Wednesday, February 16, 2022

Kriteria Hasil Las Listrik

Cacat las pada hasil las adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi dengan berbagai penyebab. Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana kualitas hasil las yang dapat diterima perlu ada batasan cacat las tersebut dan dinamakan kriteria hasil las, artinya apabila suatu hasil las memenuhi kriteria minimum, maka hasil las tersebut dinyatakan dapat diterima dan sebaliknya apabila suatu hasil las tidak memenuhi kriteria minimum, hasil las tersebut dinyatakan tidak diterima dan pengelasannya dianggap belum memenuhi kompetensi yang diperlukan.

Adapun kriteria hasil las yang dimaksud adalah sebagai berikut :




Kriteria hasil las tersebut diatas adalah kriteria secara umum, namun untuk kriteria hasil las yang diperlukan untuk suatu proyek, harus mengacu pada WPS yang ditetapkan oleh proyek tersebut.

Rangkuman
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah akibat proses pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat melengkungnya atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar pengelasan, misalnya pada saat proses las busur manual.

Penyebab dan Jenis-jenis Distorsi
1. Tegangan sisa
2. Pengelasan/ pemotongan dengan panas

Jenis – jenis distorsi
1. Perubahan bentuk arah melintang
2. Perubahan bentuk arah memanjang
3. Perubahan bentuk menyudut

Teknik Pengontrolan Distorsi
1. Teknik pengontrolan sebelum pengelasan
a. Perencanaan yang baik
b. Pengelasan catat
c. Alat bantu (Jig dan fixture)
d. Pengaturan letak bahan (Pre-Setting)

2. Teknik pengontrolan sewaktu pengelasan
a. Pengelasan selang-seling
b. Pengelasan seimbang
c. Pendingin buatan

3. Teknik mengatasi setelah pengelasan
a. Meluruskan api
b. Pemukulan logam waktu panas
Metode-metode yang biasa dilakukan dalam memeriksa dan menguji hasil las dirancang untuk dapat memeriksa kualitas hasil pengelasan baik pada bagian luar maupun bagian dalam tanpa merusak benda kerja. 

Adapun pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari : 
 Pemeriksaan secara Visual ( visual inspection ) 
 Pengujian dengan Pewarna ( liquid / dye penetrant testing ) 
 Pengujian dengan partikel magnit ( magnetic particle testing ) 
 Pengujian ultrasonik ( ultrasonic testing ) 
 Pengujian dengan Radiografi / Sinar X radiographic examination) Dalam pemeriksaan visual, operator atau petugas pemeriksa perlu menggunakan alat-alat bantu sederhana (welding gauge) seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Pemeriksaan visual meliputi : 
 Ukuran hasil las
 Bentuk rigi las
 Cacat las, dll

0 komentar:

Post a Comment