Sejarah Las

Perkembangan proses pengelasan mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.

Pembekalan Dunia Industri

Acara ini membahas mengenai bagaimana lulusan SMK menghadapi dunia industri, dengan beberapa tantangan-tangangan yang harus dihadapi, mulai dari persaingan dari para SMK lainnya, persaingan kerja dengan dunia perguruan tinggi serta persaingan yang sudah berlangsung pada awal tahun depan (tahun 2016) yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)..

Program Pendidikan Vokasi Industri

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri

Lakukan Hal Ini Sebelum Ujian Nasional, Pasti Bakal Sukses!!!

Apakah kamu juga sudah siap menghadapi Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung? Jika pada Ujian Nasional 2019 lalu banyak sekali siswa yang mengeluh merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional, terutama matematika. Mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah

Thursday, April 16, 2020

Pemasangan atau pengesetan mesin Las MIG ( metal inert gas )

Pengesetan atau pemasangan dalam sebuah alat berfungsi agar supaya alat atau mesin dapat berfungsi maupun digunakan sesuai dengan fungsinya. Pemasangan atau pengesetan dalam sebuah pengerjaan menggunakan Las MIG ( metal inert gas ) sedikit rumit apabila dibandingkan dengan las 
SMAW. Dalam pemasangan mesin las MIG ( metal inert gas ) dibutuhkan kehati-hatian, hal ini untuk mengurangi kesalahan dalam sebuah pengelasan.

Berikut ini adalah gambar pemasangan satu unit peralatan atau perlengkapan MIG ( metal inert gas ) yang biasa digunakan untuk pengerjaan konstruksi sedang sampai berat: 
 Pemasangan atau pengesetan mesin Las MIG ( metal inert gas )
Didalam mesin las MIG terdapat dua jenis mesin las yang sebenarnya adalah perata arus ( rectifier), yakni: 
1. Tipe berputar ( rotating) yaitu generator yang di gerakkan mesin ( engine driven generator) 
2. Tipe statis, yaitu transformer rectifierdaninverter
Untuk pekerjaan di bengkel lebih suka di sukai tipe statis yang acap menggunakan sumber listrik AC bertegangan 230 V atau 460 V. Tipe ini memiliki cepat tanggap ( quick respone), lebih tenang, dan tidak menghasilkan polusi asap. Sedangkan tipe berputar ( rotating) diperlukan dilokasi yang tidak memiliki sumber tenaga listrik dab di daerah atau medan terbuka di mana faktor polusi asap tidak terlalu dirisaukan. Kedua jenis ini dapat didesaian dan di konstruksi untuk memasok tenaga listrik Voltase tetap ( CV ). 

Wednesday, April 15, 2020

Peralatan utama las MIG: Regulator gas pelindung, Pipa kontak, Nozzel gas pelindung

Regulator gas pelindung
 Peralatan utama las MIG: Regulator gas pelindung, Pipa kontak, Nozzel gas pelindung
Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. 
Untuk pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2 diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang berakibat terganggunya aliran gas. 

Pipa kontak
 Peralatan utama las MIG: Regulator gas pelindung, Pipa kontak, Nozzel gas pelindung

Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut ke daerah kerja pengelasan. Torchdihubungkan dengan sumber listrik pada mesin 
las dengan menggunakan kabel. Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan melakukan kontak listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat berpengaruh. Adapun gambar dari pipa kontak dapat dilihat dalam gambar 12. 

Nozzel gas pelindung
 Peralatan utama las MIG: Regulator gas pelindung, Pipa kontak, Nozzel gas pelindung
Nozzel gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung ke daerah las. nozzle yanng besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik yang tinggi dan yang kecil untuk arus listrik yang lebih kecil.

Peralatan utama las MIG: Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder), Welding Gun, Kabel las dan kabel control

Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder) 
 Alat  pengontrol  kawat  elektroda  (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan utama pada pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan berdekatan dengan pengelasan.
fungsi:
a. menempatkan rol kawat elektroda
b. Menempatkan kabel las dan sistem saluran gas pelindung
c. Mengatur pemakaian kawat elektroda
d. Mempermudah proses pengelasan, dimana wire feeder tersebut dapat dipindah sesuai kebutuhan
 Peralatan utama las MIG: Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder), Welding Gun, Kabel las dan kabel control

ada 3 jenis wirefeeder yaitu jenis dorong, jenis tarik, enis dorong tarik.perbedaannyaadalah dari cara menggerakkan elektroda dari spool ke tourch.kecepatan wirefeeder dari 1 hingga 22 m/menit, performa tinggi bisa mencapai 30m/menit Untuk jenis rolnya wirefeeder dibagi dalam dua jenis yaitu sistem 2 (dua) rol dan sistem 4 ( empat ) rol. 
 Peralatan utama las MIG: Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder), Welding Gun, Kabel las dan kabel control
Sedangkan menurut bidang kontaknya rol dari wirefeederdapat dibagi menjadi jenis trapesium halus, jenis setengah lingkaran halus, dan jenis setengah lingkaran kasar. 

Welding Gun
 Welding Gun

Kabel las dan kabel control 
Pada mesin las terdapat kabel primer (primary powercable) dan kabel sekunder atau kabel las (welding cable). Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan dengan tang las dan benda kerja serta kabel kabel control. 
Inti  Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya  disesuaikan dengan kapasitas arus maksimum dari pada  mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik, sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek
maka hambatan akan rendah.  Pada ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit elektroda maupun pada penjepit masa

Peralatan utama las MIG ( Metal Inert Gas): Mesin las Dan Pemasangan Kabel-Kabel Las (pengkutuban) Pada Mesin Las Arus Searah

Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungan langsung dengan proses pengelasan, yakni minimum terdiri dari:

Mesin las 
Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG ( metal inert gas) pada prinsipnya adalah sama dengan mesin SMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current/DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan yang di las yang kebanyakan adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan MIG ( metal inert gas) adalah menggunakan mesin 
las DC. Adapun gambar rangkaian perlengkapan mesin las adalah sebagai berikut: 
Mesin las MIG merupakan mesin las DC, umumnya berkemampuan sampai 250 amper. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas pelindung, systempendingin dan rangkaian lain. 
Sumber tenaga untuk Las MIG ( metal inert gas) merupakan mesin las bertegangan konstan. Tenaga yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur. Panjang busur adalah jarak antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang busur ini bisa distel. Bila busur berubah 
menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali semula. 
 Peralatan utama las MIG ( Metal Inert Gas): Mesin las Dan  Pemasangan Kabel-Kabel   Las (pengkutuban) Pada Mesin Las Arus Searah

Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang, kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini, yaitu mesin yang mengatur sendiri, maka panjang busur akan konstan dan hasil pengelasan akan tetap baik. Adapun contoh gambar mesin las mig 
sesuai keterangan diatas adalah sebagai berikut : 
 Peralatan utama las MIG ( Metal Inert Gas): Mesin las Dan  Pemasangan Kabel-Kabel   Las (pengkutuban) Pada Mesin Las Arus Searah
Umumnya mesin las arus searah (DC) mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage yang konstan (constant-voltage ). Pemasangan kabel-kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur/dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah dengan cara: 

a) Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity/DCSP/DCEN) 
Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif(+) mesin las dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif (-) dihubungkan ngan kabel elektroda. Dengan hubungan seperti ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan elektroda sedangkan 2/3 
bagian memanaskan benda kerja. 

b) Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity/DCRP/ DCEP) 
Pada pengkutuban terbalik, kutubnegatif (-) mesin lasdihubungkan dengan benda kerja, dan kutub positif (+) dihubungkan dengan elektroda. Pada hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian memanaskan elektroda. 

Monday, April 13, 2020

STANDAR PENGELASAN INTERNASIONAL.

a. Pendahuluan
Perluasan  volume  perdagangan  internasional  menunjukkan  realisasi pertumbuhan penting dan tekanan kebutuhan produk yang sesuai dengan kriteria standar nasional dan internasional hal ini bukan merupakan penghalang melainkan sebagai promotor dan pembantu perkembangan nilai produk diluar perbatasan.
Gerakan kerjasama internasional dalam penyediaan standar-standar bagi negara yang tidak memiliki kemampuan atau keahlian untuk menghasilkan standar sendiri sudah sejak lama. Bagaimanapun, kerjasama yang ada sekarang menjadi lebih visibel dalam hal pengenalan kebutuhan:
1) dengan lebih aktif berpartisipasi dalam pengaruh signifikan standar internasional yang signifikan untuk perlindungan kepentingan nasional, yang lebih besar dan
2) membawa konsensus internasional dalam hal modifikasi potensial yang mengacu pada standar nasional untuk mengurangi perbedaan-perbedaan.

b. Organisasi Standar Internasional (ISO)
Tujuan dibentuknya ISO tahun 1946 adalah untuk mempromosikan perkembangan standar guna memfasilitasi perdagangan barang dan jasa. Secara internasional ruang lingkup ISO mencakup standarisasi pada hampir semua bidang.
Anggota-anggota dari ISO adalah badan-badan standarisasi pada suatu negara. Hanya satu ada organisasi ISO pada tiap-tiap negara yang diakui keanggotaannya.

1) Standar di Amerika (USA)
Institut Standar Nasional Amerika (ANSI = American National Standard Institute), salah satu tujuan dan maksud sistem standard yang berhubungan pengelasan Amerika diperlukan bahwa aturan spesifik dari ANSI dalam sistem tersebut dijelaskan dengan benar.
Institut Standar Nasional Amerika adalah kepala koordinator dari kegiatan/aktifitas standar secara sukarela di USA dan agensi/perwakilan yang menyetujui suatu standar sebagai Standar Nasional Amerika. ANSI juga berlaku sebagai koordinator dan manajer dari partisipasi USA dalam hal pekerjaan dari Organisasi LSM berstandar internasional.
ANSI adalah organisasi nirlaba yang didanai secara pribadi. Didirikan tahun 1918 sebagai hasil dari kemunduran ekonomi yang muncul dari kurangnya pengakuan nasional tentang standar. Undang-undang ANSI dengan jelas menetapkan kriteria bahwa penentuan persiapan standar dan kondisi harus sesuai dengan pengakuan dan persetujuan Standar Nasional Amerika. Lebih lanjut, telah dikembangkan sebuah program akreditasi untuk organisasi standar tertulis yang menjelaskan semua persyaratan sebelumnya, apakah standard mereka dapat disetujui sebagai standar ANSI.
Istilah “standar” diambil sebagai istilah umum yang meliputi kode, spesifikasi, praktek yang dianjurkan, metode, dan pengelompokkan.
Persyaratan ANSI untuk penerimaan standar sebagai standar ANSI difokuskan pada keseimbangan, konsensus, dan tinjauan.
Keseimbangan merujuk pada proporsional representasi dalam keanggotaan komite dari bermacam-macam kelompok kepentingan – pemasok, pemakai, dan kepentingan umum – dan memastikan tujuan yang masuk akal serta keputusan bersama yang tidak berat sebelah.
Persetujuan bukan berarti menyatakan kebulatan suara, namun tanggungjawab, dalam pembahasan secara mendalam persoalan-persoalan (isu-isu) dan akomodasi dari tinjauan dan opini yang berlainan membawa kepada kompromi yang bisa diterima.
Tinjauan adalah aturan ANSI yang ketiga. Ini disebut untuk sebuah pandangan yang cukup dan independen terhadap sebuah mekanisme permohonan yang tepat.

Ini penting untuk dicatat bahwa lebih dari 8500 standar ANSI telah disetujui dan telah dipublikasikan.
ANSI adalah koordinator dari partisipasi Amerika dalam badan standar nasional non-kepemerintahan utama, dinamakan ISO dan IEC (International Electrotechnical Commission) dan dalam kapasitas ini dapat merepresentasikan kepentingan industri dan bisnis Amerika. Oleh sebab itu pengaruh dari isi dari standar internasional mempengaruhi perdagangan. Gambar 46 berikut menunjukkan Interelasi dalam sistem standar Amerika.
 STANDAR PENGELASAN INTERNASIONAL.

2) Organisasi Pengembangan Standar USA
Sistem standar USA merupakan, bahwa organisasi pengembangan standar, yang dalam beberapa tahun sukses membentuk pertumbuhan teknologi dari industry nasional dan meninggalkan kesan yang tidak bisa dihilangkan pada out put ekonomi, keselamatan, dan integritas.
Ssosiasi Amerika yang telah mendapat pengakuan nasional dan internasional, diantaranya adalah :
a)   Masyarakat Las Amerika (AWS)
b) Masyarakat Engineer Mekanik Amerika  (ASME)
c) Institut Minyak Amerika (API), dan
d) Masyarakat Amerika untuk Pengujian dan Bahan (ASTM)
a) Masyarakat Las Amerika (AWS)
Pengakuan luas bahwa Masyarakat Las Amerika sudah menghasilkan profit selama beberapa tahun ini secara nasional dan internasional telah memberikan tonggak yang besar serta kontribusi yang khusus dan signifikan dalam hal mentransfer teknologi pengelasab, jasa yang penting dalam riset, pengembangan, aplikasi enjiniring, begitupun juga untuk manufakturing dan para penggunanya.
Salah satu maksud yang paling sukses dibuktikan dalam transfer tersebut adalah catatan masyarakat yang berkelanjutan dalam perumusan standar. Sebagai organisasi pengembangan standar terakreditasi bawah petunjuk ANSI, AWS dapat mengumumkan peraturan tertulis,dalam Standar Nasional Amerika mengenai pengelasan.

Representasi memadai pada komite-komite dijalankan dengan ketat dengan dua tingkat tinjauan disediakan : satu – dengan Komite Aktif Teknis (TAC) untuk teknik dan ketaatan pada peraturan pengoperasian; dan dua – dengan Konsul Teknik untuk publikasi.
Ada 22 teknik komite AWS yang bertanggungjawab lebih dari 100 standar mencakup area yang luas mengenai pengelasan. Komite-Komite tersebut dijelaskan seperti daftar di bawah ini:

(1) Komite-Komite Teknis AWS
(a) Fundamental
A1 – Praktek Metrik
A2 – Definisi dan Simbol
A5 – Logam Pengisi

(b) Inspeksi dan Kualifikasi 
B1 – metode Kualifikasi 
B2 – Kualifikasi Pengelasan 
B4 – Uji Mekanis Las

(c) Proses
C1/WRC – Pengelasan Tahanan
C2 – Semprotan Panas
C3 – Brasing dan Penyolderan
C4 – Pengelasan dan Pemotongan Gas Oksi
C5 – Pengelasan Busur dan Pemotongan
C6 – Pengelasan Friksi
C7– Pengelasan Pancaran Energi Tinggi dan Pemotongan

(d) Pemakaian
D1 – Pengelasan Struktural
D3 – Pengelasan pada Konstruksi Kapal
D5/AWWA/WEWWA – Tangki air
D8/SAE – Pengelasan Otomotif
D9 – Logam Pelat
D10 – Pemipaan dan Tabung
D11 – Pengelasan Besi Tuang
D14 – Mesin dan Perlengkapan
D15 – Pengelasan Rel

(e) Kode Pengelasan Struktural ANSI / AWS
Seri dari kode struktural pengelasan membawa huruf “D1” seperti yang ditulis oleh AWS Komite Pengelasan Struktural memiliki nomer fitur umum sebagai bagian kebijakan dari komite ini, yaitu :
? Penyusunan klausul atau bagian (pengaturan dan urutan dari material) dijaga secara identik sebanyak mungkin secara praktis,
? Dalam area kekuatan las, metode desain tekanan diijinkan dipakai secara sendiri, kecuali seperti dicatat dalam D1.4,
? Satuan adalah satuan imperial dengan SI (metrik) konversi ditunjukkan dalam kurung,
? Untuk hampir semua standar (tidak ada untuk D1.4) penjelasan diberikan baik sebagai bagian dari standar pengumuman atau secara terpisah.

ASME – Masyarakat Teknik  Mekanik Amerika
ASME melalui konsul/dewannya pada Kode dan Standar dikenal secara luas sebagai organisasi penyusunan standar yang besar. Didirikan pada tahun 1880 sebagai masyarakat pendidikan dan teknik untuk mengejar tujuan dasar melalui penyebaran teknikal informasi dan promosi ekonomi, terpercaya dan aman dalam area yang luas dari produk yang berorientasi teknik dan kegiatan manufakturing.

Satu dari kesempatan yang dipakai paling efektif dalam tujuan ini adalah pengembangan standar. ASME langsung pada aktifitas utama ini melalui dewan sepuluh Kode dan Standarnya, menjalankan hukum penuh diatas komite standar, masing-masing tanggung jawab untuk area spesifik dari pengembangan standar. guna memastikan penerapan penuh dari standar ini dipakai oleh perusahaan akreditasi untuk sertifikat pemenuhan kode ini.
Dari kepentingan utama adalah Dewan Teknologi Tekanan dan terutama Kode Pressure Vessel di bawah bantuan dari ASME boiler dan Komite Kode Pressure Vessel. Fungsi dari komite adalah untuk mendirikan peraturan keselamatan yang mencakup desain, fabrikasi, inspeksi dan pengujian boiler, pressure vessel
dan peralatan yang berhubungan dengan pembuatan/konstruksinya. Dalam perumusan aturan-aturan ini, pertimbangan komite diberikan sesuai dengan kebutuhan, pengguna, pengawas dan agensi pengatur. Tujuan dari peraturan adalah untuk memberikan garis batas minimal dalam pelayanan. Kemajuan dalam teknologi bahan dan pengalaman baru juga dipertimbangkan.
ASME Boiler dan Kode Pressure Vessel diumumkan setiap tiga tahun. Standar ini sudah diadopsi oleh 46 negara bagian di Amerika, beberapa kotamadya, semua provinsi di Kanada dan digunakan di beberapa negara lain. Adendum diumumkan secara berkala untuk menjaga status perkembangan kode. Untuk informasi umum, berikut ini merupakan 11 bagian dari ANSI/ASME Boiler dan Kode Pressure Vessel :

Bagian :
I Power Boiler
II Spesifikasi bahan
Bagian A – Bahan besi
Bagian B – Bahan non logam
Bagian C – Batang Las, Elektroda dan Logam pengisi
III Sub bagian NCA – Persyaratan Umum untuk Divisi 1 dan Divisi 2:
? Divisi 1
Sub bagian NB – Kelas 1 Komponen Sub bagian NC – Kelas 2 Komponen Sub bagian ND – Kelas 3 Komponen Sub bagian NE – Kelas MC Komponen Sub bagian NF –Komponen Pendukung Sub bagian NG – Struktur Pendukung Utama lampiran
? Divisi 2 – Kode untuk Vesel Reaktor Beton dan Penahanan IV Pemanasan Boiler
V Percobaan Non destruktif
VI Aturan yang direkomendasikan untuk Perhatian dan Operasi Pemanasan Boiler
VII Aturan yang direkomendasikan untuk Perhatian Power Boiler VIII   Pressure Vessel
? Divisi 1
? Divisi 2 – Aturan Pengganti
IX Kualifikasi Pengelasan dan Brasing
X Penguatan Plastik Pressure Vesel -Fiberglas
XI Peraturan untuk Inspeksi Inservis dari Komponen Perusahaan Tenaga Nuklir
Dari kepentingan yang lebih besar adalah bagian IX dan bagiannya berurusan dengan prosedur pengelasan dan kualifikasi kinerja.

c) API – Institut Petroleum Amerika
Insitut Petroleum Amerika dibentuk tahun 1919 untuk mewakili industri minyak domestik. Aktifitasnya diarahkan oleh komite yang merupakan anggota-anggota dari semua sektor industri. Komite ini mengembangkan program pelatihan, standar dan praktek yang dianjurkan, mereka membiayai riset, dan memberikan informasi statistik, semua dalam dasar pemikiran kemajuan teknologi dan dalam kepentingan masyarakat umum.
Referensi singkat untuk beberapa spesifikasi terkait pengelasan atau praktek-praktek yang direkomendasi (RP) dalam dua area khusus akan memberikan ilustrasi kontribusi API pada perkembangan standar.
Struktur Offshore tercakup dalam RP 2A “Praktek yang direkomendasi untuk Perencanaan, Desain, dan Konstruksi Platform Tetap Offshore”. Persyaratan pengelasan dari RP2A secara esensial mengikuti AWS D1.1. ada spesifikasi terpisah untuk baja dan pipa fabrikasi untuk struktur offshore.
RP 2X, “Praktek yang direkomendasi untuk Pengujian Ultrasonik Struktural Fabrikasi Offshore dan Petunjuk untuk Kualifikasi dari
Teknisi Ultrasonik” berisi rekomendasi –rekomendasi untuk menentukan kualifikasi dari teknisi yang melakukan inspeksi pada fabrikasi struktur offshore dengan menggunakan peralatan pulsa echo ultrasonic. Rekomendasi juga diberikan untuk mengontrol inspeksi ultrasonik ke dalam umum kontrol kualitas. Hubungan antara desain sambungan, cacat berat dalam pengelasan, dan kemampuan teknisi ultrasonik untuk mendeteksi cacat kritis dan juga untuk membahasnya.
Area penting dari tangki penyimpanan las baja untuk layanan penyulingan, standar khusus adalah Std 650, “Tangki las baja untuk penyimpanan minyak” dan Std 620, “Rekomendasi aturan untuk Desain dan Konstruksi Las Besar, Tangki Penyimpanan Tekanan Rendah.”
Std 650 mencakup material, desain, fabrikasi, pemasangan dan kebutuhan pengujian untuk vertikal, silinder, di atas tanah, tertutup-dan terbuka atas, tangki penyimpanan las baja, dalam berbagai ukuran dan kapasitas, untuk tekanan internal kira-kira sama dengan tekanan atmosfir. Hal ini termasuk dasar pengganti untuk desain selubung dan juga untuk kalkulasi dari ketebalan selubung tangki.
Std 620 mencakup desain dan konstruksi dari tangki penyimpanan las besar yang dipasang di lapangan untuk memproses produk minyak menengah dan akhir yang beroperasi pada tekanan gas 15 psi, kemudian turun ke tekanan gas dalam mendekati tekanan atmosfir, yang mana tidak terdapat dalam API Std 650.
Semua ketetapan pengelasan diambil dari AWS atau bagian IX dari ASME Boiler dan Kode Pressure Vessel.
d) ASTM – Masyarakat Amerika untuk Pengujian dan Bahan
ASTM didirikan pada tahun 1898 sebagai Bagian Amerika yang digantikan Asosiasi Internasional dari Bahan Uji. Organisasi tersebut berdiri tahun 1902 dengan komite pada baja, logam bukan besi, semen dan cat. Meskipun perluasan lingkupnya masih tetap diutamakan pada masyarakat logam sampai 1960
memperluas lingkupnya untuk menampung perkembangan standar pada karakteristik dan kinerja material, produk, sistem, layanan dan promosi dari pengetahuan terkait.
ASTM membantu mengatur ANSI dan mendukung usaha-usaha koordinasinya yang berkaitan dengan standarnya yaitu standar sukarela dan konsensus.
Sistem yang ada dari komite yang dimaksud dirujuk dengan huruf dan angka, sebagai berikut :
(1) Komisi A – Logam Besi (Al – Baja, disebutkan satu)
(2) Komisi B – Logam non besi
(3) Komisi C – Semen, Keramik, Beton, dan bahan bangunan
(4) Komisi D – Material-material lain
(5) Komisi E – Subjek lain
(6) Komisi  F –Material untuk Pemakaian Spesifik
(7) Komisi G –Korosi, Kemunduran dan Keburukan Material

e) Organisasi Standar Nasional di Negara-negara Lain
Sejumlah organisasi standar ada di seluruh dunia. Berikut ini di beberapa negara dengan beberapa catatan latar belakangnya.

(1) INGGRIS
BSI – BRITISH STANDARS INSTITUTION
Bergabung dengan Royal Charter, BSI adalah badan nasional yang berdiri sendiri untuk persiapan Standar Inggris. BSI juga merupakan anggota ISO Inggris dan sponsor Inggris untuk Komisi Nasional Inggris IEC.
(2) REPUBLIK FEDERAL JERMAN
DIN – DEUTCHES INSTITUT FÃœR NORMUNG
DIN, Standar Institut Jerman adalah organisasi non profit, yang melakukan administrasi sendiri, mewakili industri dan perdagangan serta dikenal secara formal oleh pemerintahan Republik Federal Jerman sebagai badan standar dalam batas teritori Jerman Barat.
Proporsi signifikan dari pengelasan terkait standar DIN disiapkan dalam kerjasama dengan kelompok kerja dari Komite Teknik Masyarakat Pengelasan Jerman (Deutches Verband für Schweisstechnik – DVS) di bawah pengarahan Komisi Standar Pengelasan DIN. Nomor standar DIN diumumkan di Inggris. DIN adalah anggota ISO dan sponsor partisipasi dalam IEC.
(3) PERANCIS
AFNOR – ASSOCIATION FRANCAIS DE NORMALISATION
Organisasi standar penulisan nasional berdiri sendiri didirikan oleh industri serta didanai oleh pemerintah.
(4) AFRIKA SELATAN
SABS – SOUTH AFRICAN BUREAU OF STANDARS
(5) AUSTRALIA
STANDAR ASSOCIATION OF AUSTRALIA – SAA
Bergabung Royal Charter pada tahun 1950. Didukung oleh dana pemerintah, sumbangan anggota, dan publikasi penjualan.
(6) JEPANG
Ada sejumlah organisasi penulisan standar di Jepang. Sebagai hasil evolusi waktu yang lama, Japanese Industrial Standars Committee (JISC) muncul sebagai komite yang dikuasai oleh pemerintah untuk mengeluarkan JIS (Japanese Industrial Standars). Ini mencakup bidang industri dan produk mineral.
Terdapat  standar-standar  tambahan seperti :
(a) NDIS – dipublikasikan oleh Japanese Society for Non-Destructive Inspection, dan
(b) WES – dipublikasikan oleh Japanese Welding Engineering Society. Standar ini berhubungan erat dengan pengelasan dan meliputi sertifikat insinyur las lainnyadan kualifikasi kinerja.


Mengelas sambungan tumpul kampuh I pelat lunak posisi di bawah tangan Las Oksi Asetelina / OAW

Mengelas sambungan tumpul kampuh I pelat lunak posisi di bawah tangan dengan memenuhi criteria sebagai berikut :
a. Lebar jalur 7 mm
b. Tinggi jalur 1 mm
c. Bentuk jalur cembung
d. Sambungan jalur rata
e. Beda permukaan jalur maksimum 1,0 mm
f. Kedalaman undercut maksimum 0,5%
g. Panjang undercut maksimum 10%
h. Tinggi penetrasi 0,5 mm
i. Panjang penetrasi minimum 90%
j. Perubahan bentuk maksimum 50
k. Scale pada permukaan 0

Alat dan Bahan
Alat
a) Satu unit peralatan las oksi asetilena (lengkap dan terpasang, kecuali tip/mulut pembakar)
b) Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja
c) Satu set alat bantu pengelasan

Bahan
a) Pelat/baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm, jumlah 2 buah
b) Kawat las :   jenis : Baja lunak diameter : 2,0 mm
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan benar
2) Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan
3) Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau bahan yang mudah terbakar
4) Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.
5) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6) Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.

Gambar kerja
 Mengelas sambungan tumpul kampuh I pelat lunak posisi di bawah tangan Las Oksi Asetelina / OAW
Langkah Kerja
1) Benda kerja yang akan dibuat
a) Lebar jalur las 3 x t (toleransi 1 mm)
b) Tinggi jalur maksimum  ½ x t
c) Perbedaan permukaan jalur maksimum 1mm
d) Penembusan 0 s.d 1 mm, minimal 90 % dari panjang lasan
2) Mempersiapkan peralatan, baik alat utama, alat keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat-alat bantu.
3) Mempersiapkan bahan :
a) Plat baja lunak 200 x 30 x 2 mm, jumlah minimal 2 keping
b) Bahan pengisi, baja lunak  Ø2 mm
4) Membersihkan permukaan bahan dan bahan pengisi
5) Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.
6) Mengatur besarnya tekanan kerja
7) Mengatur posisi benda kerja pada meja untuk dilas catat.
Besarnya gap, jarak diantara benda kerja adalah 2,0 mm 8) Menyalakan tip dan mengaturnya hingga netral
9) Membuat las catat sebanyak 3 (tiga) buah, las catat pertama dibuat di tengah
10) Untuk pekerjaan ini gunakan pengelasan arah maju (untuk yang menggunakan tangan kanan, arah pengelasan dari kanan ke kiri). Arahkan inti nyala pada ujung sambungan sebelah kanan. Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2-3 mm; sudut pembakar 600 – 700 samping elektroda 900 dan sudut bahan pengisi antara 300 – 400.
11) Apabila titik lasan sudah mencair dan mencapai lebar 3 x t, masukkan bahan pengisi ke dalam cairan dan segera angkat lagi. Untuk mendapatkan penembusan yang baik usahakan dan pertahankan adanya key-hole (lubang kunci) sebelum menambahkan bahan pengisi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a) Sudut pembakar 600 – 700
b) Sudut  samping pembakar
c) Sudut bahan pengisi 300 – 400
d) Gerakan pembakar lurus
e) Gerakan bahan pengisi naik turun dalam cairan dan searah garis lasan.
f) Lebar lubang kunci antara 1,5 – 2 x gap
g) Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 – 3 mm, lebar kawah las 3 x t
12) Kira-kira 15 mm sebelum mencapai ujung kiri, turunkan sudut pembakar, atau gerakan bahan pengisi lebih dipercepat. Hal ini untuk menghindari terjadinya pemakanan tepi.
13) Setelah selesai satu jalur, bersihkan dan diskusikan hasilnya dengan pembimbing anda.
14) Ulangi latihan mengelas sambungan tumpul kampuh I hingga memperoleh skor minimal 90% dari keseluruhan ktriteria yang diharapkan.
15) Bersihkan benda kerja yang sudah selesai dikerjakan dengan peralatan dan prosedur yang benar kemudian serahkan kepada pembimbing.

Sunday, April 12, 2020

Soal On Line Tugas Daring III Mapel TPOA SMK Kelas XI Tahun 2020

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memutuskan memperpanjang program belajar di rumah untuk pelajar jenjang SMA/SMK hingga 21 April 2020. Pertimbangan tersebut diambil karena melihat perkembangan penyebaran Covid-19 belum mereda.

Maka, Untuk memperlancar pelaksanaan Proses Belajar mengajar di SMKN 1 Duduksampeyan Gresik melakukannya melalui Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING), Dan ini merupakan Tugas Daring Yang Ke 3 untuk mata pelajaran Teknik Pengelasan Oksi Asetelin (TPOA) melalui soal On Line, Silakan dikerjakan dengan bijaksana sesuai waktu yang ditentukan.... selamat bekerja!!!

Waktu Pengerjaan: 120:00 menit!

Thursday, April 9, 2020

Kelebihan dan Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas) Yang Perlu Diketahui..

1. Kelebihan Las MIG ( Metal Inert Gas) 
Penggunaan Las MIG ( Metal Inert Gas) dalam berbagai pengelasan memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat disebutkan berikut ini :
a.  Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat
b.  Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif
c.  Tidak menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW
d.  Memiliki angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan SMAW
e.  Membutuhkan kemampuan operator yang baik
f.  Proses pengelasan MIG ( metal inert gas )sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi
g.  Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld

2. Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas) 
Pada proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas) memiliki beberapa kelemahan , antara lain :
a.Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou
b.Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback
c.Cacat las porositisering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang tidak baik.
d.Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
e.Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit
 Kelebihan dan Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas) Yang Perlu Diketahui..

Soal Latihan 
1.  Jelaskan pengertian pengelasan secara umum ?
2.  Jelaskan pengertian las Las MIG?
3.  Terangkan dengan jelas dan ringkas proses pengelasan dari las MIG?
4.  Sebutkan kelemahan dari penggunaan las MIG?
5.  Sebutkan kelebihan dari penggunaan las MIG?

Pengertian Dan Proses Kerja Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )

Pengertian Las MIG ( Metal Inert Gas ) 
Las MIG ( Metal Inert Gas) yaitu merupakan proses penyambungan dua material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung (inert gas). 
Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan heliumsebagai pelindung busur dan logam 
yang mencair dari pengaruh atmosfir. Secara bagan perkembangan las GMAW dapat dilihat pada gambar berikut:
 Pengertian Dan Proses Kerja Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )
Proses Mesin Las MIG
Panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat dengan benda kerja. Selama proses, elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification) 

Proses ini beroperasi menggunakan arus searah (DC), biasanya menggunakan elektroda kawat positif (Polaritas terbalik/reserse polarity. polaritas searah sangat arang digunakan karena transfer logam yang kurang baik dari elektroda ke benda kerja karena panas terletak pada elektroda Proses pengelasan MiG menggunakan arus sekitar 50 A hingga 600 A, dengan tegangan las15 volt hingga 32 volt. Adapaun prose las MIG seperti gambar ini:
 Pengertian Dan Proses Kerja Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )
 Pengertian Dan Proses Kerja Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )

Aplikasi Penggunaan Las MIG (Metal Inert Gas) 
Penggunaan las MIG ( Metal Inert Gas) misalnya digunakan dalam pengelasan di dunia Industri untuk pembuatan suatu barang atau alat. Dengan contoh dalam pembuatan kapal terbang,rangka mobil, teralis besi dan sebagainya. Adapun contoh gambar aplikasi pengunaan las MIG ( Metal Inert 
Gas ) dapat dilihat : 
 Pengertian Dan Proses Kerja Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )

Soal Pilihan Ganda Beserta Jawabannya Tipe A & B Ujian Akhir Sekolah Semester Genap Pelajaran MIG SMK

TIPE SOAL A
1. Ilmu yang menerangkan tentang dasar– dasar pengolahan dan penyelidikan logam adalah :
A, Ilmu logam produktif     b. ilmu logam aktif    c. ilmu logam dasar    d. ilmu logam fisik                            e. ilmu logam metalloid
Jawab:  A

2. Dibawa ini logam yang berbentuk bukan dari unsure dasarnya besi (Fe) dan karbon (C)kecuali :
a. Alumunium,    b. Magnesium (Mg)     c. Tembaga (Cu)     d. Carbida        e. seng
         Jawab:  D

3. Berdasarkan gambar percikan dibawa ini mana yang menunjukkan hasil percikan baja carbon tinggi !

 Soal Pilihan Ganda Beserta Jawabannya Tipe  A & B Ujian Akhir Sekolah  Semester Genap Pelajaran  MIG  SMK

A, gambar A         b. gambar B        c. gambar C       d. gambar D      e.  gambar  A dan B
Jawab:  B

4. Gas Yang dipakai pada proses pengelasan MAG adalah :
A, Helium      b. Argon,        c. Oxigen        d. Propan     e . CO 2
Jawab:  E

5. Dibawa ini yang termasuk bagian Torch las adalah :
 A, ujung kontak      b. wire feeder     c. switch torch    d. switc gas     e. switc feeder
Jawab:  A

6. Piranti yang ada di regulator Las Gas Metal, yang dipakai untuk mengetahui tekanan kerja dalam satuan liter adalah :
a. Manometer
b. Simometer
c. Flowmeter
d. Thermometer
e. Isometer
         Jawab:  C

7. Dibawa ini yang bukan termasuk  perangkat yang dipakai untuk proses pengelasan las gas metal adalah:
a. Mesin las DC
b. Tabung gas lindung
c. Flowmeter untuk gas
d. Kabel masa
e. Tang kombinasi
         Jawab:  E

8. Elektroda pada las gas metal berbentuk gulungan dengan panjang biasanya  ratusan meter yang pada umumnya untuk ukuran ? 0,8 – 1,2 mempunyai berat
         A, 12 kg      b, 15 kg       c. 20kg         d. 10kg          e. 5kg
Jawab:  B

9. Mesin las DC merupakan mesin las pembangkit arus DC yang digunakan di dalam pengelasan las gas metal jenis arus yang digunakan adalah :
a, DCRP +      b. DCEN        c. DCEP       d.DCEN +       e. DCRP
Jawab:  C

10. Fungsi dari gas lindung yang digunakan untuk pengelasan las gas metal adalah :
a. Menstabilkan proses pengelasan
b. Mengurangi distorsi
c. Mempercepat proses pengelasan
d. Agar proses pengelasan tidak terkontaminasi dengan udara luar
e. Menghasilkan pengelasan yang sempurna
         Jawab:  D

11. Yang mengatur aliran kawat, gas lindung, dan arus pengelasan adalah :
a. Welding torch
b. Slang utama
c. Corong las
d. Tabung kontak
e. Roll slang
Jawab:  A
12. Jika akan mengelas baja tahan karat austenit, jenis elektroda apa yang akan dipakai adalah ?
 a, ER70S-3     b, ER1100      c, ER70S-6     d, ER1100, ER4043    e, ER80S-D2
Jawab:  C
13. Untuk mengelas alumunium yang dikerjakan pad alas gas metal menggunakan gas…..?
A, Argon dan CO2      b, Argon     c. helium       d. propan        e, jawaban b dan c
Jawab:  E
14. Fungsi elektroda pada proses pengelasan las gas metalah adalah ?
a. sebagai bahan pengisi
b. sebagai pencipta busur dan sekaligus bahan pengisi
c. sebagai bahan utama las
d. sebagai penyambung busur las
e. sebagai bahan tambahan untuk pengelasan
Jawab:  B
15. Jenis bahan pelapis anti karat pada elektroda las gas metal adalah……?
A, Kuningan     b, emas       c, perak       d, tembaga,        e, alumunium
Jawab:  D
16. Diantara  cara yang dapat meminimalkan distorsi adalah……?
a. intermittent welding
b. low amper
c. high contak
d. intermaidite welding
e. main of flow
Jawab:  A
17. Yang disebut tegangan sisa dalam sambungan tegangan adalah….?
a. Radius tester
b. HAZ
c. Rood  residusl
d. Residual Stress
e. Gap residusl
Jawab:  D
18. Untuk menghilangkan tegangan dengan melakukan perlakuan panas disebut……..?
a. Radius tester
b. HAZ
c. Stress Relieving
d. Residual Stress
e. Gap residusl
Jawab:  C
19. Adanya perubahan bentuk yang terjadi akibat pengelasan disebut…………!
a. Crak
b. Overlab
c. Under cut
d. Distorsi
e. Ceropos
Jawab:  D
20. Ilustrasi gambar kerja dibawa ini menunjukkan posisi pengelasan menggunan sambungan………!
 Soal Pilihan Ganda Beserta Jawabannya Tipe  A & B Ujian Akhir Sekolah  Semester Genap Pelajaran  MIG  SMK
a. sambungan tumpul kampu I tertutup posisi horizontal
b. sambungan tumpul kampu I terbuka posisi horizontal
c. sambungan tumpul kampu I tertutup posisi bawa tangan
d. sambungan tumpul kampu I terbuka posisi bawa tangan
e. sambungan tumpul kampu I posisi vetical
Jawab:  B


TIPE SOAL B
1. Proses pengelasan diperlukan persiapan yang baik diantaranya yang termasuk pada persiapan proses tersebut adalah:
a. Jenis mesin dan bahan
b. Jenis bahan dan ampere
c. Tekanan ampere dan bahan
d. Jenis mesin, bahan dan ampere
Jawab:  D

2. Pada proses las TIG memerlukan gas Argon. Gas Argon adalah sebagai :
a. Pembakar
b. Pelindung dan pendingin
c. Penghantar listrik
d. Busur api
Jawab:  B

3. Pada proses las TIG memerlukan tungsten, tungsten yang bagaimana yang diperlukan:
a. Tungsten yang circonium
b. Tungsten yang thorium
c. Tungsten murni
d. Tungsten jenis circonium dan diameter sesuai dengan colled
Jawab:  c

4. Pada proses pengelasan TIG aluminium memerlukan arus yang tepat. Arus apa yang digunakan:
a. Arus bolak-balik (AC)
b. Arus searah (DC)
c. Arus AC, DC sama saja
d. Arus DC (+) atau arus DC (-)
Jawab:  c

5.

Gambar sket di atas termasuk jenis sambungan:
a. Fillet weld                               c. Lap weld
b. Butt weld                                 d. Pad weld
        Jawab:  B

6. Yang harus diperhatikan pada material yang akan dilas adalah:
a. Ukuran kampuh                     c. Jarak mesin las
b. Identitas material                   d. Jenis electrode
       Jawab:  B

7. Alat bantu yang tidak diperlukan dalam pengelasan TIG adalah:
a. Gas argon                              c. Tempat flux
b. Pomap pendingin                  d. Gas oksigen
       Jawab:  D


8. Untuk pengelasan plat tipis polarity yang terbaik bila menggunakan:
a. AC                                         c. DC SP
b. DC RP                                   d. Semua benar
       Jawab:  B

9. Yang tidak termasuk penyebab adanya distorsi pada pengelasan adalah:
a. Tidak adanya pemanasan awal
b. Tidak menggunakan alat bantu jig
c. Skill tenaga las kurang
d. Tidak ada identifikasi material
     Jawab:  A

10. Metode berikut dapat digunakan untuk memeriksa hasil pengelasan sampai ke bagian dalam:
a. Dye penetrant                        c. Metode ultrasonic
b. Metode magnetic                  d. Metode visual
       Jawab:  C


11. Proses pengelasan TIG memerlukan tekanan gas yang seimbang. Berapa tekanan gas kerja yang seimbang tersebut:
a. Sepuluh kali diameter elektroda (tungsten)
b. Sepuluh kali ketebalan benda kerja
c. Sama dengan tekanan isi
d. Sama dengan besarnya tekanan isi dan ketebalan benda
Jawab:  B

12. Hal-hal berikut ini adalah keuntungan menggunakan las TIG dibandingkan dengan las SMAW, kecuali:
a. Permukaan las lebih halus
b. Sangat baik untuk menyambung benda kerja tipis
c. Mudah dioperasikan
d. Mesin las TIG lebih murah
         Jawab:  D

13. Peralatan yang paling sering digunakan untuk memperbaiki hasil pengelasan adalah:
a. Palu                                     c. Gerinda
b. Kikir                                   d. Gergaji besi
        Jawab:  C

14. Pada proses pengelasan las TIG sangat diperlukan peralatan keselamatan kerja, peralatan keselamatan kerja diantaranya:
a. Apron
b. Sarung tangan kulit
c. Kaca mata
d. Sarung tangan kulit, apron, kaca mata dan tang penjepit
        Jawab:  D

15. Pada gambar kerja las pada umumnya berbentuk gambar konstruksi, gambar konstruksi terdiri dari:
a. Pandangan atas, samping, muka
b. Ukuran panjang, lebar, tebal
c. Code pengelasan
d. Pandangan dan ukuran berikut code las
Jawab:  D

16. Hambatan yang terjadi pada proses TIG:
a. Menyetel tungsten                 c. Menghidupkan mesin las
b. Menyetel jarak                        d. Menyetel benda kerja
            Jawab:  A

17. Hal-hal berikut ini adalah penyebab terjadinya banyak spatter pada hasil pengelasan, kecuali:
a. Jarak busur terlalu tinggi       c. Kampuh las kurang bersih
b. Amper terlalu tinggi              d. Skill tukang las kurang
            Jawab:  C

18. Bila terjadi cacat las pada permukaan hal-hal yang tidak boleh dilakukan adalah:
a. Menggerinda cacat las
b. Mengidentifikasi cacat las
c. Memperbaiki tanpa prosedur
d. Melaporkan kepada inspector yang berwenang
            Jawab:  C

19. Manakah yang tidak termasuk parameter pengelasan:
a. Ampere                                  c. Tebal benda kerja
b. Voltage                                  d. Kecepatan
            Jawab:  D

20. Cacat las yang bisa dideteksi dengan cara visual:
a. Slag inclusion                          c. Incomplete fusion
b. Retak dalam                             d. Spatter
             Jawab:  D