f. Pemilihan Elektroda
Dilihat dari fungsinya, elektroda mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil pengelasan.Oleh karena itu, pemilihan elektroda harus benar-benar tepat. Untuk pemilihan jenis elektroda yang digunakan, kita harus memperhatikan beberapa hal antara lain:
Jenis proses las
Jenis material Desain sambungan
perlakuan panas
Posisi pengelasan
Biaya operasional Juru las ( Welder qualification)
g. Klasifikasi Elektroda
Klasifikasi elektroda menggunakan kode untuk mengelompokkan elektroda-elektroda dari perbedaan pabrik pembuatannya terhadap kesamaan jenis dan pemakaiannya.
Klasifikasi elektroda ini dibutuhkan baik pada elektroda maupun pada bungkusnya. Klasifikasi elektroda menurut standar AWS (American Welding Society) maupun ASTM (American Society for Testing Material) dinyatakan dengan tanda E diikuti oleh 4 digit. Penjelasan dapat dilihat pada skema dan table berikut:
Penting : Keterangan tentang penggunaan elektroda pengaturan arus las, hubungannya dengan kutub-kutub las, posisi pengelasan, klasifikasi dan jenis salutan biasanya tercantum pada bungkus elektroda.
h. Penggolongan Sifat Elektroda
Fast Fill Electrodes
Jenis elektroda untuk pendepositan cepat, pembekuan lasan agak lambat sehingga sesuai untuk pengelasan flat. Ciri-cirinya: - Penetrasi dangkal dengan minimum admixture. - Untuk pengelasan pelat dengan tebal > 3/16
- Untuk flat fillet, horizontal fillet, lap dan grove butt weld. - Untuk pengelasan medium carbon steel yang sensitif terhadap keretakan.
- Bila tidak menggunakan elektroda low hidrogen maka harus dilakukan pre heat. - Jenis elektroda ini mengandung 50% iron powder. - Arus pengelasan lebih besar dari elektroda jenis lain.
Contoh: E 7024, E 6027, E 7020, E7024
Fast Freeze Electrodes
Jenis elektroda pembekuan cepat, khususnya digunakan pada posisi pengelasan vertikal dan overhead. Jenis ini walaupun termasuk jenis pengelasan lambat tetapi menuntut ketrampilan juru las lebih tinggi.
Fast-Freeze electrodes menghasilkan penetrasi dangkal dengan maksimum admixture. Slag tipis dan busur mudah dikendalikan dan cocok untuk pengelasan vertikal.
Contoh: E 6010, jenis basic fast-freeze, DCEP vertikal uphill.
E 6011, AC/DCEP vertikal down,
E 7010A-1 untuk high strenght plat x52/x56
E 7010-G
Fill-Freeze Electrodes
Merupakan perpaduan dari fast-freeze dan fast-fill, medium deposit dan penetrasi, penggunaan untuk semua posisi pengelasan seperti:
- Down hill fillet
- Lasan pendek-pendek dengan perubahan arah las.
- Fast-fill joint bila kondisi fit up jelek.
Contoh: E 6012, E 6013 (baik pada listrik AC), E 7014
Low Hydrogen Electrodes
Elektroda dikemas dalam bungkus hermetic dan bila pembungkusnya dibuka, elektroda harus segera dimasukkan ke dalam dry storage 90- 150C.
- Elektoda yang lembab akan berpengaruh terhadap hasil las.
- Moisture dalam jumlah kecil menyebabkan internal porositi, bila pengelasan dilakukan terhadap material dengan hardenability tinggi maka porositi tersebut akan menyebabkan under cracking.
- Moisture dalam jumlah besar akan menyebabkan porositi, under bead, cracking dan weld crack.
Kondisi penyimpanan low hydrogen elecrode:
AWS A 5.1: 230-260C selama 2 jam sebelum digunakan.
AWS A 5.5: 370-430C selama 1 jam sebelum digunakan
Contoh: E7018, E7016, E7028 dll
i. Penyimpanan Elektroda
Agar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda perlu disimpan secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatikan hal- hal berikut dalam menyimpan elektroda :
Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih tertutup rapi ( kemasan tidak rusak ).
Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari lantai
Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan ( rak ).
Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya kelembaban.
Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5o C diatas temperatur rata-rata udara luar.
Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat penyimpanan tersebut
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1 : Mengamati Tabel Sumber : Arc Welding and Inspection, Kobelco, 2015
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1 : Mengamati Tabel
Tabel Perbandingan Mesin Las AC dan DC
Sumber : Arc Welding and Inspection, Kobelco, 2015
Setelah mengamati tabel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Dari tabel di atas apa yang dapat Anda simpulkan!
2. Di sekolah Anda mesin las yang tersedia lebih banyak untuk digunakan apakah AC atau DC? Berapa jumlah masing-masing?
3. Menurut pendapat Anda mesin jenis AC ataukah DC atau keduanya yang seharusnya digunakan untuk praktik siswa, tuliskan alasannya!
4. Menurut pengalaman Anda di sekolah, mesin jenis manakah yang lebih mudah dalam perawatannya (AC atau DC). Tuliskan alasannya!
5. Pengalaman Anda mesin manakah (AC atau DC) yang lebih mudah untuk digunakan siswa? Ataukah sama saja! Tuliskan alasannya!
Aktivitas 2 : Mengamati Mesin
Setelah selesai melakukan aktivitas satu, untuk menguatkan bahan bacaan 2 khususnya tentang duty cycle mesin las. Dipersilahkan Anda bersama rekan yang lain untuk mengamati data yang tercantum pada mesin yang ada di tempat pelatihan seperti berikut:
Aktivitas 3 : Identifikasi Elektroda
Pada akitivitas ini Anda diminta untuk mengidentifikasi elektroda, minimal elektroda yang diidentifikasi adalah empat macam. Pertanyaan yang dapat membantu aktivitas ini adalah sbb:
1. Apa kode elektroda tersebut?
2. Berapa kekuatan tarik elektroda tersebut?
3. Apa posisi pengelasan yang diijinkan untuk elektroda?
4. Apa jenis salutan elektroda?
5. Apa pengkutuban elektroda?
6. Golongan sifat elektroda?
E. Tugas
Pada tugas kali ini anda diminta untuk melakukan pemasangan kabel las dengan cara mengikuti dan mengamati kegiatan pemasangan kabel las sesuai dengan gambar yang ada di bawah ini,
F. Rangkuman
1. Pada cara pengklasifikasian berdasarkan cara kerja, pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
a. Pengelasan cair (fusion welding) adalah cara pengelasan di mana bahan dasar yang disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan (pressure welding) adalah cara pengelasan di mana bahan yang disambung dipanaskan sampai pijar kemudian ditekan menjadi satu.
c. Pematrian (brazing) adalah cara pengelasan dimana logam diikat dan disatukan dengan menggunakan bahan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah, dalam pematrian logam yang disambung tidak turut mencair.
2. Jenis elektroda untuk las busur metal manual adalah elektroda terbungkus.
Elektroda las berfungsi sebagai logam pengisi dalam proses pengelasan menggunakan busur listrik .
Elektroda las terdiri dari :
a. Logam inti (core were)
b. Salutan (coating) yang terdiri dari bahan flux.
3. Salutan elektroda dalam proses pengelasan berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh atmosfir dan pembentuk terak cair, kemudian membeku dan melindungi logam las yang sedang proses pembekuan.
4. Flux salutan juga berfungsi sebagai pemantap busur dan melancarkan pemindahan butir-butir logam cair.
5. Klasifiaksi elektroda mengacu kepada standar AWS dengan kode E XXXX, E menyatakan elektroda, dan dua angka XX setelah E menyatakan kuat tarik, sedangkan X ketiga dari E menyatakan posisi pengelasan, misalnya angka 1 untuk semua posisi dan angka 2 untuk posisi bawah tangan dan horizontal, angka X keempat menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang dipergunakan. Jenis salutan elektroda ada 9 macam yang diklasifikasikan dengan angka 0 sampai 8 .