Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Showing posts with label SMAW. Show all posts
Showing posts with label SMAW. Show all posts

Thursday, February 24, 2022

PEMBUATAN JALUR LAS SMAW/LISTRIK DENGAN SAMBUNGAN

Praktik Las Busur Manual
PEMBUATAN JALUR LAS DENGAN DENGAN SAMBUNGAN

TUJUAN
Setelah mempelajari dan berlatih membuat jalur las dan menyambung jalur las posisi di bawah tangan pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan mampu : 
 Mempersiapkan peralatan las busur manual secara benar dan sesuai dengan SOP.  Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja. 
 Mengatur penggunaan arus pengelasan sesuai dengan pekerjaan. 
 Menyambung jalur las menggunakan elektroda rutile dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.

ALAT DAN BAHAN
1. Alat : 
 Seperangkat peralataan las busur manual, kemampuan minimum 300.Amper. 
 Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja. 
 Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan : 
 Pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 10 mm
 Elektroda E 6013, 
 2,6 dan 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA
 Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang kuat/ longgar. 
 Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi pengelasan.
 Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuaidengan fungsinya. 
 Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi. 
 Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang cukup. 
 Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di sekitar lokasi. 
 Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan. 
 Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.


LANGKAH KERJA
a. Siapkan bahan las dengan ukuran 100 x 200 x 10 mm, kikir/ grinda bagian-bagian yang tajam.
b. Lukis garis ukuran jalur las yang akan dibuat, dan jika perlu beri tanda dengan penitik untuk memudahkan dalam pengelasan.
c. Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah tangan.
d. Atur amper pengelasan antara 60 – 90 Amp untuk penggunaan elektroda las 
 2,6 dan 90 – 120 Amp untuk elektroda las 
 3,2mm.
e. Lakukan pengelasan dan penyambungan jalur las sesuai demonstrasi Instruktor/pembimbing.
f. Periksakan hasil las tiap jalur yang dikerjakan pada Instruktor/ pembimbing sebelum jalur-jalur las selanjutnya.
g. Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
i. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.

Monday, February 21, 2022

81 Soal dan Jawaban Las SMAW/Listrik Semester Tingkat SMK Sangat Simpel....

Pelajari 81 soal dan jawaban las SMAW/Listrik semester tingkat SMK dengan seksama... semoga bermanfaat.......
1.Permukaan material yang akan dilas harus di bersihkan dari kotoran berupa…
A. Garam, besi crom dan minyak
B. Karat, lapisan oksida besi dan gemuk/oli
C. Lapisan oksida besi, gemuk/olidancat
D. Gemuk/oli, cat dankara
E. Cat, karat dan lapisan oksida besi
Jawab: E

2.Mesin las busur listrik manual memiliki duty cycle 80%  dan out put current 350 Ampere, maka maksud dari duty cycle 80 % artinya adalah :…
A. Mesin digunakan mengelas dengan arus 350 A, nyala busur 80 menit dalam 100 menit
B. Mesin digunakan mengelas dengan arus 350 A, nyala busur 800 detik dalam 1000 detik
C. Mesin digunakan mengelas dengan arus 350 A, nyala busur 8 jam dalam 10 jam
D. Mesin digunakan mengelas dengan arus 350 A, nyala busur 8 detik dalam 10 meni
E. Mesin digunakan mengelas dengan arus 350 A, nyala busur 8 menit dalam 10 menit
Jawab: E

3.Untuk mengukur ketebalan benda kerja digunakan
A. jangka bengkok    
B. jangka kaki
C. jangka hati       
D. jangka tusuk      
E. mistar sudut
Jawab: A

4.Alat pelindung diri yang perlu dipakai pada saat menyiapkan material pengelasan …
A. Kaca mata bening, sarung tangan dan sepatu
B. Kaca mata gelap, sarung tangan dan sepatu
C. Sarung tangan, apron dan kacamata bening
D. Kaca mata bening, apron dan sepatu
E. sarung tangan, masker, air plug
Jawab: A

5.Untuk mengidentifikasi jenis material yang digunakan oleh objek/benda kerja pada proses pembuatan gambar adalah dengan..................
A. mempertimbangkan sifat-sifat material sesuai dengan persyaratan kerja yang diperlukan
B. mengidentifikasikan kerja, persyaratan kerja serta karakteristik material yang diperlukan
C. menganalisa fungsi obyek/benda kerja dalam mekanisme kerja secara keseluruhan
D. mempelajari berbagai standar material serta karakteristiknya
E. tidak ada jawaban yang benar
Jawab: C

6.Peralatan yang umumnya digunakan pada penyimpanan material yang akan dilas adalah :
A. Penjepit, palu, dan sikat baja
B. Penjepit, sikat baja, dan pahat
C. Pahat, palu, dan gerinda/kikir
D. Penjepit, palu dan pahat
E. Palu, sikat baja, dan pahat
Jawab: D

7.Pada gambar di bawah  mana yang menyatakan jenis sambungan yang benar dengan pernyataan di bawah ini….

A.Corner joint
B.Slot joint
C.Te joint
D.Lap joint
E.Single vee Butt
Jawab:  D

8.Bentuk bahan pengisi/bahan tambah untuk peroses pengelasan las busur manual adalah........
A. Kawat yang muda ditekuk    
B. Kawat dalam bentuk rol   
C. Elektroda tungsten
D. Lempengan logam yang dilapisi tembaga tipis    
E. Elektroda berselaput
Jawab: E

9.Saat sebelum terjadinya busur las disebut....
A. Sirkuit tertutup    
B. Sirkuit terbuka     
C. Arus tertutup     
D. Arus terbuka      
E. Percikan busur listrik
Jawab: B

10.Diketahui kode elektroda Exx1x. Menurut American Welding Society (AWS), angka 1 menunjukkan elektroda dapat digunakan untuk....
A. semua posisi
B. posisi di bawah tangan dan horizontal
C. posisi over head
D. posisi di bawah tangan (flat) dan mendatar
E. posisi vertical
Jawab: A

11.Menurut American Welding Society (AWS), kode elektroda dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit. Digit terakhir (ke empat/ lima) menunjukkan tentang jenis arus dan tipe salutan. Untuk tipe salutan oksida besi ditunjukkan pada kode ...
A. Exxx6
B. Exxx7
C. Exxx3
D. Exxx4
E. Exxx5
Jawab: B

12.Peralatan yang umumnya digunakan pada penyimpanan material yang akan dilas adalah :
A. Penjepit, palu, dan sikat baja
B. Penjepit, sikat baja, dan pahat
C. Pahat, palu, dan gerinda/kikir
D. Penjepit, palu dan pahat
E. Palu, sikat baja, dan pahat
Jawab: D

13.Untuk penggunaan kaca penyaring agar tukang las bisa melihat dengan baik  pada proses pengelasan menggunakan arus 300 amper ke atas maka nomor kaca yang digunakan adalah nomor......
A. 6-7
B. 8-9
C. 10-12
D. 13-14
E. 15-16
Jawab: D

14.Diketahui  kode elektroda E .70 XX . Menurut American Welding Society( AWS ). Simbol/kode elektroda seperti diatas angka 70 menunjukkan ….
A. jenis kawat inti
B. posisi pengelasan
C. jenis salutan
D. jenis mesin las
E. kekuatan tarik minimum sebesar 70.000 psi 
Jawab: E

15.Kabel yang menghubungkan tranformator/mesin las dengan sumber listrik disebut :
A. Kabel Power  
B. Kabel Elektroda
C. Kabel Massa
D. Kabel Listrik
E. Kabel Ground
Jawab: A

16.Cacat las yang dapat diidentifikasi secara visual pada sambungan kampuh V plat baja lunak adalah :
A. Slag inclusion, under cut, dan overlap
B. Incomplete penetration, slag inclusion, under cut
C. Incomplete penetration, Undercut, dan overlap
D. Incomplete penetration, slag inclusion dan overlap
E. Undercut, penetrasion, dan incomplete penetration
Jawab: A

17.Diketahui kode elektroda Exx2x. Menurut AWS, angka 2 menunjukkan elektroda dapat digunakan untuk ...
A. Semua posisi
B. Posisi dibawah tangan dan horizontal
C. Semua posisi kecuali arah turun
D. Posisi dibawah tangan
E. Posisi Vertikal
Jawab: B

18.Distorsi merupakan salah satu kerugian yang harus dihindari. Faktor penyebab terjadinya distorsi adalah :
A. Penggunaan elektroda yang tidak sesuai dengan material
B. Pengaturan out put mesin las tidak sesuai dengan elektroda
C. Pemuaian dan penyusutan material yang tidak merata
D. Panas yang dihasilkan busur tidak mencukupi
E. Perakitan mesin las salah
Jawab: C

19.Pengelasan baja karbon menengah memerlukan perhatian lebih di banding pengelasan baja lunak. Pengaruh negative yang terjadi pada pengelasan baja karbon menengah di banding baja lunak adalah :
A. Distorsi lebih besar
B. Under Cut lebih besar
C. Percikan terak lebih banyak
D. Keretakan pada HAZ ( Heat Affected Zone ) dapat terjadi
E. Porositas lebih banyak
Jawab: D

20.Jenis kerusakan las yang dapat diperiksa secara visual (cacat luar) pada sambungan fillet:
A. Incomplete penetration, undercut, overlap
B. Unequal log, incomplete penetration dan overlap
C. Unequal log, undercut dan overlap
D. Incomplete penetration, unequal log dan undercut
E. Overlap, Incomplete penetration, dan penetration
Jawab: C

21.Benda kerja dihubungkan melalui kabel las dengan kutub negatif dan kabel elektroda dengan kutup positif, 2/3 panas akan terjadi pada ..
A. Meja las
B. Kabel Las
C. Benda kerja
D. Elektroda
E. Mesin Las
Jawab: D

22.Jenis solutan yang digunakan untuk pemakaian umum dibidang konstruksi.........
A. Cellulose
B. Low hydrogen
C. Rutile
D. Iron powder     
E. Tor titania
Jawab: C

23.Seorang pengelas harus mampu menghindari atau mencegah terjadinya distorsi. Upaya yang tidak banyak mengurangi terjadinya distorsi adalah…
A. Menggunakan arus seminimal mungkin
B. Membuat las catat sebelum pengelasan
C. Memberikan “pre-set” setalah dilas catat
D. Menggunakan elektroda yang kecil dan pengelasan berulang-ulang
E. Memperkecil amper.
Jawab: C

24.Yang mempengaruhi setiap keberhasilan atau kualitas hasil las adalah............
A. Jenis mesin las    
B. Ukuran elektroda      
C. Tinggi / panjang busur las     
D. Jenis pengutupan
E. Tergantung pada kualitas wledernya
Jawab: C

25.Diketahui  kode elektroda E .70 XX . Menurut American Welding Society( AWS ). Simbol/kode elektroda seperti diatas angka 70 menunjukkan ….
A. jenis kawat inti
B. posisi pengelasan
C. jenis salutan
D. jenis mesin las
E. kekuatan tarik minimum sebesar 70.000 psi 
Jawab: E  

26.Elektroda mana yang paling sesuai untuk mengelas baja karbon sedang :
A. E 6013
B. E 9016
C. E 8018
D. E 9018
E. E 7013
Jawab: A

27.Komponen/bagian peralatan pengelasan harus dihubungkan/dirangkai dengan kuat. Apa yang akan terjadi apabila sambungan tidak kuat:
A. Tidak dapat mengalirkan arus
B. Terjadi loncatan bunga api
C. Tidak akan terjadi busur las
D. Seluruh kabel las akan menjadi panas
E. Sikring pada mesin las putus
Jawab: B

28.Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis elektroda adalah :
A. Jenis dan tebal material yang dilas
B. Output mesin las dan tebal material yang dilas
C. Output mesin las dan jenis material yang dilas
D. Tebal dan panjang material yang dilas
E. Jenis mesin las yang digunakan
Jawab: A

29.Pada sambungan T dengan proses pengelasan SMAW biasanya disebut dengan istilah 
A. Butt Join
B. Grovee
C. Butt
D. Tack weld
E. Fillet Join
Jawab: E

30.Pada gambar di samping bagian nomor 1 adalah berfungsi untuk …
A. Mengukur tebal plat
B. Mengukur kedalaman celah
C. Mengukur lebar celah ( root gap )
D. Mengukur tinggi jalur las
E. Mengukur lebar rigi
Jawab: D

31.Sumber yang dapat digunakan untuk menyiapkan material pengelasan
A. Lembar informasi                     
B. Lembar kerja       
C. Lembar operasi                     
D. Lembar evaluasi
Jawab: A

32.Alat pelindung diri yang perlu dipakai pada saat menyiapkan material pengelasan
A. Kacamata bening, sarung tangan dan sepatu
B. Kacamata gelap, sarung tangan dan sepatu
C. Sarung tangan, apron dan kacamat bening
D. Kacamata bening, apron dan sepatu
Jawab: A

33.Peralatan yang umumnya digunakan pada penyiapan material yang akan dilas
A. Penjepit, palu dan sikat baja
B. Penjepit, sikat baja dan pahat
C. Pahat, palu dan gerinda/kikir
D. Penjepit, palu dan gerinda/kikir
Jawab: D

34.Permukaan material yang akan dilas harus dibersihkan dari kotoran berupa:
A. Cat, karat dan lapisan oksida besi
B. Karat, lapisan oksida besi dan gemuk/oli
C. Lapisan oksida besi, gemuk/oli dan cat
D. Gemuk/oli, cat dan karat
Jawab: D

35.Istilah lain untuk las busur metal manual:
A. SMAW                                  
B. GMAW
C. GTAW                                 
D. OAW
Jawab: A

36.Pengaturan mesin las busur metal manual yang menghasilkan panas paling tinggi
A. Faktor yang lain tetap, kabel output di perpanjang
B. Faktor yang lain tetap, kabel output diperpendek
C. Faktor yang lain tetap, arus diperkecil
D. Faktor yang lain tetap, arus diperbesar
Jawab: D

37.Berdasarkan standar AWS dua angka pertama setelah huruf E menunjukkan
A. Jenis salutan                   C.  Kekuatan tank
B. Posisi pengelasan           D.  Karakteristik elektroda
Jawab: C

38.Jenis solutan yang digunakan untuk pemakaian umum dibidang konstruksi
A. Cellulose                      C.  Low hydrogen
B. Rutile                            D.  Iron powder
Jawab: B
            
39.Yang perlu diperhatikan dalam pemilikan jenis elektroda
A. Jenis dan tebal material yang dilas
B. Output mesin las dan tebal material yang dilas
C. Output mesin las dan jenis material yang dilas
D. Tebal dan panjang material yang dilas
Jawab: C

40.Komponen/bagian peralatan harus dihubungkan/dirangkai dengan kuat. Apa yang akan terjadi apabila sambungan tidak kuat:
A. Tidak dapat mengalirkan arus
B. Terjadi loncatan bunga api
C. Tidak akan terjadi busur las
D. Seluruh kabel las akan menjadi panas
Jawab: B

41.Besarnya arus listrik akan sangat mempengaruhi kualitas hasil las. Apa yang dijadikan dasar untuk menentukan besar arus pengelasan:
A. Jenis material yang dilas              C. Jenis elektroda
B. Tebal material yang dilas              D. Diameter elektroda
Jawab: D

42.Uji coba peralatan las yang baru selesai dihubungkan/ dirangkai diperlukan untuk menjamin:
A. Peralatan dapat berfungsi sesuai spesifikasi
B. Efisiensi peralatan lebih tinggi
C. Terjaminnya busur listrik
D. Hasil pengelasan lebih baik                                                                
Jawab: A

43.Untuk menjamin hasil rakitan dapat beroperasi sesuai dengan spesifikasi
A. Hasil rakitan harus sesuai dengan gambar kerja
B. Hasil rakitan perlu diuji coba
C. Hasil rakitan diberi label/ditandai
D. Urutan perakitan komponen sesuai langkah kerja
Jawab: B

44.Distorsi merupakan salah satu kerugian yang harus dihindari. Faktor penyebab terjadinya distorsi:
A. Penggunaan elektroda yang tidak sesuai dengan material
B. Pengaturan output mesin las tidak sesuai dengan elektroda
C. Pemuaian dan penyusutan material yang tidak merata
D. Panas yang dihasilkan busur tidak mencukupi
Jawab: C

45.Seorang pengelas harus mampu menghindari atau mencegah terjadinya distorsi. Upaya yang tidak banyak mengurangi terjadinya distorsi:
A. Menggunakan arus seminimal mungkin
B. Membuat las catat sebelum pengelasan’
C. Memberikan “pre-set” setalah dilas catat
D. Menggunakan elektroda yang kecil dan pengelasan berulang-ulang
Jawab: C

46.Distorsi dapat dicegah mulai dari persiapan sampai pada proses pengelasan. Perkakas yang perlu dipersiapkan untuk mengurangi distorsi
A. Jig, lem C dan klem siku                          
B. Klem siku, smitang dan klem C    
C. Jig, klem C dan smitang   
D. Smitang, jig dan klem siku
Jawab: A

Untuk soal no 47 – 51: 
Pembuatan jalur las pada pelat baja lunak tebal 6mm menggunakan las busur manual AC posisi dibawah tangan
47.Alat pelindung diri yang perlu dipakai pada saat mengelas
A. Kedok/helm las, sarung tangan, apron dan jaket kulit
B. Kedok/helm las, sarung tangan, apron dan topi las
C. Kedok/helm las, apron, jaket kulit dan sepatu las
D. Kedok/helm las, jaket kulit, sarung tangan dan sepatu las
Jawab: D

48.Jenis dan ukuran elektroda yang paling sesuai:
A. E 6010 diameter 2,6mm          
B. E 6010 diameter 3,2mm     
C. E 6013 diameter 3,2mm 
D. E 6013 diameter 2,6mm
Jawab: C

49.Gerakan elektroda apabila holder dipegang tangan kanan....

Jawab: B

50.Besarnya arus listrik yang paling sesuai
A. Kurang dari 60 Ampere           
B. 60 Ampere s.d 90 Ampere      
C. 90 Ampere s.d 120 Ampere
D. 1200 Ampere s.d 150 Ampere
Jawab: C

51.Besarnya sudut pengelasan
Jawab: B

Untuk soal no 52 – 66:
Pengelasan sambungan tumpul kampuh V terbuka pelat baja lunak tebal 10mm menggunakan MMAW posisi horizontal mesin las DC. Panjang bahan 200mm
52.Jenis dan diameter elektroda untuk jalur penetrasi
A. E 6010 diameter 2,6mm                 
B. E 6011 diameter 2,6mm  
C. E 6012 diameter 2,6mm    
D. E 6013 diameter 2,6mm
Jawab: A
                                                              
53.Tinggi “rootface”
A. 0 mm s.d 1,0 mm                            
B. 1,1 mm s.d 2,0 mm 
C. 2,1 mm s.d 3,0 mm  
D. 3,1 mm s.d 4,0 mm
Jawab: B
                                              
54.Jumlah dan panjang las catat/”tack weld”
A. 1 buah, panjang minimal 50 mm
B. 2 buah, panjang minimal 30 mm
C. 3 buah, panjang minimal 15 mm
D. 4 buah, panjang minimal 5 mm
Jawab: C

55.Besarnya sudut elektroda

Jawab: B

56.Gerakan/ayunan elektroda untuk jalur penutup/”face” (bila holder dipegang tangan kanan)
Jawab: B

Untuk soal no 57 – 59:
Pengelasan sambungan sudut “fillet” pelat baja lunak tebal 8 mm menggunakan MMAW. Output AC, panjang material 200 mm dilas pada posisi tegak

57.Las catat/”tack weld” yang diperlukan
A. Tidak perlu las catat                      
B. 1 buah las catat       
C. 2 buah las catat                      
D. 3 buah las catat
Jawab: D
                   
58.Jenis dan diameter elektroda
A. E 6018 diameter 2,6mm               C.    E 6013 diameter 3,2mm
B. E 6028 diameter 3,2mm               D.    E 6010 diameter 2,6mm
Jawab: C
                                                        
59.Gerakan/ayunan elektroda pada jalur pengisian
Jawab: B

60.Kerusakan las akan memperlemah kekuatan sambungan, sehingga perlu dihindari. Jenis kerusakan las yang dapat diperiksa secara visual (cacar luar) pada sambungan fillet:
A. Incomplete penetration, undercut, overlap
B. Unequal log, incomplete penetration dan overlap
C. Unequal log, undercut dan overlap
D. Incomplete penetration, unequal log dan undercut
Jawab: C

61.Kerusakan las yang sudah terjadi harus diperbaiki agar kekuatan las tetap terjamin. Salah satu kerusakan las adalah bagian akhir las “teroksidasi”, upaya perbaikannya
A. Terak dibersihkan kemudian dilas ulang dengan arus diperbesar
B. Bagian yang teroksidasi digerinda kemudian dilas dengan arus yang sama
C. Terak dibersihkan kemudian dilas ulang dengan diameter elektrod yang lebih besar
D. Bagian yang teroksidasi digerinda kemudian dilas dengan diameter elektroda lebih besar
Jawab: B

62.Material yang tersedia terutama bahan induk las yang tepi sisi lasnya berkarat/korosi, sebelum dilas sebaiknya dibersihkan dengan perkakas yang tepat seperti
A. Dipahat lalu diukur
B. Digosok kertas pasir lalu disikat kawat
C. Digerida hingga tipis
D. Dicat lalu dilas
Jawab : B

63.Bentuk kampuh pada sambungan sudut maupun tumpul tergantung pada
A. Tebal bahan
B. Lebar/panjang bahan
C. Kebutuhan pengelasan
D. Diameter bahan tambah
Jawab : A

64.Las catat (tack weld) adalah salah satu cara merekatkan benda kerja satu sama lainnyA. Syarat las kancing yang baik adalah
A. Mutu/kualitas las jangan terlalu kuat
B. Dilas sepintas saja
C. Kualitasnya harus sama dengan pengelasan
D. Bila dilas mudah untuk dibongkar Kembali
Jawab : C

65.Distorsi adalah efek samping dari proses pemanasan dan pendinginan suatu pengelasan. Berbagai metoda diterapkan untuk pencegahan. Salah satunya
A. Dilas dengan hati-hati
B. Dilas melintang dan memanjang
C. Dilas dengan kecepatan lambat
D. Dilas dengan benda kerja tetap dalam jepitan jigs
Jawab : D

66.Kualitas sambungan yang baik juga harus memperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini
A. Benda kerja dibersihkan dengan air
B. Benda kerja diamati lalu dibersihkan dengan sikat kawat
C. Benda kerja dibiarkan apa adanya
D. Benda kerja panas dipegang dengan penjepit
Jawab : B

67.Porositas adalah salah satu ciri cacat las dalam sambungan las, hal itu bisa diakibatkan oleh
A. Penjelasan dilaksanakan dengan nyala netral
B. Jarak nyala inti terlalu jauh dari cairan logam panas
C. Udara atmosfir kurang bersatu dengan pembakaran
D. Campuran gas pembakar seimbang
Jawab : B

68.Cacat las harus diidentifikasi secara visual lalu ditandai untuk perbaikan. Salah satu syarat perbaikan pada cacat las:
A. Dilas kembali dengan kualitas yang seragam
B. Disikat untuk dibersihkan saja
C. Dipukul untuk diratakan kembali
D. Dipanaskan kembali untuk mencegah distorsi
Jawab : A

69.Alat yang paling tepat untuk mengukur gap pada kampuh pengelasan adalah ...........
A. Sketmat
B. Roll meter
C. Tapper gauge
D. Mikrometer
E. Filler gauge
Jawab: E

70. Agar menghasilkan pengelasan yang baik dan sempurna, langkah - langkah apa yang perlu dilakukan ?
A. Memiliki peralatan yang serba baru
B. Prosedur pengelasan yang tepat dan benar
C. Memilih yang akan dilas sesuai dengan elektrodenya
D. Mencari tempat yang lapang agar memudahkan pengelasan
E. Mengeringkan elektrode dalam kamar pemanas
Jawab: B

71. Apa yang terjadi bila waktu pengelasan ayunan elektrode terlalu melebar ?
A. Porosity
B. Slag inclusion
C. Under cut
D. Penetrasi kurang
E. Crack
Jawab: D

72. Alur las terlalu lebar bila dibanding dengan tebal plat, hal ini disebabkan oleh .........
A. Arus terlalu rendah
B. Jarak elektrode terlalu tinggi
C. Jarak elektrode terlalu nempel
D. Kecepatan megelas terlalu tinggi
E. Kecepatan mengelas terlalu lambat
Jawab: E

74. Porosity adalah cacat las berupa lubang kecil yang tampak pada permukaan penampang las, hal tersebut terjadi karena ........
A. Ayunan elektrode terlalu cepat
B. Ayunan elektrode terlalu besar
C. Karena elektrode basah dan kotoran pada permukaan yang akan dilas
D. Amper terlalu besar
E. Percikan logam pengisi mendahului busur las
Jawab: C

75. Apabila stang elektrode dihubungkan dengan kutub negatif, maka mesin las ini diseting dengan polaritas ........
A. Lurus
B. Searah
C. Balik
D. Bolak - balik
E. Naik
Jawab: A

76. Apabila daerah pinggir lasan termakan busur las dan tidak terisi oleh logam las, hal ini dinamakan cacat las ........
A. Overlap
B. Pin hole
C. Under cut
D. Porositas
E. Cracking
Jawab: C

77. Kode posisi las untuk sambungan sudut posisi horizontal adalah .......
A. 1 - F
B. 2 - F
C. 3 - F
D. 4 - F
E. 5 - F
Jawab: D

78. Angka 6 pada gambar simbol pengelasan menunjukkan ........
A. Lebar lasan 6 mm
B. Panjang kaki las 6 mm
C. Tinggi lasan 6 mm
D. Panjang lasan 6 mm
E. Jarak lasan 6 mm
Jawab: B

79. Elektrode jenis low hydrogen sebelum dipakai harus dioven dengan temperatur ........
A. 100 derajat Celcius
B. 200 derajat Celcius
C. 400 derajat Celcius
D. 500 derajat Celcius
E. 600 derajat Celcius
Jawab: C

80. Apa pengertian dari elektrode seri E 7016 ?
A. Kekuatan tarik min. 70 psi
B. Kekuatan tarik min. 7000 psi
C. Kekuatan tarik maks. 7000 psi
D. Kekuatan tarik min. 70.000 psi
E. Kekuatan tarik maks. 70.000 psi
Jawab: D

81. Elektrode dihubungkan pada terminal positif dan benda kerja dihubungkan pada terminal negatif disebut pengkutuban .........
A. Pengkutuban langsung dengan arus DC
B. Pengkutuban terbalik dengan arus DC
C. Pengkutuban langsung dengan arus AC
D. Pengkutuban terbalik dengan arus AC
E. Sirkuit las busur dengan elektrode negatif
Jawab: B

Saturday, February 19, 2022

Penarikan busur, Panjang busur dan PRAKTIK PEMBUATAN JALUR LAS

 5. Penarikan busur
Dengan tinggi/panjang busur kira–kira sama dengan diameter elektroda tunggu hingga lebar kawah las mencapai  2 kali diameter elektroda sebelum menarik busur.




Untuk yang bisa menggunakan tangan kanan penarikan busur dilakukan dari kiri ke kanan, sedangkan untuk yang menggunakan tangan kiri penarikan dari kanan ke kiri. Elektroda membentuk sudut 70-80o kearah gerakan pengelasan dan ini dinamakan sudut elektoda. Untuk mengontrol jalur pertahanan lebar kawah las  2 kali diameter elektroda.

Apabila diperhatikan di dalam kawah las dapat dilihat dua bentuk cairan yaitu cairan terak dan cairan logam.
Pengamatan mengenai cairan ini penting, hal ini untuk menghindari terjadinya cairan terak mendahului cairan logam. Karena apabila ini terjadi akan menyebabkan terak terperangkap dalam lasan dan mengurangi penembusan.
Kerusakan ini akan menyulitkan pada pengelasan berikutnya.

6. Panjang busur
Panjang busur yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mengelas dan untuk ini memerlukan beberapa kali latihan.
Kesalahan tinggi busur dapat berakibat sebagai berikut:
a. Panjang busur terlalu tinggi
Penembusan dangkal, sekitar rigi banyak percikkan, terjadi pemakanan pada kaki lasan, rigi las tidak rata atau kasar.
b. Panjang busur terlalu rendah
Rigi sempit, ada resiko ujung elektroda menempel pada permukaan benda kerja.
Sekarang dibandingkan dengan panjang busur yang benar yaitu satu kali diameter inti elektroda. Penembusan baik, rigi las rata dan bersih serta percikkan las halus mudah dihilangkan.




c. Kecepatan pengelasan
Dengan kecepatan penarikan elektroda yang benar akan diciptakan rigi las dengan penembusan , lebar dan tinggi rigi yang sesuai dengan standar.
Para pemula pada umumnya cenderung menarik elektroda terlalu cepat. Tidak ada ketentuan angka yang pasti untuk kecepatan menarik elektroda sebagai petunjuk apabila kawah las sudah mencapai lebar atau diameter 2 x diameter salutan elektroda penarikan elektroda dapat dilaksanakan. Kecepatan pengelasan tergantung dari: ukuran elektroda, besarnya arus, tebal bahan dan ukuran rigi yang diperlukan.

Rigi las sempit, tipis, penembusan dan perpaduan tidak cukup, ini diakibatkan oleh penarikan elektroda yang terlalu lambat. Ini akan menghasilkan rigi las yang lebar dan tebal. Serta ada kemungkinan kawah las akan mengalir di bawah busur sehingga penembusan berkurang dan overlap.

d. Mematikan busur
Pada akhir rigi angkatlah elektroda dengan cepat dalam rangka mematikan busur. Pengangkatan busur secara perlahan akan menyebabkan banyak percikkan. Pada akhir rigi ada kalanya berlubang karena teroksidasi (porositas). Untuk menghindari terjadinya oksidasi dapat dilakukan dengan 2 cara: 
 Pada akhir rigi elektroda ditekan untuk mengisi kawah, kemudian diangkat dengan cepat. 
 Sebelum mematikan busur dorong kembali elektroda kira–kira 5 mm dengan sudut elektroda dinaikan dengan busur pendek. Apabila jalur las disambung lagi pengisian ujung rigi tidak diperlukan.

e. Pembersihan terak
Setelah selesai mengelas tunggu terak hingga menjadi dingin sebelum dibuang dengan menggunakan pahat atau palu terak.
Dalam pembersihan terak gunakan kaca mata pengaman dan pembersih terak dilakukan dengan arah menjauhi badan. Selanjutnya gunakan sikat kawat.

D. Aktivitas Pembelajaran
PRAKTIK PEMBUATAN JALUR LAS
TUJUAN
Setelah mempelajari dan berlatih membuat jalur las posisi di bawah tangan pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan mampu : 
 Mempersiapkan peralatan las busur manual secara benar dan sesuai dengan SOP. 
 Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja. 
 Mengatur penggunaan arus pengelasan sesuai dengan pekerjaan. 
 Menyambung jalur las menggunakan elektroda rutile dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.

ALAT DAN BAHAN
1. Alat : 
 Seperangkat peralataan las busur manual, kemampuan minimum 300.Amper. 
 Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.
 Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan : 
 Pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 10 mm
 Elektroda E 6013,  2,6 dan 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA
 Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang kuat/ longgar. 
 Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi pengelasan. 
 Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai dengan fungsinya. 
 Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi. 
 Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang cukup. 
 Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di sekitar lokasi. 
 Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan. 
 Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

LANGKAH KERJA
a. Siapkan bahan las dengan ukuran 100 x 200 x 10 mm, kikir/ grinda bagian-bagian yang tajam.
b. Lukis garis ukuran jalur las yang akan dibuat, dan jika perlu beri tanda dengan penitik untuk memudahkan dalam pengelasan.
c. Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah tangan.
d. Atur amper pengelasan antara 60 – 90 Amp untuk penggunaan elektroda las 
 2,6 dan 90 – 120 Amp untuk elektroda las 
 3,2mm.
e. Lakukan pengelasan dan penyambungan jalur las sesuai demonstrasi Instruktor/pembimbing.
f. Periksakan hasil las tiap jalur yang dikerjakan pada Instruktor/ pembimbing sebelum jalur-jalur las selanjutnya.
g. Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai kriteria.
h. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.






Thursday, February 17, 2022

PRAKTIK PENGELASAN DENGAN PROSES LAS BUSUR MANUAL (SMAW), Persiapan Mengelas

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari dan berlatih kegiatan belajar 5 peserta mampu mengelas sambungan sudut (fillet) dan sambungan tumpul (butt) pada pelat posisi 1F, 2F dan posisi 1G double side sesuai SOP

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
 Mengelas sambungan sudut (fillet) dan sambungan tumpul (butt) pada pelat posisi 1F, 2F dan posisi 1G double side

C. Uraian Materi
Persiapan Mengelas
1. Mesin las
Perhatikan mesin las yang Anda akan gunakan! apakah mesin las AC atau DC Untuk mesin las DC perhatikan handle polaritas telah menunjukkan pengkutuban yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai. Dan periksa kabel las apakah tidak ada kebocoran (kabel las rusak). Apabila kabel las rusak segera dilaporkan kepada pembimbing. Untuk mesin las AC selain pemeriksaan kabel juga penyambungan kabel las terhadap mesin las biasanya menggunakan sepatu kabel yang diikatkan dengan mur-baut pada mesin las. Coba diperiksa apakah ikatannya tidak longgar, karena bila longgar akan menimbulkan kebocoran busur listrik yang membahayakan.

2. Arus las
Atur arus las pada mesin las, untuk menentukan besarnya arus las yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada bungkus elektroda. Biasanya pada tabel tersebut rentang arus las, misalnya untuk elektroda E 6013 dengan diameter elektroda 3,2 mm, rentang arus 90–120A. Ingat pemilihan diameter elektroda disesuaikan dengan tebal bahan/material yang akan dilas dan hasil pengelasan yang baik percikkan las halus serta percikkan mudah dihilangkan.

3. Benda Kerja
Bersihkan benda kerja dari semua jenis kotoran, sebab benda kerja/material yang kotor hasil pengelasan tidak akan sempurna.
Tempatkan benda kerja pada meja las dengan kedudukan yang rata.
Kedudukan benda kerja memanjang dihadapan anda, karena direncanakan mulai pengelasan dari kiri ke kanan, bagi yang kidal arahnya sebaliknya.
Dengan maksud supaya anda dapat melihat busur las/cairan las dengan baik

4. Penyalaan busur
Untuk latihan menyalakan busur gunakan elektroda E 6013 dengan diameter 3.2 mm. Pasang atau jepit elektroda pada bagian yang tidak terbungkus oleh salutan. Selanjutnya hidupkan mesin las, sekarang elektroda sudah dialiri listrik, hati-hati terhadap sentuhan elektroda dengan meja, bisa terjadi penyalaan.

Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda dan arahkan ujung elektroda ke benda kerja. Jarak antara ujung elektroda yang akan dinyalakan dengan permukaan benda kerja antara 20–30 mm, sekarang tutup muka anda dengan helm/kedok las.

Mulailah latihan penyalaan dengan cara menyentuhkan atau menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja. Kedua cara tersebut dilatih berulang-ulang sampai menghasilkan gerakan penyalaan busur yang baik dan tinggi busur yang tetap.

Waktu latihan menyalakan muka dan mata harus dilindungi oleh helm las.
a. Cara penyalaan dengan disentuhkan
Sentuhkan/ketukkan ujung elektroda ke permukaan benda kerja sehingga menimbulkan busur las, setelah timbul busur tarik atau angkat elektroda setinggi diameter elektroda untuk mencegah elektroda lengket ke benda kerja.

b. Cara penyalaan dengan digoreskan
Sentuhkan/ketukkan ujung elektroda ke permukaan benda kerja sehingga menimbulkan busur las, setelah timbul busur tarik atau angkat elektroda setinggi diameter elektroda untuk mencegah elektroda lengket ke benda kerja.




Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cepat, ini dimaksudkan untuk mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan benda kerja.
Bila elektroda menempel pada benda kerja, mesin las supaya dimatikan.

Wednesday, February 16, 2022

Kriteria Hasil Las Listrik

Cacat las pada hasil las adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi dengan berbagai penyebab. Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana kualitas hasil las yang dapat diterima perlu ada batasan cacat las tersebut dan dinamakan kriteria hasil las, artinya apabila suatu hasil las memenuhi kriteria minimum, maka hasil las tersebut dinyatakan dapat diterima dan sebaliknya apabila suatu hasil las tidak memenuhi kriteria minimum, hasil las tersebut dinyatakan tidak diterima dan pengelasannya dianggap belum memenuhi kompetensi yang diperlukan.

Adapun kriteria hasil las yang dimaksud adalah sebagai berikut :




Kriteria hasil las tersebut diatas adalah kriteria secara umum, namun untuk kriteria hasil las yang diperlukan untuk suatu proyek, harus mengacu pada WPS yang ditetapkan oleh proyek tersebut.

Rangkuman
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat melengkungnya atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar pengelasan, misalnya pada saat proses las busur manual.

Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi
1. Tegangan sisa
2. Pengelasan/ pemotongan dengan panas

Jenis – jenis distorsi
1. Perubahan bentuk arah melintang
2. Perubahan bentuk arah memanjang
3. Perubahan bentuk menyudut

Teknik Pengontrolan Distorsi
1. Teknik pengontrolan sebelum pengelasan
a. Perencanaan yang baik
b. Pengelasan catat
c. Alat bantu (Jig dan fixture)
d. Pengaturan letak bahan (Pre-Setting)

2. Teknik pengontrolan sewaktu pengelasan
a. Pengelasan selang-seling
b. Pengelasan seimbang
c. Pendingin buatan

3. Teknik mengatasi setelah pengelasan
a. Meluruskan api
b. Pemukulan logam waktu panas
Metode-metode yang biasa dilakukan dalam memeriksa dan menguji hasil las dirancang untuk dapat memeriksa kualitas hasil pengelasan baik pada bagian luar maupun bagian dalam tanpa merusak benda kerja. 

Adapun pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari : 
 Pemeriksaan secara Visual ( visual inspection ) 
 Pengujian dengan Pewarna ( liquid / dye penetrant testing ) 
 Pengujian dengan partikel magnit ( magnetic particle testing ) 
 Pengujian ultrasonik ( ultrasonic testing ) 
 Pengujian dengan Radiografi / Sinar X radiographic examination) Dalam pemeriksaan visual, operator atau petugas pemeriksa perlu menggunakan alat-alat bantu sederhana (welding gauge) seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Pemeriksaan visual meliputi : 
 Ukuran hasil las
 Bentuk rigi las
 Cacat las, dll

Tuesday, February 15, 2022

Pemeriksaan Hasil Pengelasan Secara Visual

Pemeriksaan dan pengujian hasil las bertujuan untuk mengetahui kualitas suatu konstruksi. Konstruksi dengan kualitas yang jelek akan menyebabkan penambahan biaya untuk mengerjakan ulang, kehilangan kepuasan langganan dan beresiko terhadap keselamatan.

Seluruh konstruksi harus sering diperiksa selama proses pembuatan/ fabrikasi.
Selanjutnya tergantung pada penggunaan komponen tersebut dan mungkin memerlukan tes khusus. Misalnya bahan benda kerja dan hasil las perlu di tes baik secara merusak maupun dengan tidak merusak.

Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui apakah hasil pekerjaan telah sesuai dengan standar yang diakui. Metode-metode yang biasa dilakukan dalam memeriksa dan menguji hasil las dirancang untuk dapat memeriksa kualitas hasil pengelasan baik pada bagian luar maupun bagian dalam tanpa merusak benda kerja. Adapun pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari : 
 Pemeriksaan secara Visual ( visual inspection ) 
 Pengujian dengan Pewarna ( liquid / dye penetrant testing ) 
 Pengujian dengan partikel magnit ( magnetic particle testing ) 
 Pengujian ultrasonik ( ultrasonic testing ) 
 Pengujian dengan Radiografi / Sinar X radiographic examination )
Walaupun ada beberapa jenis tes untuk pengujian tidak merusak akan tetapi pada modul ini dibatasi pada pemeriksaan secara visual.



Dalam pemeriksaan visual ini, operator atau petugas pemeriksa perlu menggunakan alat-alat bantu sederhana (welding gauge) seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Pemeriksaan visual meliputi : 
 Ukuran hasil las
 Bentuk rigi las
 Cacat las, dll



1. Cacat Las
Yang dimaksud dengan cacat las adalah kerusakan hasil las yang pada umumnya dapat diamati/ dilihat secara visual.
a. Jenis Cacat Las dan Penyebabnya
Retak (crack), yaitu celah atau gap yang memutuskan atau memisahkan hasil las yang dapat terjadi pada jalur las atau pertemuan jalur las atau pada daerah pengaruh panas, hal ini disebabkan oleh pendinginan atau tegangan, jenis elektroda yang tidak sesuai dengan logam dasar.


Terak terperangkap ( inlusion ), yaitu suatu benda asing(bahan logam/kotoran) yang terperangkap dan berada di antara logam las. Hal ini dapat disebabkan oleh persiapan yang kurang baik atau teknik pengelasan yang salah/ tidak sesuai ketentuan.


Lubang pada akhir jalur las (crater),yaitu suatu titik atau beberapa titik lubang yang biasanya terjadi pada akhir jalur las, ini akibat oksidasi dari oksigen udara luar terhadap cairan logam atau sudut elektroda yang salah pada ujung jalur las


Jalur las terlalu lebar, yaitu kelebihan ukuran lebar jalur pada sambungan tumpul, ini dapat terjadi apabila gerakan/ayunan elektroda terlalu jauh atau tarikan elektroda terlalu pelan atau arus terlalu besar atau gabungan dari hal- hal diatas.


Ukuran kaki las tidak sama, yaitu kelebihan dan/atau kekurangan ukuran salah satu atau kedua kaki las pada sambungan sudut, hal ini di mungkinkan oleh sudut pengelasan yang tidak sesuai dengan ketentuan.


Undercut, yaitu suatu alur yang terjadi pada kaki las (toe), hal ini dapat terjadi antara lain karena penggunaan arus yang tidak sesuai atau gerakan/ ayunan elektroda yang terlalu cepat.


Overlap, yaitu kelebihan logam las pada bagian tepi yang menempel logam dasar dan tidak terjadi perpaduan antara logam las. Hal ini dapat terjadi karena arus yang terlalu rendah, sudut atau ayunan/gerakan elektroda yang salah.


Cekungan pada akar las (root concavity), yaitu suatu alur yang terjadi pada jalur penetrasi ( root ) sambungan tumpul yang diakibatkan oleh penggunaan jenis elektroda yang kurang sesuai, pengisian yang tidak sempurna, sudut elektroda yang salah atau karena arc length yang terlalu jauh.


Pengisian jalur kurang, yaitu suatu alur atau celah panjang kontinyu atau terputus- putus pada sambungan tumpul yang disebabkan terutama oleh pengisian yang terlalu cepat dan ayunan/ gerakan elektroda yang salah.


Keropos (porosity), yaitu satu atau beberapa lubang udara yang terdapat di antara logam las. Hal ini dapat disebabkan terutama oleh faktor elektroda, antara lain terlalu lembab, berkarat atau tidak sesuai dengan jenis bahan yang dilas.


Kurang penetrasi, yaitu tidak terjadinya perpaduan di antara logam yang disambung yang terdapat pada dasar logam yang disebabkan karena arus pengelasan terlalu rendah, persiapan kampuh yang salah/ gap terlalu kecil, arc length terlalu jauh, atau karena gerakan elektroda terlalu cepat.


Kelebihan penetrasi, yaitu akar las pada sambungan tumpul yang terlalu tinggi/menonjol yang disebabkan oleh arus pengelasan terlalu tinggi, persiapan kampuh yang salah/ gap terlalu besar atau karena gerakan elektroda terlalu lambat.


Bentuk penguat/ jalur las tidak simetris, yaitu sudut yang di bentuk antara permukaan benda kerja dan garis singgung pada sisi penguat tidak sama, hal ini dimungkinkan karena sudut elektroda tidak sama.


Kelebihan pengisian, yaitu jalur pengisian/ penguat pada sambungan tumpul terlalu tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena arus pengelasan agak rendah atau pengelasan terlalu lambat.


Kerusakan lain yang tidak berhubungan dengan logam las, akan tetapi termasuk pada kelompok cacat las adalah :
b. Bekas pukulan, yaitu kerusakan permukaan benda kerja di luar jalur las yang disebabkan oleh pukulan saat membersihkan terak atau saat persiapan.


c. Penyimpangan sudut/distorsi, yaitu perubahan bentuk pada dua bagian yang disambung sehingga membentuk sudut. Ini  disebabkan oleh disrorsi yang tidak terkontrol saat pengelasan atau persiapan yang kurang memperhitungkan distorsi yang akan terjadi.


d. Tidak segaris lurus, yaitu hasil pengelasan di mana dua bagian yang disambung tidak satu bidang/ level atau seperti paralel. Hal ini terutama disebabkan oleh persiapan yang salah atau distorsi saat pengelasan.


Teknik Pengontrolan Distorsi Las Listrik

Ada beberapa langkah untuk mengontrol pengaruh perubahan bentuk (distorsi) sewaktu proses pengelasan yang meliputi; 
 Sebelum pengelasan
 Sewaktu pengelasan
 Sesudah pengelasan

a. Teknik Mengontrol Distorsi Sebelum Pengelasan.
 Perencanaan yang baik
Perencanaan kampuh yang baik adalah panjang jarak minimum yang tepat dari kampuh untuk menghindari terlalu banyaknya pengelasan.


 Pengelasan Catat (tack Weld)
Las catat adalah pengelasan dengan jumlah sedikit merupakan titiktitik saja yang akan berfungsi seperti klem. Jumlah dan ukuran dari titik-titik pengelasan yang diperlukan untuk mempertahankan kelurusan adalah sangat tergantung pada jenis dan tebal bahan.
Tehnik pengelasan catat yang benar akan mempertahankan bahan sewaktu pengelasan.
Langkah pengelasan catat dapat diperhatikan pada gambar berikut, yakni berselang-seling.




 Alat Bantu (Jig dan Fixture)
Alat bantu ini digunakan untuk mempertahankan kelurusan bahan sebelum dan selama pengelasan. Bentuk alat bantu ini sangat tergantung pada bentuk bahan yang dilas. Berikut ini adalah beberapa gambar alat bantu untuk pengelasan :



 Pengaturan Letak Bahan (Pre-setting)
Pengaturan letak bahan yang akan dilas dapat dilakukan dengan cara mengganjal (menahan) untuk mengatasi konstraksi pada waktu pengelasan. Walaupun demikian cara meletakkan ganjal (penahan) sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan operator untuk menempatkannya secara tepat.




b. Teknik Menghindari Distorsi Sewaktu Pengelasan
 Pengelasan selang seling.
Apabila pengelasan secara terus menerus dari salah satu ujung ke ujung yang lain maka konstraksi akan terus bertambah selama proses pengelasan dan inilah salah satu penyebab perubahan bentuk. Ini dapat diatasi dengan tehnik pengelasan secara selang- seling dengan arah pengelasan yang berlawanan.



 Pengelasan Seimbang
Pengelasan seimbang ini adalah seatu proses pengelasan untuk menyeimbangkan panas ke bidang pengelasan. Metode ini sering digunakan untuk memperbaiki kebulatan atau kelurusan poros dan setiap jalur pengelasan dilakukan berseberangan
Ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kontraksi dan mengurangi perubahan bentuk.
Urutan pengelasan perhatikan gambar berikut :





Prinsip yang sama juga dapat digunakan pada pengelasan kampuh V atau U ganda. Pengelasan dilakukan dengan sisi atau permukaan yang berlawanan. Konstraksi akan terjadi sama pada kedua belah permukaan. Untuk langkah pengelasan dapat diperhatikan gambar berikut.



Monday, February 14, 2022

Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi Las Listrik

a. Penyebab terjadinya distorsi

Tiga penyebab utama terjadinya distorsi (perubahan bentuk) pada konstruksi logam dan industri bidang konstruksi ( pengelasan ) adalah : 

 Tegangan Sisa
Seluruh bahan logam yang digunakan dalam industri misalnya batangan, lembaran atau bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses ini meninggalkan atau menahan tegangan didalam bahan yang disebut tegangan sisa.

Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan tapi apabila bahan menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan panas (api), tegangan sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi). 

 Pengelasan/ Pemotongan dengan Panas. 
Sewaktu mengelas atau memotong dengan menggunakan api (panas), sumber panas dihasilkan dari nyala busur atau nyala api ini akan mengakibatkan pertambahan panjang dan penyusustan secara tidak merata. Akibatnya terjadi perubahan bentuk (distorsi).

b. Jenis-jenis Distorsi
Ada tiga jenis utama perubahan bentuk akibat pengelasan : 
 Perubahan bentuk arah melintang
 Perubahan bentuk arah memanjang
 perubahan bentuk menyudut

1) Perubahan Bentuk arah Melintang
Apabila mulai mengelas pada salah satu ujung, maka sisi dari ujung lain akan bertambah panjang akibat pemuaian. Pada saat pendinginan, maka sisi-sisi logam akan saling menarik dan berkontraksi satu sama lain. Pergerakan ini disebut perubahan bentuk arah melintang.



2) Perubahan Bentuk arah Memanjang
Perubahan bentuk arah memanjang adalah apabila hasil pengelasan berkontraksi dan memendek pada sepanjang garis pengelasan setelah dingin.Perubahan bentuk ini akan sangat tergantung pada keterampilan pekerjaan pengelasan.



3) Perubahan Bentuk Menyudut
Perubahan bentuk menyudut adalah apabila sudut dari benda yang dilas berubah akibat kontraksi. Kontraksi lebih besar pada permukaan pengelasan karena jumlah hasil pengelasan lebih banyak.