Inert dalam pengelasan GTAW ?
3. Jelaskan karakteristik dari gas Argon !
4. Jelaskan pengaruh campuran gas Ar 15% + He 75% !
5. Tentukan berapa debit kebutuhan gas pelindung Argon untuk mengelas Aluminium tebal 6mm ?

Lembar Kerja
A. Alat dan Bahan
1. Elektroda Tungsten Murni & Paduan
2. Spidol
3. Kertas Plano
4. Penggaris
5. Isolasi
6. Mesin las GTAW
7. Gas Argon + Regulator
8. Mesin gerinda duduk
9. Kaca Pembesar

B. Langkah Kerja
1. Pilihlah elektroda Tungsten yang ada dibengkel las sesuai penggunaan!
2. Asahlah ujung elektroda dengan gerinda duduk sesuai petunjuk !
3. Gunakan elektroda tersebut untuk pengelasan !
4. Setel kuat arus pengelasan yang tepat/sesuai dengan diameter elektroda!
4. Lakukan pengelasan selama 30 detik dengan debit gas pelindung terlalu kecil. Matikan busur lasnya, kemudian amati kondisi ujung elektroda serta catat hasil pengamatannya!
5. Lakukan pengelasan selama 30 detik dengan debit gas pelindung yang tepat. Kemudian amati kondisi ujung elektroda serta catat hasil pengamatannya!
6. Lakukan pengelasan selama 30 detik dengan debit gas pelindung terlalu besar. Yakinkan kuat arusnya terukur dengan tang amper. Matikan busur lasnya, kemudian amati kondisi ujung elektroda serta catat hasil pengamatannya!
7. Rekaplah hasil pengamatan kalian pada kertas plano yang sudah disediakan. Laporkan hasil pengamatan kalian pada guru ataupun teman sejawat.


Sunday, October 25, 2020

Gambar Teknik "Bentuk-Bentuk Gambar Perspektif Dan Macam-Macam Gambar Proyeksi"

Agar dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa di industri, gambar teknik mesin harus menjadi alat komunikasi utama di antara orang-orang di dalam membuat desain, pelaksana proyek penghasil permesinan, dengan manajemen atau staf ahli permesinan.

Gambar teknik mesin harus cukup memberikan informasi untuk meneruskan maksud apa yang diinginkan oleh perencana kepada pelaksana, demikian juga pelaksana harus mampu mengimajinasikan apa yang terdapat dalam gambar kerja untuk dibuat menjadi benda kerja yang sebenarnya sesuai dengan
keinginan perencana atau pemesan. Untuk itu standar-standar, sebagai tata bahasa teknik, diperlukan untuk menyediakan “ketentuan-ketentuan yang cukup”. Dengan adanya standar-standar yang telah baku ini akan lebih memudahkan suatu pekerjaan untuk dikerjakan di industri pada daerah atau negara lain yang kemudian hasil akhirnya akan dirakit pada industri di daerah atau negara yang berbeda hanya dengan menggunakan gambar kerja.

1. PERSPEKTIF
Dalam pelaksanaan pekerjaan kadang-kadang teknisi atau perencana sering ingin mendapatkan gambaran dari bentuk benda kerja yang dibuat. Untuk keperluan ini, maka perlu adanya sket gambar tiga dimensi yang berupa gambar perspektif. 

Digunakannya perspektif untuk menggambarkan benda kerja, karena gambar perspektif ini  dapat menggambarkan bentuk yang serupa dengan benda kerja. Untuk mendapatkan sket gambar perspektif yang baik, maka menggambarnya harus dilakukan sebaik mungkin, sejelas mungkin, dan perbandingan tebal garis harus tetap dijaga, harus sama, tidak diperbolehkan pada satu garis tebalnya tidak sama. Atas
dasar itu maka dalam menarik garis gambar usahakan hanya sekali saja, jangan berulang-ulang, sebab pengulangan penarikan garis gambar akan menyebabkan tebal garis yang berbeda.

1.1 Bentuk-Bentuk Gambar Perspektif
Apabila akan membuat sket gambar perspektif dari gambar proyeksi atau melihat obyek benda langsung, diawali dengan menggunakan sebuah segi empat persegi panjang atau kubus. Ada tiga macam bentuk persegi panjang atau kubus yang dipergunakan sebagai gambar dasar dalam membuat perspektif, yaitu: perpektif parallel, perspektif dimetrik, dan perspektif isometrik. Bentuk dari masing-masing perspektif tersebut adalah seperti terlihat pada Gambar 1.1.
Bentuk-bentuk perspektif

Gambar 1. 1 Bentuk-bentuk perspektif

2. PROYEKSI
Di industri permesinan, gambar yang dibuat yang akan diserahkan kepada pekerja/teknisi pelaksana di bengkel, haruslah dibuat dalam keadaan yang memudahkan untuk dibaca dan diinterpretasikan. Agar dapat dibaca oleh orang lain, maka gambar harus dibuat dengan memberikan pandangan yang cukup. Pandangan yang cukup disini artinya tidak kurang dan juga tidak berlebihan. Pandangan gambar
yang kurang akan menyebabkan kesulitan dalam menginterpretasikan maksud gambar, demikian pula gambar yang berlebihan dalam pandangan akan menyebabkan gambar menjadi rumit, sehingga kesannya semrawut dan gambarnya menjadi tumpang tindih (over lap). Untuk itu jumlah pandangan harus dibatasi seperlunya, tetapi harus dapat memberi kesimpulan bentuk benda secara lengkap.

Dalam menyajikan pandangan gambar sebuah benda, pandangan depan adalah merupakan yang pokok, sedangkan pandangan yang lain berfungsi hanya untuk memperjelas. Dengan demikian andaikata dimungkinkan cukup pandangan depan saja, maka tidak perlu dibuat pandangan yang lain, asal gambar telah memberikan pandangan yang lengkap, yang dapat memberikan satu kesimpulan mengenai bentuk
dan ukuran-ukuran bagian alat yang akan dibuat. Agar dapat membuat pandangan gambar yang baik yaitu pandangan yang tidak berlebihan atau kurang, maka berikut ini diberikan beberapa ketentuan umum untuk memilih pandangan.
a. Jangan menggambar pandangan lebih dari yang diperlukan untuk melukis benda.
b. Pilihlah pandangan yang sekiranya dapat memperlihatkan bentuk benda yang paling baik.
c. Utamakanlah pandangan dengan garis yang tidak kelihatan yang paling sedikit.
d. Pandangan sebelah kanan lebih utama dari pandangan sebelah kiri, kecuali kalau pandangan kiri memberi keterangan yang lebih banyak.
e. Pandangan atas lebih utama dari pandangan bawah, kecuali kalau pandangan bawah memberi keterangan yang lebih banyak.
f. Pilihlah pandangan yang sekiranya dapat mengisi ruang gambar sebaikbaiknya.

Pandangan dalam gambar teknik mesin kebanyakan divisualisasikan dengan menggunakan proyeksi lurus. Ada dua cara untuk menggambar proyeksi lurus, yaitu proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection) dan proyeksi sistem Eropah (First Angle Projection). Secara lengkap kedua proyeksi ini mempunyai enam pandangan: pandangan depan, pandangan atas, pandangan samping kanan, pandangan samping kiri, pandangan bawah dan pandangan belakang.

Seperti telah dijelaskan di atas dalam penyajiannya tidak semua pandangan ini ditampilkan. Beberapa pandangan saja mungkin sudah mencukupi, seandainya obyek yang digambar tidak komplek bisa menggunakan tiga pandangan. Untuk menyajikan gambar yang sederhana, satu atau dua pandangan gambar acapkali sudah memadai.

2.1 Gambar Proyeksi Sistem Amerika
Pada proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga), bidang proyeksi terletak diantara benda dengan penglihat yang berada di luar. Untuk memproyeksikan benda pada bidang proyeksi, seolah-olah benda ditarik ke bidang proyeksi. Dengan demikian kalau bidang-bidang proyeksi dibuka, maka pandangan depan akan terletak di depan, pandangan atas terletak di atas, pandangan samping kanan terletak di samping kanan, pandangan samping kiri terletak di samping kiri,
pandangan bawah terletak di bawah, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan samping kanan (lihat Gambar 2.1).
Proyeksi sistem Amerika

Gambar 2.1 Proyeksi sistem Amerika

2.2 Gambar Proyeksi Sistem Eropa
Pada proyeksi sistem Eropa (Fist Angle Projection = Proyeksi Sudut Pertama), benda terletak di dalam kubus diantara bidang proyeksi dan penglihat. Untuk memproyeksikan benda seolah-olah benda tersebut di dorong menuju bidang proyeksi. Dengan demikian jika bidang proyeksi di buka, maka pandangan depan tetap, pandangan samping kanan terletak di sebelah kiri, pandangan samping kiri terletak di sebelah kanan, pandangan atas terletak di sebelah bawah, pandangan bawah terletak di atas, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan pandangan samping kiri (lihat Gambar 2.2).
Proyeksi Sistem Eropa

Gambar 2.2 Proyeksi Sistem Eropa

Dari kedua proyeksi yang telah dijelaskan di atas, nampak bahwa proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga) penggunaannya lebih rasional dan mudah dipahami. Atas dasar itulah proyeksi sistem Amerika pemakaiannya lebih luas dibandingkan dengan sistem Eropa. Negara-negara pantai laut Pacifik, seperti USA dan Canada, juga Jepang, Korea Selatan, Australia, dan juga Indonesia menggunakan proyeksi sistem Amerika. Untuk menunjukkan penggunaan dari kedua
proyeksi tersebut dapat dilihat dari lambang proyeksi seperti terlihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Lambang penunjukkan proyeksi

Gambar 2.3 Lambang penunjukkan proyeksi

Saturday, October 24, 2020

Pemeriksaan Kerusakan/Cacat Las SMAW Secara Visual

Tujuan Kegiatan Pemelajaran 
1) Peserta dikalat dapat melakukan pemeriksaan sambungan las secara visual sesuai spesifikasi.
2) Peserta diklat dapat melakukan identifikasi cacat las yang terjadi.

Uraian Materi 
Pemeriksaan Kerusakan/Cacat Las SMAW Secara Visual

Pengujian /pemeriksaan secara visual yaitu melakukan pemeriksaan hasil sambungan las dengan mengamati cacat-cacat las pada permukaan sambungan las menggunakan kemampuan penglihatan mata sehingga hanya cacat las bagian luar saja yang dapat diidentifikasi. Contoh cacat las yang dapat diidentifikasi antara lain:

1) Undercut / tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan pengelasan tidak terisi oleh cairan las, akan mengakibatkan retak. Penyebabnya adalah :
 kelebihan panas
 kelebihan kecepatan pengelasan, sehingga tidak cukup bahan tambah mengisi cairan las.
 kelebihan kecepatan ayunan
 sudut dari elektroda yang tidak benar.

Cara pencegahannya:
 kurangi arus
 kecepatan pengelasan diperlambat, maka cairan las dapat mengisi dengan lengkap pada daerah luar bahan dasar
 periksa sudut elektroda pengelasan.

2) Incomplete Fusion terjadi ketika cairan las tidak bersenyawa dengan bahan dasar atau lapisan penegelasan sebelumnya dengan lapisan yang baru dilas.

Penyebabnya adalah :
 Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil lasan cembung pada manik las.
 Arus terlalu kecil
 Persiapan pengelasan yang buruk seperti terlalu sempit rootgap.

Cara pencegahannya:
 naikan arus
 kecepatan pengelasan diperlambat,
 periksa sudut elektroda pengelasan.
 Lebarkan celah / rootgap

3) Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh.
Penyebabnya adalah :
 Terlalu lambat kecepatan pengelasan.
 Api terlalu kecil
 sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.

Cara pencegahannya:
 kecepatan pengelasan dipercepat
 pergunakan sudut elektroda yang benar saat pengelasan.
 Naikan arus

4) Crater / kawat pengelasan adalah bagian yang dangkal pada permukaan las ketika pengelasan berhenti disebabkan oleh cairan las yang membeku setelah pengelasan berhenti, dapat menyebabkan retak bahkan sampai ke bahan dasar.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan waktu pengelasan yang agak lama pada daerah tersebut sebelum mengakhiri pengelasan.

Rangkuman 
Dalam pengelasan hasil sambungan seringkali tedapat cacat yang dapat mengurangi kekuatan dari sambungan las tersebut, macam cacat las yang terjadi antara lain :
1) Slag inclusion
2) Porosity
3) Undercut
4) Incomplete fusion
5) Overlaping
6) Melt through
7) Crater
8) Cracking
9) Underhead crack
Mutu hasil pengelasan tergantung dari ketrampilan dan pengetahuan juru las terhadap teknologi pengelasan.

Tugas 
 Bersihkan hasil latihan pengelasan masing-masing peserta diklat
 Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap hasil pengelasan
 Identifikasi cacat las yang terjadi dan catat pada laporan
 Lakukan pembahasan tentang pengamatan yang dilakukan dengan teman kelompok atau dengan guru pembimbing.

Tes Formatif 
a) Sebutkan 4 contoh cacat las.
b) Apa yang dimaksud dengan Undercutting ?
c) Disebabkan faktor apa dan bagaimana cara mengatasi undercut ?
d) Disebabkan oleh apakah incomplete fusion ?

Kunci Jawaban Tes Formatif 
a) 4 contoh cacat las adalah
 undercutting
 incomplet fusion
 overlaping
 slag inclusion
b) Yang dimaksud dengan Undercutting adalah terjadi pada kampuh bahan dasar terus ke sisi kampuh atau penembusan pengelasan tidak terisi oleh cairan las yang dapat menimbulkan retak.
c) Undercutting disebabkan oleh faktor kelebihan kecepatan pengelasan sehingga tidak cukup bahan tambah untuk mengisi cairan las, kelebihan ayunan las,sudut elektroda yang tidak benar. Cara mengatasinya adalah dengan memperlambat gerakan pengelasan ,memperbaiki sudut elektroda dan menjaga ayunan tetap stabil.
d) Incomplete fusion disebabkan oleh tidak bersenyawanya cairan las dengan bahan dasar atau lapisan pengelasan sebelumnya dengan lapisan pengelasan yang baru.

Lembar Kerja 
Alat dan Bahan
1) Hasil sambungan las
2) Alat-alat pembersih (sikat baja, kain dll)

Langkah Kerja
1) Siapkan peralatan yang diperlukan
2) Bersihkan sambungan las dari semua kotoran ( terak, minyak, karat dll)
3) Amati dan identifikasi jenis cacat yang terjadi pada masingmasing sambungan las.
4) Catatlah spesifikasi, jenis sambungan, posisi pengelasan, jenis cacat las yang terjadi.
5) Masukan semua data kedalam lembar pengamatan.

Tabel lembar pengamatan
Tabel lembar pengamatan pemeriksaan las


EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. Diskripsikan arah arus listrik bila menggunakan DCRP.
2. Diskripsikan arah arus listrik bila menggunakan DCSP.
3. Berapakah panjang dari kaki-kaki sambungan fillet yang sesuai standar ?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan root gap dan apa fungsinya ?
5. Sebutkan metode yang digunakan dalam pemeriksaan sambungan las ?

B. KUNCI JAWABAN EVALUASI
1) Bila menggunakan DCRP adalah bahwa kutub positif mesin las dihubungkan dengan elektroda dan kutub negatif dihubungkan dengan base metal sehingga panas lebih besar diberikan ke elektroda.
2) Bila menggunakan DCSP adalah bahwa kutub negati mesin las dihubungkan dengan elektroda dan kutub positif dihubungkan dengan base metal sehingga panas lebih besar diberikan ke base metal.
3) Root pass / gap adalah celah yang dibuat pada persiapan bahan plat yang disambung sebesar diameter elektroda penembusan yang berfungsi untuk memberikan penembusan yang sempurna guna menghasilkan sambungan las yang sempurna.
4) Panjang kaki-kaki sambungan fillet sesuai standar adalah sebesar tebal plat yang dilas.
5) Metode yang digunakan dalam pemeriksaan sambungan las :
a. Metode tidak merusak (NDT) yaitu melakukan pengujian visual, radiografi, cairan penembus, ultrasonic dan magnetic
b. Metode merusak (DT) yaitu melakukan uji mekanik, metalografi dan uji analisis kimia.


Pengelasan SMAW Sambungan Tumpul Semua Posisi

 Tujuan Kegiatan Pemelajaran 4
 Peserta diklat dapat melakukan pengelasan sambungan kampuh V pada semua posisi sesuai standar operasional.
 Melakukan tindakan keselamatan kerja pada pengelasan sambungan kampuh V semua posisi.
 Memahami tindakan pengamanan dan keselamatan kerja secara spesifik ketika menggunakan peralatan las busur metal.

Uraian Materi 
1) Keselamatan kerja
a) Pakailah pakaian yang patut sebagai baju pelindung dikala mengelas
b) Jagalah agar selalu aman dan area harus selalu bersih.
c) Pastikan bahwa tidak ada material yang mudah terbaka didekat area pengelasan
d) Yakinkanlah bahwa selalu ada ventilasi untuk memberikan tiga atau empat kali penukaran udara per jam.
e) Jangan melas disekitar benda yang mudah meledak.
f) Tidak boleh melas atau memotong pada area yang dikhususkan bila tidak mempergunakan pelindung lengkap.
g) Taruhlah semua peralatan lasan dengan baik.

2) Prosedur pengelasan sambungan sudut posisi dibawah tangan.
a) Sebelum melaksanakan pengelasan sambungan kampuh V peserta diklat harus menguasai pembuatan jalur las, jalur lebar dan sambungan fillet posisi dibawah tangan terlebih dahulu.
b) Siapkan mesin las standar, alat keselamatan kerja, dua buah pelat 10 x 60 x 200 mm, Ø 3,2 mm E 6010 dan Ø 4 mm E7018.
c) Buat bevel ujung kedua pelat dengan sudut 350 dan gerida ujung lancip 3,2 mm. ( buat rootgap 3,2 mm)
d) Tackweld kedua ujung plat dalam posisi dibawah tangan sehingga membentuk kampuh V
e) Mulai pengelasan dari sisi kiri kampuh, buat penembusan dengan elektroda 3,2mm E6010 dengan arus yang digunakan antara sebesar 95 – 110 A, gunakan ayunan melingkar dengan tetap menjaga adanya lubang kunci guna memberikan penembusan yang sempurna. (penetrasi harus sempurna  disemua sisi sambungan)
f) Bersihkan terak,amati hasil penembusan dan pastikan sambungan sempurna tanpa ada sisi yang tidak tersambung. ( jika ada sambungan yang tidak sempurna lepaskan sambungan dan gerinda untuk melakukan pengelasan ulang)
g) Jika penembusan sempurna maka lakukan pengelasan berikutnya dengan 4mm E 7018 dengan besar arus sebesar antara 100 – 130 A. Buat beberapa kali pengelasan dengan metode single pass atau multiple pass untuk memenuhi kampuh V dengan tanpa cacat pengelasan.

3) Prosedur pengelasan sambungan tumpul posisi horisontal.
a) Sebelum melaksanakan pengelasan sambungan kampuh V peserta diklat harus menguasai pembuatan alur las, beading dan sambungan fillet posisi horisontal terlebih dahulu.
b) Lakukan prosedur persiapan sampai tahapan pengikatan dikedua ujung sambungan kemudian atur kedudukan plat pada posis horisontal
c) Mulai pengelasan dari sisi kiri kampuh, buat penembusan dengan elektroda 3,2mm E6010 dengan arus yang digunakan antara sebesar 95 – 110 A, gunakan ayunan melingkar dengan memberikan waktu lebih lama pada saat ayunan berada pada posisi diatas dan tetap menjaga adanya lubang kunci guna memberikan penembusan yang sempurna. (penetrasi harus sempurna disemua sisi sambungan)
d) Bersihkan terak,amati hasil penembusan dan pastikan sambungan sempurna tanpa ada sisi yang tidak tersambung. ( jika ada sambungan yang tidak sempurna lepaskan sambungan dan gerinda untuk melakukan pengelasan ulang)
e) Jika penembusan sempurna maka lakukan pengelasan berikutnya dengan 4 E 7018 dengan besar arus sebesar antara 100 – 130 A. 
Buat beberapa kali pengelasan dengan metode multiple pass untuk memenuhi kampuh V dengan tanpa cacat pengelasan.

4) Prosedur pengelasan sambungan tumpul posisi vertikal.
a) Sebelum melaksanakan pengelasan sambungan kampuh V peserta diklat harus menguasai pembuatan alur las, jalur lebar dan sambungan fillet posisi vertikal terlebih dahulu.
b) Lakukan prosedur persiapan sampai tahapan pengikatan dikedua ujung sambungan kemudian atur kedudukan plat pada posis vertikal
c) Mulai pengelasan dari sisi kiri kampuh, buat penembusan dengan elektroda 3,2mm E6010 dengan arus yang digunakan antara sebesar 95 – 110 A, gunakan ayunan melingkar atau U dengan tetap menjaga adanya lubang kunci guna memberikan penembusan yang sempurna. (penetrasi harus sempurna disemua sisi sambungan)
d) Bersihkan terak,amati hasil penembusan dan pastikan sambungan sempurna tanpa ada sisi yang tidak tersambung. (jika ada sambungan yang tidak sempurna lepaskan sambungan dan gerinda untuk melakukan pengelasan ulang)
e) Jika penembusan sempurna maka lakukan pengelasan berikutnya dengan 4 E 7018 dengan besar arus sebesar antara 100 – 130 A. 
Buat beberapa kali pengelasan dengan metode single pass untuk memenuhi kampuh V dengan tanpa cacat pengelasan.

5) Prosedur pengelasan sambungan sudut posisi diatas kepala.
a) Sebelum melaksanakan pengelasan sambungan kampuh V peserta diklat harus menguasai pembuatan alur las, jalur lebar dan sambungan fillet posisi diatas kepala terlebih dahulu.
b) Lakukan prosedur persiapan sampai tahapan pengikatan dikedua ujung sambungan kemudian atur kedudukan plat pada posis diatas kepala.
c) Mulai pengelasan dari sisi kiri kampuh, buat penembusan dengan elektroda 3,2mm E6010 dengan arus yang digunakan antara sebesar 95 – 110 A, gunakan penetrasi penuh. (penetrasi harus sempurna disemua sisi sambungan)
d) Bersihkan terak,amati hasil penembusan dan pastikan sambungan sempurna tanpa ada sisi yang tidak tersambung. (jika ada sambungan yang tidak sempurna lepaskan sambungan dan gerinda untuk melakukan pengelasan ulang)
e) Jika penembusan sempurna maka lakukan pengelasan berikutnya dengan 4 E 7018 dengan besar arus sebesar antara 100 – 130 A.
Buat beberapa kali pengelasan dengan metode single pass atau multiple pass untuk memenuhi kampuh V dengan tanpa cacat pengelasan.

Rangkuman 
1) Faktor keselamatan kerja perlu mendapat perhatian dari peserta diklat sebelum, selama dan sesudah pengelasan guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
2) Keberhasilan pengelasan sangat dipengaruhi oleh persiapan awal dari sambungan berupa pembuatan kampuh, pemilihan elektroda dan penyetelan arus yang dipakai.Tugas 
1) Siapkan peralatan las untuk pengelasan sambungan kampuh V semua posisi yang sesuai dengan standar.
2) Siapkan alat keselamatan kerja.
3) Siapkan jobsheet/ petunjuk kerja pengelasan sambungan kampuh V semua posisi.
4) Lakukan persiapan awal benda kerja, setting mesin dan pemilihan elektroda yang sesuai
5) Lakukan pengelasan sambungan kampuh V semua posisi

Tes Formatif 
1) Jelaskan yang dimaksud dengan root gap dan apa fungsinya ?
2) Berapa arus yang digunakan untuk melakukan las penembusan (root pass) ?
3) Berapa arus yang digunakan untuk las pengisian ( filler pass) ?

Kunci Jawaban Tes Formatif 
1) Root / gap adalah celah yang dibuat pada persiapan bahan plat yang disambung sebesar diameter elektroda penembusan yang berfungsi untuk memberikan penembusan yang sempurna guna menghasilkan sambungan las yang sempurna.
2) Berkisar antara 90 – 110 A
3) Berkisar antara 100 – 130 A

Lembar Kerja 
Pengelasan SMAW Sambungan Tumpul Semua Posisi

Pengelasan SMAW Sambungan Tumpul Semua Posisi

Pengelasan SMAW Sambungan Tumpul Semua Posisi

Pengelasan SMAW Sambungan Tumpul Semua Posisi


Friday, October 23, 2020

Pengelasan SMAW Sambungan Sudut Diatas Kepala

 Tujuan Kegiatan Pemelajaran 
1) Peserta diklat dapat melakukan pengelasan sambungan sudut/fillet posisi diatas kepala sesuai standar operasional.
2) Peserta diklat dapat memahami dan melakukan tindakan keselamatan kerja pada pengelasan sambungan sudut posisi diatas kepala.

Uraian Materi 
1) Keselamatan keraja
a) Pakailah pakaian yang patut sebagai baju pelindung dikala mengelas
b) Jagalah agar selalu aman dan area harus selalu bersih.
c) Pastikan bahwa tidak ada material yang mudah terbaka didekat area pengelasan
d) Yakinkanlah bahwa selalu ada ventilasi untuk memberikan tiga atau empat kali penukaran udara per
jam.
e) Jangan mengelas disekitar benda yang mudah meledak.
f) Tidak boleh melas atau memotong pada area yang dikhususkan bila tidak mempergunakan pelindung lengkap.
g) Taruhlah semua peralatan lasan dengan baik.

2). Teknik pengelasan sambungan fillet ( T ) posisi diatas kepala dapat dilakukan dengan atau tanpa ayunan. Untuk latihan dengan tebal plat ¼” (6,4mm) tidak perlu dilakukan pembuatan sudut alur, untuk sambungan T tidak harus dibuat sudut/alur jika ketebalan plat tidak besar. Jalur pertama pengelasan elektroda berada pada sudut 600 dari posisi horisontal plat kemudian jalur kedua pada sudut 600 dari posisi vertikal plat.
Pengelasan SMAW Sambungan Sudut Diatas Kepala


Jalur kedua harus menyatu /melebur dengan jalur pertama dan plat horisontal. Ukuran dari manik las tidak lebih dari 6,4mm. untuk ketebalan plat mencapai 3/8” (9,5 mm) dilakukan dalam

3 jalur pengelasan dan jika tebal plat lebih dari ½” (12,7mm) dilakukan sampai 6 jalur pengelasan. Dalam pengelasan sambungan fillet dengan tebal plat antara 6,4mm sampai 9,5 mm dapat dilakukan satu jalur dengan ayunan melingkar. Untuk tipe ayunan ini posisi elektroda 150 dari garis vertikal.
Elektroda yang digunakan dalam pengelasan fillet diatas kepala ini adalah tipe E 6010 dengan diameter 4mm dan pengaturan arus sebesar 100-120 A.

Rangkuman 
1) Pengelasan sambungan fillet posisi diatas kepala dapat digunakan jenis pengelasan multipass ataupun single pass tergantung dari tebal plat.
2) Jenis pengelasan dengan multipass banyaknya jalur disesuaikan dengan tebal plat
3) Jenis pengelasan dengan single pass menggunakan ayunan melingkar.

Tugas 
1) Siapkan peralatan las untuk pengelasan sudut posisi diatas kepala yang sesuai dengan standar.
2) Siapkan alat keselamatan kerja.
3) Siapkan jobsheet/ petunjuk kerja pengelasan sudut posisi diatas kepala
4) Lakukan pengelasan sambungan sudut posisi diatas kepala.

Tes Formatif 
1) Berapakah diameter elektroda dan arus ideal yang digunakan dalam pengelasan sambungan fillet posisi diatas kepala ?
2) Berapakah panjang dari kaki-kaki sambungan fillet yang sesuai standar ?

Kunci Jawaban Tes Formatif 
1) Diameter yang digunakan adalah sebesar 4mm tipe E 6010 dengan arus sebesar antara 100-120 A
2) Panjang kaki-kaki sambungan fillet sesuai standar adalah sebesar tebal plat yang dilas. 
Lembar Kerja 
Lembar Kerja Sambungan sudut diatas kepala las smaw



Thursday, October 22, 2020

Pengesetan Mesin Las SMAW, Elektroda Sesuai Dengan Prosedur Dan Spesifikasi/Gambar Teknik

Tujuan Kegiatan Pemelajaran 
1) Peserta diklat dapat menentukan peralatan dan barangbarang kelengkapan proses pengelasan busur metal sesuai spesifikasi prosedur pengelasan.
2) Peserta diklat dapat memahami komponen las busur dan mampu mendiskripsikan fungsi masing-masing komponen.
3) Peserta diklat dapat menghubungkan peralatan pengelasan /mesin las dengan benar dan aman sesuai prosedur operasional standar.
4) Peserta diklat dapat memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan peralatan las busur metal.
Pengesetan Mesin Las SMAW, Elektroda Sesuai Dengan Prosedur Dan Spesifikasi/Gambar Teknik


Uraian materi 
1) Prosedur pengesetan mesin las dan alat kelengkapan las busur metal manual.
Dalam melakukan pengesetan mesin las busur metal manual dapat dilakukan langkah-langkah penyetingan sebagai berikut:
a) Siapkan semua komponen yang diperlukan.
b) Siapkan semua peralatan bantu yang diperlukan
c) Sambungkan kabel ground pada dudukan ground mesin. ( gunakan peralatan yang sesuai)
d) Sambungkan kabel holder elektroda pada dudukan elektroda mesin.
e) Sambungkan ground klem pada meja las dan gantungkan holder elektroda. ( pastikan holder tergantung dan tidak ada hubungan dengan meja las / ground mesin las)
f) Atur penggunaan arus yang sesuai dengan jenis pengelasan yang akan dilakukan sesuai standar operasional.
g) Tentukan jenis elektroda yang akan digunakan sesuai standar.
h) Siap untuk melakukan pengelasan.
2) Pemilihan jenis elektroda yang digunakan dalam pengelasan sambungan sudut (fillet) posisi diatas kepala dan sambungan tumpul semua posisi dapat dilihat pada tabel klasifikasi elektroda.

Rangkuman 
1) Penyambungan kabel berpengaruh pada jenis arus yang digunakan dalam pengelasan.
2) Pengaturan arus disesuaikan dengan jenis pengelasan yang dilakukan yaitu untuk penembusan dan pengisian.

Tugas 
1) Siapkan peralatan las busur metal manual.
2) Identifikasi masing-masing peralatan las busur metal manual pahami dan cermati dari cara kerja masing-masing komponen peralatan las busur metal.
3) Lakukan langkah-langkah prosedur pengesetan mesin las busur metal manual sesuai prosedur.
4) Lakukan evaluasi pelaksanaan pengesetan mesin las dan pemilihan elektroda dengan teman peserta diklat atau dengan guru pembimbing.

Tes formatif 
1) Perlengkapan apa saja yang digunakan dalam jaringan las busur manual ?
2) Apakah ada pengaruh ketika dalam menghubungkan kabel kabel las busur manual tipe DC ?

 Kunci Jawaban tes Formatif 
1). Perlengkapan yang digunakan dalam jaringan las busur manual adalah:
a) Mesin las busur ( AC / DC )
b) Holder elektroda
c) Ground Klamp
d) Meja las
e) Elektroda las
f) Kabel

2). Ada, dalam menghubungkan kabel-kabel mesin las busur DC akan menentukan jenis dari mesin las itu menjadi tipe DCRP atau DCSP

 Lembar kerja 
Alat dan Bahan
1) Mesin las
2) Alat keselamatan kerja
3) Elektroda

Kesehatan dan keselamatan kerja
1) Gunakan pakaian kerja
2) Ikuti semua prosedur peraturan yang berlaku pada bengkel anda bekerja.
3) Hindarkan penggunaan alat diluar fungsinya.
4) Tempatkan semua peralatan dalam kondisi aman.

Langkah Kerja
1) Siapkan mesin las
2) Siapkan peralatan yang diperlukan
3) Lakukan prosedur penyetingan mesin las busur manual dengan prosedur yang benar
4) Lakukan pemilihan jenis elektroda disesuaikan dengan kebutuhan pengelasan

Proses kerja Mesin Las SMAW, Arus, Elektroda dan Alat-Alat Perlengkapannya

 Tujuan Kegiatan Pemelajaran 
1) Peserta diklat dapat menentukan peralatan dan barang-barang kelengkapan proses pengelasan busur metal sesuai spesifikasi prosedur pengelasan.
2) Peserta diklat dapat memahami komponen las busur dan mampu mendiskripsikan fungsi masing-masing komponen.
3) Peserta diklat dapat memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan peralatan las busur metal.

 Uraian materi 
1) Mesin las busur
Las busur mengunakan panas dari proses loncatan listrik karena jarak antara satu konduktor listrik ke lainnya. Loncatan listrik ini terus menerus dan terkonsentrasi menimbulkan panas sebesar 65000 – 70000 F. Dalam metode elektroda busur listrik pengelasan diproduksi antara base metal dan elektroda. Pengelasan ini mencairkan elektroda dan menyatu dengan base metal. Dua tipe dasar dari las busur ini adalah :

a) Menggunakan arus DC ( dirrent current).
Menggunakan arus DC ( dirrent current)

Mesin las DC digerakan oleh generator atau perubahan dari arus AC ke DC. Dua tipe mesin las DC yaitu 
(1) Direct Current, Straight Polarity / DCSP ketika base metal dihubungkan dengan kutub positif mesin dan holder elektroda dihubungkan dengan sisi negatif mesin. 2/3 panas disalurkan ke base metal dan 1/3 panas ke elektroda, digunakan untuk pengelasan penetrasi dalam, temperatur tinggi benda kerja. 
(2). Direct current,Reverse Polarity / DCRP ketika base metal dihubungkan dengan kutub negatif mesin dan holder elektroda dihubungkan dengan kutub positif  esin. 2/3 panas disalurkan ke elektroda dan 1/3 panas ke benda kerja.
Direct current,Reverse Polarity / DCRP


b) Mengunakan arus AC (arrent curent)
Mengunakan arus AC (arrent curent)

Mesin las AC memperoleh busur nyala dari transformator, dimana dalam pesawat ini jaring-jaring listrik dirobah menjadi arus bolakbalik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan dalam pengelasan, pada mesin ini kabel las dapat dipertukarkan pemasangannya dan tidak  mempengaruhi perobahan temperatur pada busur nyala. 50% panas disalurkan ke elektroda dan 50% disalurkan ke base metal.

2) Elektroda
Elektroda las busur adalah elektroda batangan yang tergolong elektroda terumpan. Ada dua unsur dalam satu elektroda yaitu kawat dan fluks. Kawat berfungsi sebagai bahan tambah sedangkan fluk berfungsi sebagai pemantap busur, pelindung deposit logam dari pengaruh udara luar, pengatur penggunaan dan sebagi sumber paduan. Dalam penggunaan jenis elektroda disesuaikan dengan keperluan, berikut tabel pengelompokkan elektroda :
SPESIFIKASI ELEKTRODA TERBUNGKUS DARI BAJA LUNAK (AWS)


3) Kabel
Kabel, jenis kabel yang digunakan harus memiliki kualitas tinggi, tahan lama, tahan panas dan tidak mudah terbakar.

4) Ground Klamp
Ground klam yang berfungsi menghubungkan mesin dengan benda kerja dimana diseting dengan pegas agar dapat menjepit dengan mudah dan kuat.

5) Holder elektroda
Holder, adalah tempat untuk menjepit elektroda dimana dipasang bahan yang tahan panas untuk melindungi tangan pengelas.

6) Palu terak
Palu terak digunakan untuk membersihkan terak dari jalur pengelasan setelah selesai mengelas.

7) Sikat baja
Sikat baja digunakan untuk membersihkan hasil pengelasan agar tampak mengkilap dan dapat menjangkau bagian sambungan las yang paling sempit

8) Peralatan keselamatan kerja
Perlengkapan keselamatan kerja ini terdiri dari alat pelindung tubuh dari panas percikan las, dari sinar las dan dari bahaya arus listrik.

Rangkuman 
Perlengkapan las utama adalah
 Mesin las busur ( AC / DC )
 Holder elektroda
 Ground Klamp
 Meja las
 Elektroda las
 Kabel

Perlengkapan bantu dan keselamatan kerja
 Palu terak
 Sikat baja
 Tang cepit
 Apron
 Helmet / topeng las
 Sarung tangan kulit

Tes Formatif 
1) Diskripsikan arah arus listrik bila menggunakan DCRP.
2) Diskripsikan arah arus listrik bila menggunakan DCSP.
3) Apa maksud angka 70 pada elektroda E 7018 ?
4) Apa maksud dari kode elektroda E 6011 ?
5) Jelaskan mengapa radiasi las busur berbahaya bagi mata ?

Kunci Jawaban Tes Formatif 
1) Bila menggunakan DCRP adalah bahwa kutub positif mesin las dihubungkan dengan elektroda dan kutub negatif dihubungkan dengan base metal sehingga panas lebih besar diberikan ke elektroda.
2) Bila menggunakan DCSP adalah bahwa kutub negati mesin las dihubungkan dengan elektroda dan kutub positif dihubungkan dengan base metal sehingga panas lebih besar diberikan ke base metal.
3) Angka 70 pada E 7018 adalah bahwa kekuatan tarik elektroda tersebut 70.000 psi.
4) E 6011 adalah jenis elektroda besi dengan kekuatan tarik sebesar 60.000 psi dapat digunakan pada semua posisi dan mesin AC atau DCRP
5) Karena busur nyala memberikan sinar inframerah dan ultraviolet yang mana bisa membakar mata dan kulit untuk itu gunakan helmet/ topeng las saat mengelas.

Lembar Kerja 
Alat dan Bahan
1. Alat perlengkapan las busur metal.
2. Alat keselamatan kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja
1. Gunakan pakaian kerja
2. Ikuti semua prosedur peraturan yang berlaku pada bengkel anda bekerja.
3. Hindarkan penggunaan alat diluar fungsinya.
4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi aman.

Langkah kerja
1. Siapkan peralatan yang diperlukan !
2. Gambar dan amati bentuk serta spesifikasi dari alat kelengkapan las busur metal manual !
3. Catatlah spesifikasi, fungsi dan cara kerja masing-masing !
4. Masukan semua hasil pengamatan dalam tabel pengamatan !
Tabel. Pengamatan alat kelengkapan las busur metal manual


Monday, October 19, 2020

Teknik Pengelasan Sambungan “I” Pada Pelat Baja Menggunakan Las GTAW Pada Posisi Bawah Tangan (PA) Dengan Benar dan Berhasil Baik

Peserta dapat mengelas sambungan tumpul kampuh I pada pelat baja menggunakan las GTAW pada posisi bawah tangan (PA) dengan benar dan berhasil baik

Benda Kerja
􀃖 Bahan : 2 (dua) potong pelat mild steel 2 x 100 x 200 mm.
Bahan tambah AWS-ER 70S-6 􀁉 2,0 mm.

Peralatan
􀃖 Perangkat las busur gas – GTAW lengkap
􀃖 Perlengkapan keselamatan kerja

Langkah kerja
􀃖 Meluruskan benda kerja dan menyiapkan kampuh
Meluruskan benda kerja dan menyiapkan kampuh

􀃖 Mengikat kedua pelat dalam bentuk sambungan tumpul kampuh – I dengan las ikat minimal di kedua ujung kampuh.
􀃖 Setting benda kerja pada posisi PA
􀃖 Mengelas sambungan tumpul, kampuh – I
􀃖 Merapikan dan menandai hasil lasan.

Cara Kerja
Menyiapkan kampuh dengan cara mengikir untuk merapikan bagian tepi dari benda kerja.
Menyiapkan kampuh

Memberi las ikat minimal pada kedua ujung kampuh dengan cara memberikan gap (celah) 1 – 2 mm ke permukaan kampuh yang sudah disiapkan, kemudian di las ikat sesuai urutan pada gambar disamping.

Pengelasan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Setelah menyalakan busur las diawal kampuh, maka pertahankan panjang busur las tidak lebih dari 2 mm.
Kendalikan pembakar las dengan tenang pada sudut kemiringan yang benar (75 – 85o). Setelah benda kerja mulai mencair masukan kawat las dari arah depan dengan sudut kemiringan 10 – 30o.
Selanjutnya jalankan pembakar mengikuti kawat las (arah maju).
benda kerja Kampuh I


Persiapan
Bahan : 2 (dua) potong pelat mild steel 2 x 100 x 200 mm.
Elektroda AWS-ER 70S-6 􀁉 2 mm.
persiapan benda kerja Kampuh I


Petunjuk
Dalam mengelas pelat mild steel (baja karbon rendah) menggunakan arus DC.
Pengelasan harus mendapatkan penembusan yang baik.
penembusan yang baik


Rangkuman
􀂙 Persiapan pengelasan kampuh I harus ada celah untuk memudahkan pengelasan akar.
􀂙 Lakukan pengelasan sesuai dengan prosedur yang benar.
􀂙 Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar.

Tugas
Lakukan latihan pengelasan kampuh “I” dengan las GTAW berulang ulang sampai bisa. Kemudian buat laporan potopolio dari proses tersebut

 Tes Formatif
1. Jelaskan spesifikasi dari elektroda Tungsten untuk mengelas pelat baja lunak (mild steel) tebal 2mm dengan bentuk sambungan I pada posisi bawah tangan !
2. Apa saja yang menyebabkan akar las tidak terjadi penembusan pada sambungan I?
3. Menurut kalian bagaimana cara mendapatkan hasil yang baik untuk mengelas pelat baja lunak dengan sambngan I pada posisi bawah tangan !


Sunday, October 18, 2020

Teknik Pengelasan Sambungan “V” Pada Pelat Alumunium Menggunakan Las GTAW Dalam Posisi Datar Bawah Tangan (PA) Dengan Benar dan Berhasil baik

Peserta dapat mengelas sambungan tumpul kampuh V pada pelat alumunium menggunakan las GTAW dalam posisi datar bawah tangan (PA) dengan benar dan berhasil baik.

Benda Kerja
􀃖 Bahan : 2 (dua) potong pelat mild steel 6 x 100 x 200 mm.
Elektroda AWS-ER 70S-6 􀁉 2,4 mm.

Peralatan
􀃖 Perangkat las busur gas – GTAW lengkap
􀃖 Perlengkapan keselamatan kerja

Langkah kerja
􀃖 Meluruskan benda kerja
􀃖 Menyipkan kampuh
􀃖 Mengikat kedua pelat yang disambung dengan las ikat
􀃖 Setting posisi benda kerja
􀃖 Mengelas sambungan tumpul, kampuh – V
􀃖 Membersihkan, merapikan dan menandai hasil lasan.

Cara Kerja
􀃖 Menyiapkan kampuh V dengan cara mengikir sisi sisi yang akan disambung dengan ketentuan  sebagai berikut :
Menyiapkan kampuh V dengan cara mengikir sisi sisi

1. Pengikiran kampuh dengan sudut 25o dan menyisakan sisi kampuh untuk “root face” setinggi 1 mm.
􀃖 Mengikat kedua pelat yang akan disambung pada kedua ujung kampuhnya dari sisi balik.
Mengikat kedua pelat

􀃖 Pengelasan benda kerja dilakukan seperti pada pengelasan sebelumnya (rigirigi dan kampuh I).
Pengelasan benda kerja kampuh V

Pengelasan benda kerja kampuh V


Rangkuman
􀂙 Pengelasan dilakukan beberapa lapis, mulai lapis pertama / akar, lapis kedua pengisian dan lapis terakhir penutup / capping
􀂙 Lakukan pengelasan sesuai dengan prosedur yang benar.
􀂙 Gunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar.

Tugas
Lakukan latihan pengelasan kampuh “V” dengan las GTAW berulang ulang sampai bisa. Kemudian buat laporan portopolio dari proses tersebut

Tes Formatif
1. Jelaskan spesifikasi dari elektroda Tungsten untuk mengelas pelat baja lunak (mild steel) tebal 6mm dengan bentuk sambungan V pada posisi bawah tangan !
2. Apa saja yang menyebabkan akar las tidak terjadi penembusan pada sambungan V ?
3. Menurut kalian bagaimana cara mendapatkan hasil yang baik untuk mengelas pelat baja lunak dengan sambungan V pada posisi bawah tangan !

Teknik Pengelasan Sambungan T Dalam Posisi Datar Bawah Tangan (PA) Dengan Benar dan Berhasil Baik Las GTAW

Tujuan Pembelajaran
Peserta dapat mengelas sambungan T dalam posisi datar bawah tangan (PA) dengan benar dan berhasil baik.
Sambungan T merupakan jenis sambungan yang paling sering dijumpai pada suatu konstruksi baja. Setiap pertemuan dari percabangan suatu pipa maupun pelat akan membentuk suatu sambungan T atau Fillet Joint.

Benda Kerja
􀃖 Bahan : Pelat mild steel 2 x 50 x 200 mm = 2 potong.
Bahan tambah AWS-ER 70S-6 􀁉 2,4 mm.

Peralatan
􀃖 Perangkat las busur gas – GTAW lengkap
􀃖 Alat bantu posisi (Kanal U)
􀃖 Perlengkapan keselamatan kerja

Langkah kerja
􀃖 Meluruskan benda kerja
􀃖 Mengikat benda kerja dengan las ikat
􀃖 Setting posisi benda kerja
􀃖 Mengelas kampuh – T
􀃖 Merapikan dan menandai hasil lasan.
Membuat Benda Kerja Kampuh T


Cara Kerja
Untuk menjaga supaya kedua pelat jangan sampai bergeser dari posisi yang telah ditetapkan maka kedua pelat diikat dengan las ikat pada kedua ujung sambungan.

Mengelas Benda Kerja
Kedua pelat yang telah di las ikat harus saling merapat tidak tembus cahaya.
Mengelas Benda Kerja Kampuh T

Posisikan benda kerja sedemikian rupa, sehingga kampuh menghadap keatas atau kedudukan pada posisi datar bawah tangan
Menyalakan busur las pada awal kampuh, kemudian masukan kawal las setelah permukaan benda kerja mulai mencair.
Jalankan pembakar kearah maju mengikuti kawat las yang digerakkan maju-mundur menuju kawat las.

Petunjuk
Dalam pengelasan sambungan T ini ada dua pelat yang tegak lurus. Pertemuan ini disebut pertemuan T

Kampuh T
simbol kampuh T

Kampuh dari hasil pengelasan sambungan T ini disebut sambungan T, kampuh T ditunjukkan dengan symbol seperti gambar disamping. Cairan las yang terjadi setelah pendinginan akan menyambung pelat dengan membentuk kampuh sambungan T.
benda kerja kampuh t


Persiapan
Bahan :
2 (dua) potong pelat pelat mild steel 2 x 50 x 200 mm
Bahan tambah AWS-ER 70S-6 Ø 2,4 mm.

Petunjuk
􀃖 Posisi pembakar membagi sudut kampuh menjadi dua sama besar
􀃖 Ujung elektroda tidak boleh menyentuh benda kerja atau kawat las.
Teknik Pengelasan Sambungan T Dalam Posisi Datar Bawah Tangan  (PA) Dengan Benar dan Berhasil Baik Las GTAW


Rangkuman
􀂙 Pergunakan prosedur pengelasan yang benar.
􀂙 Gunakan peralatan keselamatan kerja.
􀂙 Untuk pengelasan sambungan T lakukan tack weld dengan kuat agar tidak berubah karena pengaruh panas.

Tugas
Lakukan latihan pengelasan kampuh “T” dengan las GTAW berulang ulang sampai bisa. Kemudian buat laporan dari kegiatan tersebut dengan format yang sudah disediakan di lembar kerja peserta didik.

Tes Formatif
1. Gambarkan posisi torch saat mengelas sambungan T pada posisi bawah tangan !
2. Apa yang terjadi jika sudut torch tidak tepat pada posisi ditengah-tengah sambungan T ?
3. Jelaskan apa yang terjadi jika jarak busur las terlalu jauh dari benda kerja